Minggu, 31 Mei 2015

Icip-icip Makanan Shah Rukh Khan di Bollywood Resto, Cilegon

Kalau lihat masakan India, terus terang suka langsung teringat dengan Shah Rukh Khan. Kenapa? Kok bukan Shaheer Sheikh? 

Zaman bisa berganti. Saat ini mungkin masa keemasannya Shaheer Sheikh, tapi kenangan menonton film Shah Rukh Khan & Kajol, bersama teman-teman di satu pojok kamar kos Rahayu Jatinangor, selalu terbayang. Kuch Kuch Hota Hae. Pandangan lurus menghadap layar monitor tanpa menengok kanan kiri. Bukannya serius atau tegang sampai ngga sempat tengok kanan-kiri, tapi sedang berurai air mata. Tengsin banget kalau sampe ketahuan nangis. Nangisin film India lagi. Nehi deh! 

Entah kenapa, gara-gara nonton rerun Kuch Kuch Hota Hae di Trans TV beberapa minggu lalu, tiba-tiba teringat masa kuliah dulu. Lebih gilanya, tiba-tiba ngidam ingin icip-icip masakan India. Mungkin alam bawah sadar teringat cita rasa nasi biryani yang hampir setiap hari jadi menu wajib saat di tanah Arab. 

kuliner enakPucuk di cinta, ulam tiba! Saat melintasi daerah Pondok Cilegon Indah, di kawasan pertokoan Giant, mata tertumbuk pada billboard "Bollywood Resto". Hmmm...masakan India nih. 

Akhirnya punya kesempatan icip-icip menu India di Bollywood Resto hari Minggu lalu bersama anak-anak dan si Akang. Sekalian nodong makan enak. 

Ternyata, selain menyajikan menu India, resto ini menyajikan menu Jepang dan menu Indonesia. Baca menunya pusing juga, banyak istilah yang aneh-aneh. Tidak ada keterangan tambahan pulak di menunya, selain judul dan foto. Aku kenalnya cuma nasi biryani, kare, roti paratha. Jadi, kita coba, chicken kare, biryani rice dan roti chapati. Sedangkan Aisya mencoba menu Jepangnya, yaitu nasi bento. 

Hmmm...ternyata nasi biryaninya enak, karenya juga enak dicocol dengan roti chapati. Dan icip es krimnya pun enak. "Enak banget ya Bu, strawberry nya berasa. Coklatnya juga," komentar Caca. 

Senin, 25 Mei 2015

Ada Gas di Mulut Caca


gigi berlubang"Tadi dari salah satu saluran akar gigi keluar darah segar, tetapi saya belum telusuri lebih lanjut," dokter Melanie, dokter spesialis gigi endodontik, menggambarkan struktur gigi dengan 3 saluran akarnya di kartu berobat Caca, "saluran yang ini saya bersihkan dan saya isi dengan antibiotik, jadi tidak perlu minum antibiotik."


"Darah Dok? Bermasalah tidak?" tanyaku khawatir.

"Itu belum saya telusuri lebih lanjut," jawabnya, "mudah-mudah tidak apa-apa. Darahnya segar, kemungkinan ada masih ada jaringan hidup di saluran akar yang dua lagi. Kalau masih ada, berarti nanti kita ambil."

"Jadi gigi mati dong Dok?"

Terus terang aku bingung, kalau gigi mati, kenapa dipertahankan? Kok tidak di cabut saja ya? Bikin ribet saja. Duh, inilah akibat lalai tidak tahu mengenai pertumbuhan gigi permanen anak. Kenapa sampai berakhir di meja dokter spesialis gigi endodontik atau spesialis konservasi gigi, ini berawal dari beberapa minggu lalu.

-----

Gigi Yang Tidak Bisa Diajak Kompromi

"Kenapa nangis Ka?" tanyaku pada Naylal Azka Farid. Suara nyanyian yang ceria dan riang menemani santapan siang. Bunyi dendang botol aqua terdengar nyaring. Salah seorang mengedarkan plastik kecil kepada pengunjung untuk diisi recehan. 

"Sedih dengar lagunya?" tanyaku lagi sambil menyuapkan kupat tahu ke mulutnya. 

"Sakit giginya Bu. Sakitnya sampai ke telinga. Suara gendangnya bikin sakit," jawab Caca meringis memegangi pipi kirinya. 

Tot! Tot! Bunyi klakson bis bersahutan. Asap kendaraan berhamburan dari knalpot bis. "Kalau mau ke Dago, bisnya yang mana ya Mas?" tanya wanita berkerudung putih di sebelahku kepada penjual kupat tahu. "Oh, yang itu Bu. Sebelah bis Damri Leuwi Panjang - Cicaheum ada Damri Leuwi Panjang Dago." 

"Sanmolnya diminum dulu yak. Semalam Dokternya ngga bilang apa-apa?" 

"Ngga Bu, hanya dibilang sikat giginya kurang bersih sama karena banyak makan coklat. Bukan dari tambalannya Bu," jawabnya sambil susah payah menelan tablet Sanmol. 

"Masih sakit Bu. Nyut-nyutan telinganya," kata Azka 30 menit kemudian. 

"Ya, udah nanti kita cari dokter gigi ya di Antapani. Mudah-mudahan dokternya tidak liburan long weekend. Ayo kita harus naik bis dulu ke arah Cicaheum. Tuh bisnya sudah mau berangkat. " 


-----


Gas Yang Terakumulasi


Sanmol 500 gram pun tak mempan lagi menahan sakit giginya Caca. Semakin sore, wajahnya tambah murung, hilang keceriaan yang selalu ada di wajahnya. Aduh, hari libur begini, adakah dokter gigi yang praktek? Batinku.


Alhamdulillah, ternyata di Medika Antapani, ada dokter gigi yang praktek, namanya dokter Benedicta. Tidak menunggu waktu, langsung menuju ke sana, kebetulan rumah adikku dekat dengan klinik tersebut.

Setelah menunggu agak lama, akhirnya, "anak Nayla!" panggil perawat dari dalam ruang praktek. 

"Ini, harus dibongkar Bu," kata dokter setelah memeriksa gigi Caca, "kalau tidak, tetap akan sakit. Sanmol pun tidak akan mempan."

Mendengar kata dokter, Caca langsung berteriak, "jangan dibongkar! Kata dokter di Cilegon ngga boleh dibongkar, soalnya masih sakit," tangisnya.

"Emang boleh ya Dok? Lagi sakit gigi dibongkar tambalannya?" tanyaku, Caca masih tersedu berbaring di kursi periksa.

"Justru harus dibongkar, karena di dalam ada gas yang dihasilkan dari bakteri yang terjebak tidak bisa keluar terhalang tambalan permanennya. Gas ini menekan syaraf di bawahnya, sehingga menimbulkan sakit. Kalau tidak dibongkar, gas akan semakin terakumulasi," jelasnya.

"Kamu mau cepat sembuh ngga? Mau liburannya ngga terganggu sakit?" kata dokter kepada Caca dengan tegas. Caca langsung terdiam.

Proses membongkar tambalan berlangsung cepat.  "Obatnya dilanjutin saja yak. Saya akan memberikan surat rujukan untuk perawatan lanjutan di Cilegon" kata dokter sambil menuliskan sesuatu di kertas periksa.

"Obatnya yang dikasih antibiotik dan sanmol Dok, 3 x 1 tablet," aku menunjukan obat-obatan Caca. "1 tablet?" dengan muka sedikit terkejut, dokter melihat kemasan obatnya, "cukup 1/2 tablet saja Bu. Kebanyakan kalau 1 tablet."

Deg! Rasanya seperti ditampar dan ingin marah, bisa-bisanya dokter sebelumnya memberikan obat terlalu banyak. Memang sebelumnya sedikit ragu, biasanya sanmol 500gr adalah untuk ukuran dewasa. Sepanjang perjalanan pulang, tak henti-hentinya kusesali karena tidak teliti bertanya dan langsung memberikan obat-obatan tersebut.

Besoknya, Caca sudah kembali ceria, dan

-----

Bakteri Yang Bandel

Setelah konsultasi dengan Suster Rani di klinik perusahaan, akhirnya aku putuskan untuk melanjutkan perawatan gigi Caca di dokter Ane Rufaida. Menurut Suster Rani, dokter Ane, dokter yang bagus di area Cilegon dan Serang. "Orangnya juga asyik," kata Suster Rani.

Setelah melihat rujukan dokter di Bandung, dokter Ane, mengganti obat di dalam gigi Caca dan menambalnya sementara. Masih harus satu kali datang lagi untuk melihat perkembangannya, dan ditambal permanen, jika memungkinkan. Dokter Ane juga terkaget-kaget mendengar sanmol 500gr diberikan kepada Caca. "Dokter siapa yang ngasih resep obatnya?" tanyanya dengan suara sedikit kencang. 

"Bu, kalau ibu bingung, ini kan 500gr. Ingat saja, 500gr itu dosis orang dewasa," jelasnya.

"Iya, Dok, waktu itu baru diminum 3x, selebihnya 1/2 tablet atas anjuran dokter di Bandung."

Setelah seminggu berjalan, waktunya untuk cek gigi lagi. "Mudah-mudahan, bisa langsung ditambal permanen ya," kataku sambil membelai rambut Caca. Caca hanya mengangguk. "Masih terasa sakit?"

"Udah tidak sakit," jawabnya. Antrian dokter gigi lumayan lama. Padahal tadi berusaha datang lebih awal, tetapi tetap saja kebagian nomor urut 10. Aduh, dari jam berapa orang-orang ini datangnya. Di sini, memang sedikit berbeda, walaupun telah mendaftar sebelumnya, yang diakui adalah berdasarkan kedatangan.

Sudah mendekati jam 9 malam. Mata sudah mulai teler berat. Untungnya anak-anak masih liburan sekolah, jadi tidak terlalu masalah jika pulang malam, dan aku pun besok cuti. Semoga, langsung beres, jadi tidak mesti mengantri seperti ini lagi. Akhirnya giliran Caca tiba. Dokter membuka tambalan sementaranya, dan rupanya tidak selesai di sini. Menurut dokter, giginya kotor terus, dan dokter meminta dilakukan rontgen gigi, untuk mengetahui permasalahannya.

alat rontgen gigi
Peralatan Rontgen Gigi
Satu-satunya yang bisa melakukan rontgen gigi adalah Rumah Sakit Krakatau Steel. Jadilah keesokan harinya pergi ke Rumah Sakit KS, untuk rontgen gigi Caca. Rupanya untuk rontgen bisa langsung ke bagian radiologi, tanpa mendaftar di bagian depan. Radiologi letaknya di sayap kanan Rumah Sakit KS. 

Tidak memerlukan waktu lama untuk rontgen gigi. Hasil rontgen pun langsung jadi, tanpa harus menunggu berjam-jam. Alat rontgen giginya lucu, mirip di pesawat-pesawat luar angkasa. Ketika rontgen sedang berlangsung bagian yang mengelilingi kepala berputar-putar, seperti sedang scanning.

Caca diminta untuk menggigit bagian yang mirip pipa besi, dan tidak melepaskannya sampai alat berhenti berputar.

Prinsip kerja rontgen adalah menggunakan sinar X. Nah, sinar X ini ditemukan oleh Wilhelm Conrad Rontgen yang berkebangsaan Jerman, melalui percobaan menggunakan sinar katoda.

Jadi, alat rontgen ini membantu dalam membantu diagnosa dokter. Kebayang seadainya, dunia tanpa alat rontgen, hmmm...kira-kira seperti apa ya? Mungkin seperti kasus giginya Caca, dokter hanya bisa mengandalkan meraba-raba.

Menurut dokter Ane, setelah melihat hasil rontgennya, ada peradangan di bawah akar gigi, oleh sebab itu dokter merujuk ke spesialis untuk dilakukan perawatan lebih lanjut terlebih dahulu. "Yang bagian hitam ini menunjukkan perarangan," dokter menunjuk pada area di bawah benda-benda putih yang tumpang tindih.

"Oh, begitu," aku mengangguk-angguk, tapi terus terang agak bingung, kok bisa tahu warna hitam itu peradangan. Ah, dokter kan lebih tahu.

Jadilah kita bertemu dokter Melanie, dokter gigi spesialis konservasi gigi (endodontik), lulusan UNPAD, yang hanya satu-satunya searea Cilegon dan Serang.

Gigi Permanen Tumbuh Usia 6 Tahun. Ada Yang Tidak Tahu?

Dokter Melanie menjelaskan, kebanyakan orang tua kecolongan mengenai gigi geraham pertama atau sering disebut first molar ini, disangka gigi susu, padahal gigi permanen. Gigi geraham permanen ini tumbuh pada usia anak 6 tahun dan gigi menjadi sempurna pada sekitar usia 10-11 tahun. Terkadang orang tua membiarkan gigi ini rusak, karena berpikir gigi ini akan tergantikan, tetapi sebetulnya tidak.

"Ini kan kategorinya perawatan gigi mati. Kenapa mesti dipertahankan? Ada konsekuensinya tidak jika dicabut?"

Gigi yang dicabut tidak bisa tumbuh lagi. Jika dicabut pada usia terlalu dini, akan mempengaruhi kebiasaan makan, yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Gigi geraham ini berfungsi untuk mengunyah, sehingga jika dicabut, makan menjadi tidak nyaman, dan juga bisa menimbulkan rasa sakit di persendian rahang.

Jadi, jangan anggap remeh pertumbuhan gigi geraham pertama ini ya. Mumpung belum terlambat, buat para ibu yang anaknya masih dalam usia tumbuhnya first molar, ayo rawat gigi anak dengan baik, jangan kayak saya, kecolongan.




Wisata Edukatif Murah Meriah

Paling sulit cari tempat wisata yang tidak hanya menarik tetapi juga mengandung unsur edukasi buat anak. Buat para emak, mungkin pernah mengalami bagaimana susahnya cari tempat wisata seperti ini. Ngubek-ngubek seharian di internet, mana yang kira-kira tempatnya asyik, tidak terlalu jauh dan yang pasti murah meriah. 

traveling murah
Kemana lagi yak minggu ini?
Sebagai ibu, tentunya senang kalau anak-anak menikmati liburannya dengan ceria. Hanya saja terkadang tempat wisata seperti ini sulit ditemukan, apalagi di daerah Cilegon dan Serang, yang kebanyakannya wisata mall atau kulinet. Bisa juga sih sebetulnya wisata alam, karena daerah Banten kaya akan wisata alamnya. Hanya saja jauh dan jalanan jelek! Ah, alasan aku kali yak yang bosan dengan pantai, karena setiap hari kerja pun, pantai bisa terlihat jelas dari tempat kerja. Biasa, terkadang rumput tetangga terlihat lebih hijau. 


Setiap Sabtu dan Minggu, alhasil, berpikir keras, mau kemana yak kali ini? Masa keliling mall lagi? Atau seharian di rumah? 


Tetapi akhirnya aku berpikir, bahwa wisata edukasi tidak melulu harus ke tempat yang mahal, jauh, atau yang fasilitasnya lengkap. Tidak mesti harus ke science center, kidzania, taman mini, museum dan sebagainya. Keseharian kegiatan yang membuat mereka terkesan, takjub, merangsang pertanyaan mereka, bisa dibilang wisata edukatif juga. Ya tentunya bagus seandainya memungkinkan ke tempat-tempat seperti disebut di atas. 


Nah, hal-hal seperti berikut, walaupun sederhana dan mungkin buat banyak orang tidak menarik, tetapi buat Caca dan Aisya merupakan pengalaman tersendiri. 

1. Naik Kereta 

Naik Kereta? Yup! Pulang pergi Cilegon - Tanah Abang dengan kereta ekonomi di pagi hari, dan pulang kereta AC ekonomi dari Tanah Abang. Ah, ini mah sebetulnya emaknya yang pengen belanja ke Tanah Abang. Haha. 

Tapi betul lho, anak-anak merasa senang menaiki kereta api pertama kalinya. Walaupun kereta berhenti di setiap stasiun dan sampai siang hari di Tanah Abang (iyalah, Rp5.000, masa ingin cepat!), anak-anak ceria mengamati kondisi sekitarnya. Penumpang yang naik turun, suara peluit kereta api, penjual asongan, atau ibu sebelah yang ngomong ngga berhenti-berhenti. Dari wajah anak-anak yang serius mengamati dan bisikan pertanyaannya, menunjukkan keantusiasan mereka. 


2. Naik Bis Luar Kota 


traveling murah
Heboh di bis antar provinsi
Pengalaman menaiki bis luar kota dari Cilegon - Bandung menaiki bis antar provinsi yang luas dan bis Bandung - Cilegon, juga memberikan pengalaman berbeda buat Caca dan Aisya. 

Sebetulnya buat emaknya juga sih, yang baru kali ini naik bis lintas provinsi Aceh - Bandung, dan tercengang dengan lamanya perjalanan dan keakraban para penumpangnya. 


Lain halnya saat naik bis dari Bandung ke Cilegon. Anak-anak terpana, melihat para penjual asongan yang menawarkan dagangannya. Saat pedagang menaruh donat atau kacang di pangkuannya, Caca bertanya, "emang kita beli Bu?" 


"Kalau mau beli, nanti dibayar. Kalau tidak beli juga tidak apa - apa, nanti dikembalikan saja," jelasku. 


"Kok aneh sih Bu, ngga mau beli kenapa dikasih ke Dede?" lanjut Aisya. 

"Biar yang mau beli bisa melihat - lihat dulu sebelum beli," jawabku lagi. 

Belum lagi saat ada penyanyi jalanan yang membawakan lagi Ebiet G. Ade, mereka cekikikan, karena si penyanyi terlihat begitu penghayatan menyanyikan lagunya. Aku juga agak tersenyum mendengar lagu tentang permintaan suami agar istrinya menjaga kehormatan selama ditinggalnya, entahlah kata penyanyinya itu lagunya ust. Jeffry al Bukhori. Yang bikin tercengang sih, sebelum menyanyikan lagu, diawali dengan pesan-pesan dan puisi. Rangkaian kata pengantarnya bagus sekali, cocok dengan lagu yang dinyanyikannya. 

Setelah menyanyikan 5 lagu, Anak-anak berlomba-lomba menjatuhkan uangnya di kantung plastik penyanyi jalanan ini. Aisya dengan senang dan bangganya bilang, "Ibu, kepala aku diusap, didoa'in lho." 


Mendengar alunan lagu penyanyi jalanan ini mengingatkan dulu zaman waktu masih kuliah di Bandung. 

Selain pedagang makanan, buku dan majalah, penyanyi bis kota, ternyata jualan di bis sekarang tambah bervariasi. Charger, powerbank, sampai buku trik sulap ada. Caca sampai penasaran membeli buku yang tadinya tidak ada gambar menjadi ada gambar kemudian menjadi berwarna, karena kehebohan penjualnya yang memperagakan barang dagangannya. 


Banyak pelajaran yang bisa di ambil, bagaimana memilih bis di terminal berdasarkan jurusan, menolak dengan halus penjual barang, melihat keterampilan orang berbicara, bernyanyi dan berpuisi, dll. 

3. Naik Angkot 

traveling murah
Ngangkot yuk!
Haha, naik angkot jadi wisata edukatif juga? Di Serang, rute angkot suka - suka penumpangnya, begitulah yang kupelajari pas pertama kali menginjakan kaki di daerah Banten ini. Kalau tidak bersama teman, ogah deh naik angkot di Serang, secara jalurnya membuat bingung. 

Suatu ketika ingin ke Rumah Dunia di daerah Serang, tetapi si Akang harus jaga warung. Ya, akhirnya memberanikan diri naik angkot bersama Caca dan Aisya. Naik turun angkot, bertanya rute sana sini, ngobrol dengan sesama penumpang angkot, berjalan melewati sawah dan menemukan tumbuhan unik. Perjalanan ini mereka sebut "berpetualang di Serang", haha. Sore harinya, mereka sibuk bercerita pada ayahnya, bagaimana mereka menemukan buah yang aneh. Itu loh, biji yang suka dipakai buat tasbih, apa yak namanya? Kok aku lupa. Bentuknya bulat kecil berwarna putih. 


4. Belanja di Pasar / Supermarket
traveling murah
Ayo, cabenya dihitung!
Aku pikir, belanja di pasar ini, bisa dijadikan wisata edukasi dan harus diperkenalkan sedini mungkin. Kedua anakku berbeda, yang bungsu sangat menikmati berada di pasar, sedangkan yang sulung 180o dibandingkan si kecil. Melewati daerah yang becek, teriak-teriak sambil mengangkat kaki tinggi-tinggi, dan jika melewati area ikan, daging atau ayam, sibuk menutup hidungnya. Ini bagaikan Amber dan Sofia di Sofia the first. Amber yang pemilih dan Sofia yang sederhana. 

traveling murahDi pasar, anak bisa belajar mengenai jenis-jenis sayuran, buah-buahan, lauk pauk, juga mengamati prilaku penjual dan pembeli. Tidak hanya itu, anak juga bisa belajar matematika sederhana. 

Belanja di supermarket pun, saat belanja bulanan, kita bisa bawa si kecil. Suruhlah dia memilih buah-buahan sendiri, memasukan ke dalam kantong plastik, menghitung buah, dan menimbangnya. Minta juga anak-anak membayar di kasir, sambil kita amati. Nah, semua kegiatan bisa jadi kegiatan edukatif bagi anak-anak kan?

5. Bermain di Taman Kota 


traveling murah
Olahraga di Krakatau Junction

Setiap kota pasti mempunyai taman kota, atau area umum yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk berkumpul atau melakukan kegiatan positif lainnya. 

Bandung mempunyai gubernur dan walikota yang peduli akan manfaat ruang publik terbuka. Di Bandung banyak taman yang bisa dimanfaatkan masyarakat sekitar. Ada alun-alun Bandung, taman lansia, taman film. Bandung tea, meuni hebring! 


traveling murah
Sore di alun-alun Serang
Nah, kalau di Cilegon, ada jogging track di kawasan propelat KS. Tiap hari Minggu, ada car free day, juga kegiatan senam bersama. Anak-anak bisa bermain menggunakan fasilitas mainan yang ada di kawasan Krakatau Junction, atau bermain inline skate. 


Nah itu area publik di Cilegon. Di Serang ada taman kota yang lebih besar, di dekat alun-alun. Banyak warga memanfaatkan alun-alun kota Serang untuk berbagai macam kegiatan, dari hanya sekedar bermain, latihan karate, ada juga group cosplay loh. Kalau di kota lain seperti apa taman kotanya? 

Itulah contoh kegiatan-kegiatan edukatif murah meriah yang bisa dilakukan bersama anak-anak. Masih banyak sebetulnya kegiatan edukatif lainnya. Sharing yuk, kegiatan edukasi apalagi yang biasa dilakukan bersama anak-anak...

Jumat, 22 Mei 2015

Kuliner Serang: Cari Keringat di Warung Makan Ibu Rika

Ngomong-ngomong tentang cari keringat, teringat seorang Uni asli Padang, yang selalu kepikiran hal yang ngga kepikiran orang lain. Istilahnya out of the box mungkin kalau zaman sekarang. 
kuliner
Siap-siap cari keringat
Cari keringat terbayang dipikiran identik dengan olah raga atau melakukan aktivitas sehingga menghasilkan keringat. Jadi ketika teman, saudara atau kerabat mengajak mencari keringat bisa diartikan teman, saudara atau kerabat tersebut sedang mengajak kita untuk berolah raga. Lain lagi buat Uni, ketika temannya mengajak cari keringat, jogging di stadion olah raga, Uni malah mengajak temannya untuk mencari keringat di tempat lain.

"Mending lo ikut gw, ntar gw tunjukin tempat yang bisa ngeluarin keringat banyak", kata Uni. Dan berakhirlah di sebuah warung soto. 

"Makan soto panas juga kan menghasilkan keringat. Ngga mesti capek lari-lari", dalih Uni. 

Ternyata memang omongan Uni ada benernya juga. Siang hari makan di rumah makan Bu Rika di pinggiran kota Serang, arah menuju Pandeglang, makan ayam goreng, sayur asem panas, plus sambel, dijamin berkeringat brobosan. Sambelnya mantap bingitz, extra pedas, dijamin ketagihan datang lagi. Jadilah siang ini kita cari keringat di sini, ga pake cape, perut kenyang! Keringatan lebih dari lari 45 menit. 

kuliner
Menu Ayam Kampung Goreng Favorit
Sedikit cerita tentang rumah makan Ibu Rika, tempat makan ini tergolong sederhana. Menu yang disajikan adalah masakan rumahan. Ketika memasuki ruangan, di depan kita terpampang deretan panjang masakan dari mulai pepes jamur, oreg tempe, sayur pare, sayur bayam, ayam, pepes ikan, tumis jamur, dan lainnya. Kita tinggal memilih makanan yang disukai, kemudian kita bisa makan sambil duduk lesehan di bale bambu.


kuliner
Menu Yang Berjejer di Meja Panjang
Ada juga menu yang tidak tersedia di deretan meja itu, seperti ayam kampung goreng, sayur asam, sop daging. Nah, favorit aku sih ayam kampung goreng bersama sambel uleknya. Dicoba deh kalau penasaran. Aksesnya gampang kok, jalanan menuru arah Pandeglang, sebelum SMAN 2 Serang.


kuliner
Tampak Depan Rumah Makan Bu Rika

Minggu, 17 Mei 2015

Wedding

"When the sunlight touches the ground, I miss you. When the shadow of moonlight slowly climbs up, I miss you.


Bait puisi di atas dikutip dari drama Korea Wedding yang dibintangi Ryu Siwon dan Jang Nara.

drama korea review
Wedding ini adalah drama Jang Nara pertama yang aku tonton, dan sampai sekarangpun, walaupun kualitas drama Korea sudah semakin canggih, drama ini tetap meninggalkan kesan setiap kali nonton ulang. Ngga ngebosenin.

Ceritanya sih sederhana, mengenai apa yang terpenting dalam pernikahan. Kebanyakan drama Korea bercerita pra nikah kemudian diakhiri adegan pernikahan pemeran utama, dan diceritakan happily ever and after. Nah, drama yang satu ini malah lebih banyak menceritakan konflik rumah tangga.

Diawali dengan satu kebohongan, pernikahan Han Seung Wo (Ryu Siwon) dan Lee Sena (Jang Nara) mengalami up and down. Sebetulnya kebohongan ini tidak disengaja, tetapi akhirnya menimbulkan satwa sangka di antara keduanya, ditambah pula beberapa keadaan yang mau tidak mau menambah ruwet permasalahan mereka. Terlebih lagi pernikahan mereka memang awalnya karena perjodohan.

Lee Sena dibesarkan di keluarga berkecukupan dan sangat disayang oleh kedua orang tuanya. Ia tumbuh menjadi gadis yang ceria dan selalu memandang dunia dengan positif. Ia tidak pernah merasakan terluka dan naif mempercayai bahwa cinta dapat mengatasi segala permasalahan.

Suatu hari Lee Sena bertemu dengan Han Seung Wo dalam blind date. Han Seung Wo sendiri adalah seorang diplomat muda, berasal dari keluarga biasa, menyukai kesederhanaan. Meskipun ia menpunyai sifat yang jujur, tetapi Seung Wo sedikit kaku, dan sulit memahami perasaan orang lain ataupun mengekspresikan perasaannya sendiri. Sena langsung jatuh hati pada Seung Wo, saat pertemuan mereka yang pertama tersebut. Sebelum berpisah, Seung Wo mengajukan pertanyaan pada Sena, “what is the most important thing in married?”

Seung Wo tidak berminat untuk melanjutkan ke pertemuan berikutnya, kertas yang bertuliskan nomor telpon Sena pun sudah dibuangnya. Mungkin Seung Wo berpikir, kehidupan mereka berdua jauh berbeda. Selain itu, ternyata Seung Wo masih punya perasaan terhadap teman masa kecilnya Shin Yoon Su (Myung Se Bin) yang sedang berada di Jepang bersama pacarnya Seo Jin Hee (Lee Hyun Wu).  Sena yang penasaran atas jawaban pertanyaan Seung Wo, menghubunginya terlebih dahulu, saat Seung Wo sedang memilih dasi di sebuah supermarket. Sena semakin menyukai Seung Wo, saat ia melihat Seung Wo menenangkan anak kecil yang menangis kehilangan ibunya.

Mereka berdua pun berjanji untuk bertemu kembali. Tetapi, Seung Wo memutuskan untuk tidak jadi menemui Sena setelah tahu bahwa bibinya yang mengatur blind date karena merasa berhutang budi kepada keluarga Sena yang telah membantu keuangan keluarga bibinya tersebut. Seung Wo merasa tidak enak karena seolah-olah mengambil kesempatan dari keluarga Sena yang kaya raya.

Mengetahui alasan tersebut, Sena bilang tidak merasa keberatan, dan ia melamar Seung Wo di atas jembatan penyeberangan saat hujan turun dengan membacakan puisi di atas. Sebelumnya Sena tahu bahwa Seung Wo menyukai puisi tersebut, terinspirasi oleh gurunya yang melamar istrinya dengan membacakannya. Seung Wo pun, melihat ketulusan Sena, terlebih lagi mendengar Shin Yoon Su akan menikah, memutuskan menerima Sena, menikahi dan memulai kehidupan bahagia melupakan Shin Yoon Su.

Konflik masih berlanjut. Saat pesta pernikahan, Sena menyadari bahwa Seo Jin Hee tunangan Shin Yoon Su adalah pria yang dikenalnya satu hari di Eropa dulu. Sena dan Seo Jin Hee pernah saling suka dalam pertemuan satu hari tersebut. Sekembalinya ke Korea, Sena tidak menghubungi Seo Jin Hee kembali. Aku pikir sih, mungkin karena Sena takut terluka.

Walaupun tidak terjadi apa-apa antara Sena dan Jin Hee, tetapi Sena merasa bahwa dirinya telah berbohong pada Seung Wo, karena pernah mengatakan Seung Wo adalah pria pertama baginya. Walhasil, perjalanan bulan madu ke Jepang pun berantakan karena perasaan bersalah Sena, walaupun Jin Hee menemuinya di Jepang dan bilang untuk merahasiakan pertemuan mereka di masa lalu dari Seung Wo dan Yoon Su.

Sekembali ke Jepang, sifat yang saling bertolak belakang sering menimbulkan salah paham di antara mereka. Misalnya ketika orang tua Sena menghadiahkan rumah dan mobil, Seung Wo menolaknya karena tidak mau dikatakan memanfaatkan kekayaan orang tua Sena. Sena merasa bahwa Seung Wo tidak menghormati orang tuanya yang berupaya menyenangkan anak-anaknya.

Pertengkaran demi pertengkaran pun muncul, seiring dengan Sena mengetahui bahwa perempuan masa lalu Seung Wo adalah Yoon Su. Sena pun mulai timbul rasa tidak percaya diri dan cemburu melihat kedekatan baik Seung Wo maupun ibunya dengan Shin Yoon Su. Puncaknya adalah ketika hubungan Yoon Su dengan Jin Hee mulai retak, karena Yoon Su lebih memilih merawat ibu Seung Wo yang sakit-sakitan di desa. Yoon Su pun mengetahui bahwa Jin Hee pernah mempunyai perasaan terhadap Sena di masa lalu. Kondisi ini menyebabkan Yoon Su sering mencari perlindungan kepada Seung Wo, padahal Seung Wo sendiri sudah berjanji pada Sena untuk tidak menemui Yoon Su kembali. Nah, Yoon Su sendiri ternyata sebetulnya suka sama Seung Wo sejak lama. Tetapi Yoon Su menyadari bahwa ibunya Seung Wo tidak akan merestui hubungan tersebut, sehingga walaupun tahu perasaan Seung Wo padanya, Yoon Su lebih memilih diam.

Sialnya, selalu saja Sena mengetahui Yoon Su dan Seung Wo saling bertemu, entah dari temannya atau teman Seung Wo, atau memergokinya. Jadi deh, Sena semakin hilang kepercayaannya terhadap Seung Wo, walaupun Seung Wo berusaha mati-matian untuk mempertahankan pernikahan mereka. Sebetulnya di sini, Seung Wo sudah mulai menyukai Sena, hanya saja masih bingung dengan perasaan bertanggung jawab terhadap kehidupan Yoon Su.

Di episode-episode akhir, Seung Wo diharuskan memilih siapa yang akan di ajaknya ke Amerika. Sena, istrinya atau Yoon Su yang meninggalkan Jin Hee dan tinggal di desa semata-mata untuk mengurus ibunya Seung Wo yang sakit parah. 

Tonton sendiri ya dramanya, dijamin tidak mengecewakan.

Yang aku suka di sini adalah sikap orang tuanya Sena. Walaupun mereka berasal dari keluarga kaya raya, tetapi tidak sombong. Ayah & Ibunya Sena penuh kasih sayang dan hangat, walaupun Ibunya Sena selalu kebagian jatah tidak enaknya, seperti masak dan beres-beres rumah Sena karena ayahnya khawatir anak kesayangannya kecapaian. Lucunya lagi, ayah Sena ini malah jadi lebih sayang sama Seung Wo dibanding Sena, padahal sebelumnya Sena mania. 

Di saat Seung Wo dan Sena dalam kondisi perang dingin, kedua orang tuanya Sena berusaha mencairkannya. Saat Ibunya Seung Wo meninggal pun, Ayah & Ibunya Sena langsung membatalkan perjalanan mereka keluar negeri. Malah ayahnya Sena sangat kecewa kepada Sena, karena meminta bercerai saat Seung Wo kehilangan ibunya. "Keluarga itu harus saling mendukung di saat kesusahan," kata ayah Sena.

Yang paling ku suka lagi adalah pusinya. Katanya puisi ini ditranslate dari puisi Johann Wolfgang von Goethe. Puisi lengkapnya ini ya:
"When the sunlight touches the ground, I miss you. When the shadow of moonlight slowly climbs up, I miss you. When the dust finally settle down, I'd see you. Meeting in the deep night, i still can see your shadow. When the waves crash, I hear your voice. As everyone falls asleep in the midst of the quiet forest, I hear your voice. No matter how far, I'd be by your side. The sun is setting, soon the stars will shine upon us. Ah, if only you are here. You'd be by my side when the sun sets and the stars shine. Ah, if only you're by my side. 



Sabtu, 16 Mei 2015

Ditatap Prabu Siliwangi di Keraton Pakungwati Cirebon

“Ke Cirebon yuk,” ajakku ke Mamah Yani, “aku belum pernah ke Keraton Cirebon lho Mam, selama ini.”

“Duh, pasti lagi rame. Di Keraton udah siap-siap acara Muludan.”

“Ngga apa-apa Mam, sekalian jalan-jalan yuk. Masa liburan di rumah terus,” rajukku.

Jadilah, kita ke Cirebon. Pagi-pagi dari Kuningan menuju Cirebon, melewati daerah Linggarjati, tempat berlangsungnya perjanjian Linggarjati zaman dulu. Terletak di antara kota Kuningan dan Cirebon. Suasananya dingin dan sejuk, karena tepat berada di bawah kaki Gunung Ciremai. Di sini juga, terkenal dengan pemandian air panasnya. Malah sempat ada wacana Chevron akan memanfaatkan tenaga panas bumi di kawasan daerah Gunung Ciremai ini.

Well, tapi saat ini kita bukan akan membahas mengenai Linggarjati. Lain waktu ya!

Kita, kali ini menuju kawasan Keraton Cirebon. Ada 2 keraton sebetulnya, Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman. Kasepuhan berasal dari kata “sepuh” yang berarti “tua”, sedangkan kanoman, berasal dari kata “anom” alias “muda”. Jadi dahulu kala, ceritanya kerajaan Cirebon memiliki dua ahli waris, sehingga untuk menghindari perpecahan, keraton dibagi menjadi dua.

Kemana yak? Kasepuhan atau Kanoman? Akhirnya diputuskan ke Keraton Kasepuhan. Pemandu jalan sudah siap memandu begitu memasuki daerah Cirebon. Belok kanan, belok kiri, lurus, ikutin angkot itu, sepanjang jalan menuju Keraton Kasepuhan, Mamah Yani memandu. Ya iyalah, hapal, secara sedari kecil tinggal di Cirebon! Buat Mamah Yani mah, Cirebon daerah kekuasaan.

“Dompet, tas ditaruh di depan yak. Hati-hati! Sudah mulai ramai persiapan Muludan,” Mamah Yani tak henti-hentinya memberi intruksi.

“Siap Mam. Laksanakeun!”

Dan betul saja, suasana sudah ramai. Bingung masuk lewat mana. Di depan kami berderet lapak-lapak dagangan, mulai dari sepatu, pakaian, pecah belah, makanan, martabak, manisan khas Cirebon, mainan anak-anak.

“Mam, ngga salah nih kita?” ku colek Mamah Yani, “ini mah pasar,” kataku celingukan menemukan jalan masuk ke Keraton Kasepuhan.

“Dulu sih disini,” jawab Mamah Yani, “coba tanya-tanya,” ajaknya lagi. Ceu Yuyus, mesem-mesem aja sambil menggandeng tangan Aisya. Sedangkan si Akang, sudah melaju duluan di depan,  percaya diri walaupun salah jalan! Hihi.

Setelah keliling-keliling sambil tanya-tanya, akhirnya kita melihat gerbang masuk. Dugaanku sih seharusnya kita tidak jalan sejauh tadi, mestinya ada jalan pintas. Cuma mungkin diputar-putar biar sekalian lihat-lihat barang dagangan. Walhasil, sebelum masuk gerbang sudah menggondol sepatu frozennya Azka dan Amrita.

Keraton Pakungwati
traveling keraton pakungwati
Keraton Pakungwati

Masuk gerbang pertama, layaknya gerbang-gerbang candi di daerah Jawa yang berbentuk candi bentar, terbuat dari tumpukan batu-bata. Setelah membeli karcis, ternyata masih ada kotak amal yang harus diisi. Eh, ternyata di depan ada gerbang lagi, ada kotak amal lagi. Jadi setiap memasuki pintu gerbang ada kotak amal yang kita bisa isi seiklasnya. Entahlah, apakah seperti ini rutin, atau karena berhubung ada acara Muludan.

Inilah Keraton Kasepuhan, atau Keraton Pakungwati. Pakungwati adalah istri Sunan Gunung Jati, yaitu Ratu Dewi Pakungwati putri dari Pangeran Cakrabuana.

Kereta Singa Barong

Masuk ke area museum Kereta Singa Barong di sisi kiri pintu masuk, di halaman depan terdapat sebuah kereta kencana duplikat Pedati Gede Pekalangan. Di dalam museum, terlihat kereta kuno yang diberi nama Kereta Singa Barong. 

Kereta ini berkepala naga, berbelalai gajah yang memegang trisula dan bersayap seperti garuda, sebagian menganggapnya buraq. Konon kepala naga mengambarkan persahabatan dengan Tiongkok, Gajah melambangkan persahabatan dengan India, sedangkan buraq melambangkan persahabatan dengan mesir.