Rabu, 30 September 2015

Still Life Photography Workshop Bersama Raiyani Muharramah

lokal brand lebih keren
Smesco Rumahku
Para peserta langsung berpencar di lantai 15 UKM Gallery gedung Smesco Jakarta. Mereka ditugaskan untuk berburu objek di anjungan-anjungan nusantara sebagai penerapan dari materi Still Life Photography yang dibawakan oleh Raiyani Muharramah, fotografer kawakan yang sudah sering memenangkan lomba fotografi.
Acara workshop Still Life Photography diadakan dalam event Smesco Indonesia Netizen Vaganza 2015. Ini merupakan salah satu workshop gratis dalam event tersebut yang terbuka bagi umum, khususnya bagi para netizen.

Apa itu still Life Photography?

Still Life berasal dari kata "still" yang bisa diartikan diam atau mati dan "Life" yang berarti hidup atau kehidupan. Jadi Still Life Photography adalah salah satu cabang dalam fotografi yang membuat benda mati seolah terlihat hidup dalam sebuah foto. Bagaimana membuat foto benda-benda mati menjadi menarik.

Apa Kegunaan Still Life Photography?

lokal brand lebih keren
Topi Toraja UKM Gallery
Still Life Photography ini menurut Raiyani M, sangat penting bagi netizen. Raiyani mengatakan lebih lanjut bahwa menulis dan fotografi sekarang menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Banyak tulisan bagus tetapi tidak didukung oleh foto yang bagus, menyebabkan karya tulis tersebut tidak begitu dinikmati. Kedepan, jika seorang penulis atau seorang fotografi ingin mempunyai added value, masing-masing harus melengkapi kekurangannya. Fotografer akan lebih andal jika dia mempunyai keahlian menulis.
Still life photography juga berguna bagi yang menekuni bisnis online. Bagaimana orang akan tertarik membeli produk kita jika fotonya tidak menarik. Atau kita sembarang comot foto di internet, bisa jadi pelanggan kecewa karena produk yang kita jual tidak sesuai foto.
Raiyani menceritakan bahwa ada seseorang pernah meminta saran ketika hendak berjualan kue-kue. Dengan tips still life photografi, si penjual ini melakukan pemotretan produk dan memasangnya online. Sekarang bisnisnya sudah berkembang dan menerima banyak pesanan dengan adanya foto yang menarik tersebut.
Nah, sekarang pertanyaannya adalah bagaimana menghasilkan sebuah foto yang berkualitas? Apakah kita perlu memiliki gadget canggih untuk memotret?

Menghasilkan Foto Berkualitas

1.   Alat untuk memotret

Untuk menghasilkan sebuah foto, tentunya kita harus mempunyai alat untuk memotret. Apa saja alat-alat itu?
a. Pocket camera alias kamera saku
b. Kamera handphone/smartphone
c. Kamera DSLR
Mana yang paling bagus?
Smesco Indonesia
Batik Kalteng UKM Gallery
"Yang paling bagus adalah kamera punya sendiri," tegas Raiyani. Kamera manapun tidak menjadi masalah, "jangan jadikan alasan karena tidak punya DSLR, tidak bisa menghasilkan foto yang bagus," lanjut Raiyani.
Kamera handphone saat ini sudah menjadi kebutuhan para netizen, baik itu untuk sekedar update status di facebook, instagram atau path, maupun untuk keperluan mendukung tulisan di blog. Oleh karena itu, untuk mendukung keperluan para netizen ini, produser smartphone berlomba-lomba menanamkan fitur kamera dengan spesifikasi yang semakin wah. Tak jarang kamera smartphone bisa mempunyai pixel yang tinggi.
Raiyani membeberkan bahwa kamera handphone pun bisa menghasilkan foto yang tak kalah bagusnya. Semua tergantung the man behind the gun. Punya DSLR yang mahalpun percuma jika tidak bisa memakainya.

2.   Kemampuan Penataan

Smesco Indonesia
Patung Papua UKM Gallery
Setelah kita mempunyai kamera, hal yang lain yang perlu diperhatikan dalam pengambilan suatu foto adalah kemampuan penataan yang mana hal ini tidak lepas dari unsur atau elemen dalam fotografi.
Penataan yang baik akan menghasilkan foto ekspresi yang bernilai seni. Foto bisa dijadikan tumpahan ekspresi hati, misalkan sebuah daun dengan tambahan efek butiran air yang berjatuhan seolah menggambarkan hati yang sedang sedih.
Nah, untuk menghasilkan foto yang baik, kita juga harus memahami unsur-unsur dalam fotografi. Tentunya banyak unsur  yang mempengaruhi kualitas foto, tetapi karena waktu workshop hanya sekitar 2 jam, Raiyani Muharramah menjelaskan beberapa poin penting dan tips untuk menghasilkan foto yang indah.
a. Sudut Pengambilan (angle)
Suatu foto objek akan terlihat berbeda jika diambil dengan sudut pengambilan yang berbeda. Kita dapat mengambil foto suatu objek dari arah depan, atas ataupun diagonal.
Angle mana yang bagus? Menurut Raiyani, pada saat belajar, ambilah foto dengan berbagai sudut pengambilan. Nanti dengan berjalannya waktu, kita akan tahu mana sudut pengambilan yang bagus untuk suatu benda.
b. Pencahayaan
Pencahayaan tidak kalah pentingnya dalam menentukan kualitas foto. Sumber pencahayaan dapat diambil dari window lighting, ambient lighting atau studio lamp.
Smesco Indonesia
Display Boneka Pakaian Adat
Kita dapat mengambil foto dengan cahaya depan, samping atau belakang. Cahaya depan, artinya sumber cahaya ada di depan objek yang difoto, atau ada di belakang kamera. Kebalikannya dengan cahaya belakang, berarti sumber cahaya datang dari depan kamera. Cahaya belakang dapat menciptakan efek backlight atau siluet. Sedangkan cahaya samping, sumber cahaya datang dari arah samping kanan atau kiri, memberikan efek bayangan sehingga memperkuat tekstur objek.
Untuk foto produk, Raiyani menyarankan mengambil foto dengan menggunakan cahaya depan atau samping.
c. Komposisi
Nah, komposisi ini sulit didefinisikan, tetapi merupan elemen kunci dalam fotografi. Dalam bahasa sederhananya, komposisi adalah menata elemen-elemen ditempatnya sehingga sesuai dengan tujuan yang ingin kita capai dengan cara memindahkan objek atau menambahkan elemen pada objek tersebut.
Raiyani mencontohkan, ketika memotret aksesoris kalung, bisa ditempatkan dalam gelas, si sebelah gelas ditaruh bunga. Atau memotret kue bisa ditempatkan dalam nampan, atau dalam daun hijau, kue bisa diatur bersusun diagonal atau linier.
d. Momen
Fotografer harus sabar untuk menunggu momen yang paling baik untuk mendapatkan foto indah.

Tips Mengambil Foto dengan Smartphone

1.   Untuk mengurangi goncangan yang dapat menyebabkan foto blur
a.     Peganglah smartphone dengan 2 tangan. Lengan rapat dengan tubuh. Kedua kaki terbuka sedikit sebagai kuda-kuda. 
b.     Fokuskan kamera smartphone pada benda, tekan tombol shutter dengan perlahan dan sambil menahan nafas.
2.   Menghasilkan efek blur pada background
a.     Dekatkan kamera smarphone pada objek benda yang akan difoto.
b.     Jauhkan objek dari latar belakang.
c.     Fokuskan kamera pada objek dan tekan tombol shutter untuk mengeksekusi.
3.   Saat memotret objek yang mengandung unsur bening seperti gelas, kaca, cermin; hati-hati dan pastikan bagian tubuh kita tidak tercermin dalam objek tersebut.

Lokal Brand Lebih Keren

Smesco Indonesia
Miniatur Rumah Kalteng
Materi Still Life Photography yang dibawakan oleh Raiyani Muharramah ini sangat menarik, sehingga pada sesi tanya jawab, peserta workshop antusias untuk bertanya. Seperti pertanyaan salah satu peserta mengenai boleh tidaknya melakukan editing, yang dijawab dengan ramah oleh Raiyani, "editing kadang-kadang diperlukan, seperti editing terang dan gelapnya foto. Yang tidak boleh adalah editing merubah objek, misal merubah warna, merubah bentuk objek, dan lainnya."
Di workshop ini juga Raiyani berbagi tips dan triks menghasilkan foto dengan latar belakang berwarna dengan memanfaatkan atau memanipulasi pencahayaan, juga menghasilkan foto dengan efek cipratan air dengan teknik high speed photography.
Lokal Brand Lebih Keren
Ngga Nyangka Juara 3
Setelah materi workshop selesai, Raiyani memberikan tugas untuk semua peserta untuk hunting, memotret benda yang ada di area lantai 15, dengan menerapkan dasar-dasar ilmu still life yang telah diterangkan sebelumnya. Raiyani menilai foto-foto yang dikirimkan peserta melalui twitter, dan memilih 4 foto terbaik. Juaranya diumumkan saat itu juga. Dan, senangnya aku, fotoku terpilih menjadi juara 3. Awalnya udah hopeless, karena handphone sudah lowbat. Padahal sudah diwanti-wanti untuk mencharge Hp, atau dipinjamkan powerbank milik Raiyani. Tapi aku malu...haha.
Sempat ada adegan lucu juga sih, pas diumumkan juara 3. Aku ragu, apakah itu foto aku bukan, sampai ditanya, "foto siapa ini?" Ngga ada yang mengaku. Sampai akhirnya, disebutkan bahwa itu foto aku. "Kaget," kata Raiyani, "ada foto tapi ngga ada pengirimnya. Siapa yang ngirim?"

Aduh, ngga nyangka bisa kepilih. Thank you Mbak Rai, atas ilmu still life-nya dan hadiah keren dari UKM Galery, Smesco Rumahku. Lokal Brand Lebih Keren!

Selasa, 29 September 2015

Air Asia Check-In Counter Sampai e-Boarding Pass

Malam masih menyelimuti sang surya, fajar pun belum menyingsing. Udara subuh yang dingin tidak menyurutkan langkah para traveler. Petugas di depan pintu masuk memeriksa tiket yang kita pegang. Antrian masih sangat lengang. Tidak banyak memang yang mengejar penerbangan pertama, tak heran jika harga tiketnya terkadang lebih murah. 
airasia check in
Suasana Terminal-3 Pagi Hari

Lolos dari antrian petugas di pintu masuk, saatnya tas dan barang bawaan melintasi area scanning. Semua barang bawaan diletakkan diatas roller besi. 

"Kantong plastiknya ditaruh juga di sana!" Perintah petugas sambil memberikan isyarat untuk mundur dari pintu pindai kepada seorang ibu di depanku yang menenteng tas plastik kecil yang sepertinya berisi makanan kecil. 


Minggu, 27 September 2015

Sembunyi di Balik Damkar KSA, Hari Ini 2 Tahun Lalu (Part-3)

traveling mina
Standy By dekat Jamarat
"Hajj! Hajj! La!" petugas di ujung jembatan Muasim yang berdekatan menuju pintu masuk jamarat lantai-3 berteriak-teriak mengusir jemaah yang bergerombol menunggu waktu dhuhur tiba. Jemaah bergeser sedikit ke pinggir, tapi tetap saja diusir petugas untuk segera memasuki jamarat padahal dhuhur pun belum tiba.
"Ssst, sembunyi tuh di pinggir damkar dan ambulance," ujarku sambil menarik suamiku menuju ke arah samping dari pintu terowongan. Jemaah lain digebah terus oleh petugas. Memang tidak boleh ada penumpukan di satu titik karena nanti bisa menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
10 menit lagi menjelang dhuhur. Duuh, 10 menit yang lama karena harus kucing-kucingan dengan petugas. Beberapa jemaah mengikuti jejak kami berlindung di samping mobil pemadam kebakaran. Aduuh...petugas melihat ke arah para jemaah menghilang di balik mobil pemadam kebakaran. Tap! Tap! Tap! Langkah sepatunya terdengar menginjak concrete beton. Deg! Deg! Deg! Jantungku berdetak kencang.
Duh, gara-gara salah perhitungan waktu nih, aku membathin dalam hati. Terlalu cepat datang ke jamarat. Akhirnya begini, dikejar-kejar petugas.
***
traveling mina
Terowongan Muaisim
Sebagian besar jemaah sudah meninggalkan tenda di Mina pada hari ke-2 tasyrik, atau pada tanggal 12 dzulhijah setelah melontar jumrah ula, wustha dan aqabah. Suasana di tenda mulai kosong, hanya tinggal beberapa gelintir orang.
Makanan di dapur umum melimpah, jika kita mau dan ngga tahu malu, tinggal mendatangi dapur umum dan biasanya mereka di dapur umum dengan senang hati memberikan makanan dan minuman jus serta buah-buahan tambahan.
Kamar mandi umum pun tidak mesti berebutan seperti kemarin-kemarin. Mau mandi, mau ada hajat pun bebas merdeka. Tidur pun bisa pilih ditenda mana pun, karena betul-betul kosong. Jarang yang mau bertahan sampai hari ke-3 tasyrik untuk mengambil nafar akhir.
Mengapa? Hmmm...salah satu kesulitannya adalah kendaraan yang akan mengangkut jemaah dari Mina ke Mekkah. Pada hari-hari tasyrik, melontar jumrah dilakukan ba'da dhuhur. Sehingga ketika mengambil nafar akhir, kita harus memperhitungkan waktu, kalau tidak akan ketinggalan bis.
Terkadang jadwal bis tidak sesuai dengan waktu yang kita inginkan. Jika kita ingin melontar setelah jam 12 siang, tentunya akan susah jika bis jadwal berangkat jam 10 pagi. Duh, pusing juga. Gimana dong?
"Ya, udah paling jalan kaki pulang ke Mekkah. Jadi pas lempar jumrah sekalian bawa koper biar ngga bolak balik," kata suamiku. Untungnya untuk ke Armina ini kita cuma membawa 1 koper kecil yang bisa di seret.
traveling mina
Eskalator di dalam Muaisim
"Woi, kita ngga jadi bawa tas langsung saat lontar jumrah," Pak Jaksa yang satu rombongan dengan kita tiba tiba menyeruak tirai tenda, "Ketua Kloter bilang, setelah negosiasi akhirnya bis mau nunggu sampai jam 2 siang," lanjutnya lagi. Alhamdulillah...
Ada beberapa jemaah dari kloter kita yang masih menunggu untuk melontar pada hari ke-3 tasyrik, termasuk ketua kloter. Mungkin ketua kloter bernegosiasi supaya bis dapat menunggu setelah dhuhur. 
Hmmm...berarti sekarang tinggal mengatur strategi untuk menuju dan kembali dari jamarat. Seadainya pergi setelah dhuhur pastinya tidak akan keburu. Paling cepat sekitar 45 menit-1 jam sekali jalan melalui terowongan Muasim, itupun jika kondisi tidak terlalu banyak jemaah. Alternatif lain pergi sebelum dhuhur. Tetapi jika terlalu awal juga menunggu ke waktu dhuhur kelamaan. Biasanya untuk menghindari penumpukan, jemaah tidak boleh berdiam berlama-lama. Para petugas sudah siap siaga untuk menghalau jemaah yang berhenti.
"Harus perhitungkan waktu dong ya, bagaimana caranya supaya tiba di sana mendekati dhuhur," gumamku, "kira-kira berangkat jam berapa ya enaknya?"
1 jam sebelum dhuhur kami bersiap-siap berangkat. "Yuk ayah cepetan!"
Suasana jalanan dekat mesjid Kuwait tidak seramai hari kemarin. Teriknya matahari menyengat wajah, tapi tak menyurutkan langkah para jemaah haji menuju terowongan Muasim. Jajaran bukit batu berdiri coklat kekuningan di sepanjang perjalanan menuju terowongan. Kupasang masker kain menutupi mulut dan hidungku dari terpaan debu dan pasir gurun.
traveling mina
Di antara terowongan
Mendekati terowongan, jemaah harus berbelok ke kanan terlebih dahulu menyusuri pagar kawat pembatas tinggi sebelum masuk jalur terowongan. Sepertinya sengaja dibuat seperti ini agar tidak terjadi penumpukan di mulut terowongan.
Tangki silinder air zamzam berderet di beberapa tempat. Terlihat beberapa jemaah yang mengisi botol minumannya untuk persiapan haus di tengah perjalanan. Ada beberapa jemaah yang juga langsung minum dari keran air zamzam tersebut. Ya, begitu masuk terowongan tidak ada lagi tangki air zamzam, jadi kita harus isi botol minum di sini untuk antisipasi.
Terlihat remaja paruh baya menjajakan es krim di mangkuk-mangkuk plastik kecil. Duh, es krim ditengah siang hari bolong seperti ini membuat tenggorokan naik turun ingin menikmati rasa dinginnya. Warnanya yang kuning terang dan topping whipping cream putihnya membuat mata melirik sampai ke belakang. Glek! Enak banget sih penampakannya. Ah, pulangnya harus beli!
Dari arah Mina, terdapat 2 pintu terowongan besar. 1 terowongan masuk dan 1 terowongan keluar. Jalur masuk dan keluar sengaja didesign terpisah untuk menghindari terjadinya bentrokan arus yang pernah menimbulkan tragedi meninggalnya ribuan jemaah haji tahun 90 an.
Arab Saudi sebagai penjaga 2 kota suci telah begitu banyak melakukan perbaikan fasilitas haji yang dapat mengakomodir jutaan jemaah setiap tahunnya. Tidak terbayang, bagaimana mereka mengalirkan atau mendistribusikan air zamzam dari Mekkah menuju Mina, sehingga di padang gersang ini banyak tangki silender yang mengucurkan air zamzam tiada henti.
traveling mina
Blower besar
Memasuki terowongan Muasim, rasa kagum menyeruak di relung hati. Allah telah mangajarkan manusia teknologi canggih untuk menerobos bukit batu sehingga bisa menjadi terowongan sebesar dan sepanjang ini. Manusia saja sudah begitu kerennya menghasilkan masterpiece seperti ini, bagaimana dengan pencipta manusia sendiri? Sudah pasti Maha Segalanya.
Lorong panjang di hadapanku seolah tiada berujung, tapi aku yakin jika berjalan terus akan ada secercah cahaya matahari di ujung sana. Langit-langit batu setengah lingkaran di atas kepala berhiaskan blower besar dan lampu di beberapa titik.
Whus...whus..hembusan angin dari blower besar di atas kepala membantu mendinginkan suhu badan. Suara motor blower menderu-deru memekak telinga. Jemaah yang berfisik kuat berjalan teratur di pinggir kanan kiri eskalator berjalan, sedangkan yang kelelahan memanfaatkan eskalator yang terbentang panjang di tengah terowongan. Hanya tinggal berdiri dan biarkan eskalator membawa kita ke ujung terowongan. Tiap jarak tertentu eskalator terputus untuk memberikan kesempatan bagi jemaah yang ingin keluar dan masuk eskalator.
Sungguh, adanya eskalator membuat nyaman para jemaah. Tetapi jalan kaki lebih cepat dibanding eskalator. Terlihat beberapa jemaah yang buru-buru memilih menggunakan jalur jalan kaki dan jalur kecil di pinggir terowongan. Ya! Walaupun nyaman, berjalan di lorong yang seolah tanpa ujung sedikit ada perasaan ingin segera mencapai terowongan di ujung sana.
Semangat menjadi berlipat begitu melihat secercah sinar matahari di kejauhan, tanda ujung terowongan sudah dekat. 15 menit menit menuju dhuhur. Ah, masih cukup lama untuk menunggu. Jemaah hari ke-3 tasyrik tidak sebegitu banyak kemarin-kemarin, sehingga perjalanan melalui terowongan lebih lancar dari prediksi. Terlihat diantara jemaah yang bergerak beberapa membawa tas, sepertinya mereka langsung menuju Mekkah setelah selesai lontar jumrah.
traveling mina
Menunggu atau Kelelahan?
Nunggu di mana ya? Kalau menunggu di jamarat sudah pasti akan langsung di usir, ngga bakal nyampe 1 menit pun sudah harus bergerak.
Kita pun terdampar di sebelah truk damkar dekat pintu masuk jamarat, bersembunyi dari kejaran petugas. Yang pada akhirnya tetap ketahuan dan kena usir.
Ketika orang-orang bersungut-sungut meninggalkan truk damkar, maka sudut mataku menemukan persembunyian yang lain. Di belakang truk masih ada tempat yang agak tersembunyi. Salah satu petugas berkulit hitam dari ruangan yang terletak tak jauh dari truk-truk itu tersenyum melihat kelakuan kami, duduk jongkok di belakang truk. Tapi tetap saja ketahuan. Aduh tinggal beberapa menit menjelang dhuhur. Dengan terpaksa kami berjalan menuju jamarat dengan perlahan. Tetapi sebelum memasuki jamarat kami melihat turunan di sebelah kiri jalan. Tak jauh dari situ ada sebuah gedung seperti hotel. Tak lama terlihat beberapa orang keluar dari gedung itu dan menaiki kendaraan seperti mobil yang dipakai ditempat golf.
traveling mina
Dari Balik Pagar Kawat
"Eh, kita turun ke bawah sana aja. Nunggu di sana." Aku berbelok turun ke arah bangunan gedung itu. Tetapi baru beranjak beberapa langkah, terlihat cerukan yang merupakan bagian dari terowongan. Aku melirik ke dalamnya. Banyak juga orang-orang yang beristirahat di dalamnya. Kebanyakan berkulit gelap, entahlah apa mereka ini jemaah haji yang tidak mempunyai tenda atau sedang menunggu waktu dhuhur seperti kami.
Adapun bangunan seperti hotel itu sebetulnya memang hotel, dan berisikan orang-orang penting, minimal orang berduit. Terlihat dari dekatnya hotel dengan jamarat. Bahkan walaupun sudah dekat dan dapat ditempuh dengan berjalan kaki, tetap ada fasilitas mobil pengantat ke atas. Sayang waktu kami sebentar lagi, kami sholat dhuhur di samping pagar hotel. Terlihat beberapa jemaah wanita India juga sholat di dekat kami.
Melontar jumrah hari terakhir berjalan lancar walaupun harus kucing-kucingan terlebih dahulu. Sebetulnya apa yang dilakukan petugas sudah betul, tidak memperbolehkan adanya penumpukan orang yang akan mengganggu kelancaran lontar jumrah. Tetapi terkadang sebagian besar dari kita malah mengomel-ngomel terhadap petugas-petugas ini yang telah berupaya keras untuk melancarkan perhelatan besar yang dilaksanakan 1 tahun sekali pada bulan haji. Padahal tugas mereka berat. Pemerintah Arab sendiri telah melakukan berbagai perbaikan untuk menyambut tamu-tamu Allah. Terowongan panjang dibuat senyaman mungkin. Air zamzam dialirkan ke area gersang ini. Belum lagi sistem pengaturan keluar masuk jemaah melalui jamarat. Kondisi tugu jamarat yang lebar dan dibuat beberapa tingkat memungkinkan jemaah melontar jumrah dengan nyaman. Dan penjaga 2 kota suci itu adalah Arab Saudi, negeri kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Sabtu, 26 September 2015

Kuliner Cilegon, Sensasi Ice Cream Batok Kelapa

kuliner cilegon anyer
Si Manis Memegang Menu Si Manis
Paling susah mencari makanan saat libur Idul Fitri atau Idul Adha. Sepertinya para pedagang kompakan untuk tidak berjualan, entah karena merayakan hari raya atau berprasangka kalau lebaran banyak makanan di rumah jadi ngga mungkin jajan atau bisa jadi pulang kampung.
Lebih parah lagi kalau Idul Fitri. Para pedagang, termasuk pedagang sayur gerobak, sudah menghilang seminggu menjelang lebaran. Haduh, ngga tau apa yak, mamang-mamang ini, keahlianku cuma bikin mie rebus, spaghetti, telor dadar/ceplok dan masak air? Boro-boro bikin opor ayam, semur daging dan makanan khas lebaran lainnya.
Nah, Idul Adha kali ini pun begitu. Hanya ada opor ayam dan ketupat di meja. Di situ saya merasa rumeuk! Hiks. Kangen pulang kampung deh. Kebayang emping besar berbumbu, kentang goreng crispy, mie bihun wortel, sambel goreng kentang dan daging kecap. Slurrp!
Bosen juga makan opor seharian. Pengen kuah yang seger kayak bakso. Eh, Azka ngga mau, maunya mpek-mpek. Mpek-mpek pun tutup. Dan akhirnya terdamparlah kita di cafe Si Manis.
Penampilan luar sih kurang menarik, karena signboard nya tidak begitu jelas. Ada papan-papan di depannya bertuliskan Si Manis, modelnya mirip papan menu on the day di cafe-cafe di mall-mall gitu. Awalnya kupikir daftar menu, setelah didekati hanya bertuliskan logo "Si Manis Cereal Terrace".
Jualan apa sih sebenarnya Si Manis ini?
Si Manis Cereal Terrace
Si Manis Cereal Terrace
Dari kejauhan deretan lampu-lampu lampion yang menghiasi tempat ini sungguh menarik, eye catching. Lampunya terang redup, menggoda hati untuk mampir. Cafe ini memanfaatkan halaman depan ruko. Di depan ruko pakaian, terdapat 2 stand kecil. Di depan stand-stand itu terdapat kursi-kursi buat pengunjung. Ada juga tempat duduk lesehan yang mengunakan karpet di teras ruko. Malam itu seluruh kursi hampir terisi semua. Ada satu meja yang baru ditinggalkan pengunjung sebelumnya, sisa-sisa tisu dan mangkuk kosong masih berada ditempatnya.
"Coba Ka, tanya dulu jual apa? Kalau ngga menarik, kita makan di sebelah saja di warung seafood."
Azka ragu-ragu menarik tangan Aisyah minta ditemani untuk menanyakan menu. Tak lama, balik lagi, "Ice cream, Bu. Caca mau," pintanya dengan mata berbinar penuh harap.
"Ice Cream? Makan nasi dulu saja ya di sebelah, baru makan es krim," ajakku. Azka menggeleng dengan mulut sedikit mencucut, "aku kan alergi seafood." Keluar deh alasan andalannya, alergi.
Aku beranjak mendekati stand mungil si cereal terrace ini. Di depan stand ada papan tulis zaman dulu SD, papan tulis hitam yang menulis di atasnya harus menggunakan kapur putih atau kapur warna. Terlihat menu-menu utama beserta harganya tertulis di papan itu. Aku mengambil daftar menu di atas papan yang agak menjorok keluar menempel pada stand mungilnya. Selain menu ice cream, ada juga menu snack seperti roti canai dengan aneka toping, otak-otak, risoles daging mayonnaise juga aneka minuman.
kuliner cilegon anyer
Green Tea Coconut Delight
Yang menarik dari ice cream-nya adalah adanya menu coconut delight. Ice cream di taruh di dalam batok kelapa asli dengan aneka rasa topping pilihan. Hmmm...menarik juga. Di saat sekarang lagi booming  ice cream pot, ice cream yang dijual di dalam pot bunga kecil ada tanah dan cacing itu, sekarang muncul coconut delight ini. Selalu ada kreatifitas yang menyegarkan.
Ada 2 pilihan rasa yaitu ice cream vanila dan ice cream green tea, juga 2 pilihan penyajian yaitu dalam mangkuk biasa dan batok kelapa yang disebut coconut delight. Harga yang tercantum sudah termasuk topping dimana 3 topping untuk menu dalam mangkuk dan 4 topping untuk menu coconut delight. Kita juga bisa minta tambahan topping lain dengan harga Rp 3.000/toping.
"1 porsi ice cream vanila coconut delight dan 1 porsi ice cream green tea coconut delight ya," pesanku.
"Oke, 1 ini dan 1 ini ya," wanita paruh baya yang melayani memastikan pesanan kami. "Mau coba risoles daging mayonnaise-nya? Selain ice cream kita juga ada menu lain," wanita itu menawarkan dengan ramah.
Vanilla Coconut Delight
"Hmmm...boleh deh. Risoles daging mayonnaise-nya 1 porsi ya," jawabku. Minimal kalau Azka sama Aisya ngga mau makan nasi selain ice cream, bisa makan camilannya. "Oke, kami siapkan ya," sahut si ibu.
Beberapa anak muda terlihat bolak balik ke dalam ruko menyiapkan pesanan. Dilihat dari tampangnya sepertinya cafe jalanan ini kreatifitas anak-anak muda ini.
"Sebentar ya Tante. Saya beresin ini dulu," terdengar suara anak remaja perempuan berbicara dengan seorang ibu paruh baya yang hendak membayar. "Tante? Kok dipanggil tante sih?" Anak perempuannya si ibu keheranan mendengar sebutan tante. Si ibu tertawa sambil menyahut, "daripada dipanggil mbok." Si Anak perempuan tertawa geli, "haha."
Pesanan kita akhirnya datang. 2 coconut ice cream delight dan 1 porsi risoles daging mayonnaise. Penampilan ice creamnya cantik memikat hati. Disimpan dalam batok kelapa muda ditaburi dengan berbagai macam toping: cereal, coklat bulat warna-warni, coco crunch, buah leci, potongan buah strawberry, irisan kacang kenari, nata de coco, dan oreo. Di batok kelapanya ditancapkan bendera kecil bertuliskan Si Manis.
Risoles Daging Mayonnaise
Coba apa dulu ya? Yuk kita coba risoles daging mayonnaise-nya dulu. Hmmm...rasanya risoles sih memang selalu ngangenin. Rasanya yang gurih selalu pas di lidah siapa pun. Penyajiannya yang lain dari kebanyakan penjual risoles memberikan nilai tambah. 1 porsi risoles daging mayonnaise berisi 2 buah risoles lengkap dengan cabe rawit di atasnya dan saos sambal. Tapi, bagi aku penggemar mayonnaise, mungkin penampilannya akan tambah cantik jika di hiasi sedikit mayonnaise di atasnya ya. Haha...ngarep.com deh!
1 porsi ngga cukup bo! Nambah dong! 
"Maaf Bu, risolesnya ternyata habis," anak perempuan remaja sekitar usia kuliah atau baru lulus kuliah menghampiri meja, "mau diganti menu lain? Kami punya roti canai."
Yaaah! kecewa deh. "Boleh deh dicoba roti canai keju susu," jawabku dengan setengah hati. Topping roti canainya manis semua ngga ada yang gurih: ovomaltine, nutella, coklat dan keju susu.
Roti Canai Keju Susu
Eh, ice cream-nya lupa belum diicip. Paduan ice cream dan cereal ternyata sensasinya unik juga. Dingin kriuk kriuk. Kacang kenarinya pun enak dipadukan dengan dinginnya ice cream dan rasa khas green tea yang agak-agak pahit. Tahu kan rasa green tea? Hehe. Aku sih suka, karena less sugar. Tapi mungkin buat anak-anak lebih baik pilih yang ice cream vanila, kecuali anaknya memang suka green tea.

Untuk yang coconut delight ini, ada kelapa mudanya juga ternyata. Jadi si batok kelapa ini dipotong, daging kelapanya dikeruk dan ditambahkan ice cream plus topping cantik. Recommended deh.
Overall sih okeh, bisa dijadikan tempat tongkrongan baru nih. Mungkin kalau menunya semakin banyak akan semakin okeh kali yak. Lagi-lagi ngarep.com, haha.
Tempat ini terbilang baru. Menurut si mbak muda penjualnya, cereal terrace ini belum sampai sebulan buka. “Sudah mau minggu ke-3,” katanya.
So, buat yang tertarik nongkrong di sini, alamat Si Manis Cereal Terrace ini ada di Perumahan Taman Krakatau, dekat gerbang masuk pertama, sebelah kanan. Hmmm...mampir lagi nih kayaknya minggu depan.

Jumat, 25 September 2015

MINA, Hari Ini 2 Tahun Lalu (Part-2)

Hujan Duka di Bawah Langit Mina

Berita duka terdengar dari Mina, tempat berkumpulnya jutaan manusia dari seluruh penjuru dunia. Korban tragedi Mina hari ini menurut berita sudah mencapai 700-an orang yang meninggal dan ratusan lainnya luka-luka. Terjadi karena jemaah haji yang saling berdesakan di jalan 204.
Mina, negeri seribu satu tenda ini disinggahi saat melaksanakan tarwiyah sebelum berangkat ke Arafah dan 3 - 4 hari sesudahnya untuk melempar jumrah pada hari-hari nahr dan tasyrik. Semoga amal ibadah mereka-mereka yang kembali kepada-Mu diterima dan mereka dibangkitkan kembali pada hari akhir dalam keadaan berihram dan bertalbiyah. Aamiin.
***
"Ayo cepat lari!" Azka dan Aisya berlari di depanku. Nafas terasa berat dan pendek, detak jantung makin meningkat. "Waduh, kita ketinggalan nih!" Kataku lagi dengan susah payah berkata-kata, masih sambil berlari.
traveling mina
Mina, Negeri 1001 tenda
Imam terdengar sudah beberapa kali menggemakan takbir, tanda sholat Ied sedang berlangsung. Langkahku agak tersendat, antara tetap menuju mesjid atau balik badan pulang kembali ke rumah. Sepertinya kita sudah ketinggalan sholat. "Ayo Bu, Lari!" Suara Azka membuyarkan keraguanku. Ya, tak apa-apa terlambat, minimal kebagian khutbahnya juga tidak rugi, sekalian pembelajaran buat anak-anak.
Halaman mesjid terlihat masih kosong. Lho? Sedikit sekali kah yang sholat Ied? Sudah kebayang di dalam mesjid akan penuh, karena di luar tidak tampak satu jemaah pun. Tapi sekali lagi aku salah. Di dalam mesjid hanya ada 2 shaf laki-laki dan 3 shaf perempuan. What an empty space!
Buru-buru ku kenakan mukena dan ikut sholat dengan imam. Usai imam mengucapkan salam, baru aku sadar, ternyata jema'ah berjubel di halaman samping yang baru saja selesai pembangunannya. Sudah kaget saja dengan jema'ah sholat Ied yang sedikit.
Khutbah berlangsung setelah selesai sholat. Mendengarkan khutbah sholat Ied, mengenai kurban, melemparkan ingatanku ke masa 2 tahun lampau.
Pada saat yang sama, saat umat islam melaksanakan sholat Ied di Mesjidil Haram, para jema'ah haji sudah bergerak dari Muzdalifah menuju Mina untuk melaksanakan jumrah Aqabah.

Lautan Manusia di Jalur Muzdalifah - Mina

Sebelum matahari terbit, bis terakhir yang membawa sisa-sisa jema'ah yang tertinggal di Muzdalifah mulai bergerak menuju Mina. Deru bis membelah keheningan pagi. Bertiga, meninggalkan Masy'aril Haram yang kenangannya akan selalu tersimpan di hati. Dalam bis berisikan campuran jema'ah dari berbagai provinsi, tidak lagi satu rombongan yang berasal dari kloter yang sama. Masih dalam balutan baju ihram, kalimat talbiyah memenuhi seluruh penjuru bis. What a great moment! We're from different provinces but in unity.
traveling mina
Jemaah bergerak ke Mina
Jalan penuh dengan lautan manusia berpakaian ihram. Bis berjalan tanpa terhalang, karena jalur jalan kaki disediakan terpisah. Kalimat talbiyah terus menerus dikumandangkan. Masih dengan mengumandangkan talbiyah dengan lirih karena wanita tidak boleh melafalkan dengan suara keras, aku memandang dari balik kaca jendela dengan sedikit perasaan iri. Ah, alangkah senangnya andai menjadi bagian dari para pejalan kaki itu. Para jema'ah yang rindu akan sunah nabinya.
Tak terasa perjalanan berakhir di Mina. Walaupun bis tidak melalui maktab kami. Tapi karena sehari sebelum Arafah singgah di Mina dalam rangka tarwiyah, gambaran mengenai area maktab Indonesia di Mina sedikit terbayangkan di kepala, sehingga bisa minta turun di daerah dekat maktab kami.

Kamis, 24 September 2015

Manfaat Yoghurt Heavenly Blush Untuk Diet

manfaat yoghurt heavenly blushSiapa yang dapat membantah manfaat yoghurt bagi kesehatan. Segudang manfaat yoghurt mulai dari menjaga kolesterol darah, memperbaiki pencernaan sampai menjaga kecantikan kulit, membuat banyak orang ingin mencobanya. Tetapi mencari merk yoghurt di Indonesia, yoghurt yang paling bagus sekaligus yoghurt yang aman untuk ibu hamil dan yoghurt yang baik untuk diet, tidaklah semudah membalikan tangan. Rasanya yang unik dan kecut, membuat banyak orang menggugurkan keinginan untuk mengkonsumsinya. Merk yoghurt terkenal belum tentu cocok dengan lidah semua orang. Nah, sekarang tidak perlu khawatir lagi. Ada Heavenly Blush! Yoghurt aneka rasa yang rasanya pas di lidah!

Rabu, 23 September 2015

Masy'aril Haram, Hari Ini 2 Tahun Lalu

Masy'aril Haram, 2 Tahun Lalu

Hari ini tepat 2 tahun lalu pada penanggalan kalender Islam.
traveling mina
Masy'aril Haram (source:Help for Haj)
Semburat cahaya fajar menjelang belum juga tampak di langit Timur. Langit masih berwarna gelap, kontras dengan cahaya lampu kekuningan dari bangunan toilet, satu-satunya gedung yang ada di padang ini dan lampu jalanan, menambah daya magis dan menggodaku untuk berlama-lama di tempat ini. Kulirik jam masih menunjukan pukul 3 dini hari. Lapangan luas berlantaikan tanah dan beratapkan langit luas sudah mulai terlihat lengang ditinggal penghuninya yang mampir untuk bermalam sementara.
Lembaran tikar dan bekas kardus-kardus makanan bertebaran tidak karuan. Padang yang semula bersih, kini hanya menyisakan sampah-sampah tidak bertuan. Di beberapa pojok lapangan masih ada satu dua rombongan yang masih bertahan menunggu fajar menyingsing disaat sebagian besar orang sudah bergerak saat waktu melewati tengah malam meninggalkan daerah tidak bertuan ini.
Terbangun dalam suasana yang hening, di tengah hamparan padang kosong, memandang atap langit hitam yang terasa begitu luas, badan rasanya menciut ratusan jutaan kali lipat mungkin milyaran kali lipat, entahlah mungkin tidak terhitung. Rasanya seperti tersedot pusaran besar. Begitu kecilnya tubuh ini dibandingkan dengan kerajaan-Nya yang meliputi seluruh jagat raya.

Melepas Lelah, Beristirahat Beratapkan Langit Luas Tanah Haram Muzdalifah

Suara dekuran yang walaupun pelan tapi terasa begitu jelas di telinga menambah suasana yang tidak akan terlupakan di padang Muzdalifah ini. Terbayang sosok nabi Muhammad SAW saat memimpin rombongan haji pada haji wada, berdiri di tempat ini, mabit dan menanti fajar menyingsing untuk melaksanakan sholat subuh 2 rakaat dan berdoa mengangkat kedua tangannya menghadap Ka'bah.
"Sampai jam berapa kita mabit di muzdalifah yah?" tanyaku suatu waktu ketika belajar manasik.
"Nabi SAW berangkat ke muzdalifah dari Arafah, menjama sholat Magrib dan Isya, bermalam di Muzdalifah," jawab suamiku menerangkan, "Beliau kemudian melaksanakan sholat Shubuh 2 rakaat saat waktu shubuh dan berdiam sampai langit berwarna kekuningan, kemudian bertolak ke Mina sebelum matahari terbit."
traveling mina
Menyisakan Sampah (dok pribadi)
"Mandi dan tidurnya bagaimana Yah?" Aku membayangkan susahnya berada di Muzdalifah, di tengah padang pasir tanda tempat tidur empuk dan air bersih.
Tetapi aku malah jatuh cinta di Muzdalifah. Suasana yang hening ditengah gurun, betul-betul perfect untuk teringat akan eksistensi diri yang tiada arti tanpa-Nya. Walaupun tidur beralaskan sobekan karton, yang bergelombang disana sini karena bebatuan di bawahnya, tidurku sangat nyenyak walaupun cuma beberapa jam.
Di Muzdalifah, waktunya untuk beristirahat, karena keesokan hari tantangan berat menanti. Itu yang aku dengar dari salah seorang ustadz. "Esok hari harus menuju Mina untuk lempar jumrah aqabah, tahalul pertama kemudian menuju ke mekah untuk tawaf ifadhah dan tahalul akhir," jelas beliau selanjutnya, "setelah melaksanakan sholat, tidur! Kemudian bangun untuk sholat subuh, berdoa, membaca takbir, tahlil  dan kalimat tauhid sampai langit berwarna kekuningan. Itu manasik Nabi SAW."
Aku lirik lelaki disebelahku yg masih tertidur. "Ayah, bangun. Orang-orang udah pada pergi yah," aku khawatir, menggoyang-goyang tubuhnya supaya bangun, "kalau ditinggal bis bagaimana?"
"Hmmm...jalan kaki saja," sahutnya masih dengan mata terpejam. Mataku berkeliling memandang seluruh penjuru Masy'aril Haram, hati sedikit tenang, masih terlihat beberapa rombongan yang masih bertahan. Lelaki di sampingku pun tak lama bangun, disusul Pak Jaksa yang agak terpisah beberapa jengkal. Berdua mereka bangkit menuju toilet yang jaraknya tidak begitu jauh dari tempat kami beristirahat.
Rombongan kami memang tersisa 3 orang, sedangkan yang lain telah berpamitan lewat tengah malam, "kami duluan ya, banyak orang tua dan wanita," pamit salah seorang pembimbing haji rombongan lain yang berangkat bersama sejak dari Arafah, begitu jam 12 malam lewat sedikit. Ya, Islam memang indah, tidak menyulitkan umat.

Till We Meet Again, Muzdalifah!

Suara adzan sayup terdengar. Sepertinya berasal dari mesjid Masy'aril Haram, tempat baginda nabi berdiri sebelum bertolak menuju Mina.
Sholat shubuh ditengah heningnya dan gelapnya dunia, berhamparkan tikar lusuh dan kardus bekas, terasa berbeda. Kami berdiri menghadap kiblat, berdoa memanjatkan segala permohonan dalam hati. Tetapi yang terpanjat hanyalah permohonan ampunan serta kalimat sederhana yang berjuta makna, takbir, tahlil dan kalimat tauhid, la ilaha Illallah. Tak kuasa meminta selain ampunan karena begitu banyak nikmat yang ternyata Allah berikan tanpa kita memintanya. La ilaha illahllah wahdahu la syarikalah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'ala kulli syai'in qadir.
Dan permohonan yang terakhir terpanjatkan di hati adalah, ya Allah, perkenankan kami hadir kembali menjadi tamu Engkau.
"Ayo sebentar lagi matahari terbit, kita harus segera berangkat menuju Mina," ajak suamiku sambil melipat tikar yang sudah lusuh.
"Tunggu sebentar yah, sepertinya ada yang ketinggalan rombongan tuh," tunjukku pada seorang bapak berpakaian ihram yang terlihat mondar mandir sendirian.
"Ajak bareng kita aja," sahut Pak Jaksa. Si Bapak semakin mendekat, dan saat berhadapan dengan kami bertanya, "kenapa masih di sini? Ketinggalan rombongan?"
Lho? Yang ketinggalan rombongan siapa ya? "Kami menunggu sebentar setelah shubuh. Ini sudah mau berangkat. Bapak mau bareng kami?" tawarku.
"Secepatnya ya. Di sana masih ada bis. Naik bis yang mana saja. Tidak usah menunggu," sahutnya, "secepatnya ya."
"Maaf, Bapak dari rombongan mana ya?" Tanyaku masih bingung.
"Saya petugas sweeping yang bertugas menyisir jangan sampai ada jemaah haji Indonesia yang ketinggalan dan segera menuju Mina," jawabnya.
Alamak! Malu! Kirain ini Bapak tersesat dan tertinggal dari rombongannya. "Oh, Bapak petugas haji toh. Aduh maaf, kami pikir Bapak tersesat," sahut kami sambil mesem malu.
"Iya, saya diperbantukan selama musim haji," jelasnya, "cepat ya naik bis," perintahnya lagi sambil meninggalkan kami meneruskan menyisir Masy'aril Haram, tempat yang disebut-sebut dalam Al-Qur'an ini. Dan kami pun berbalik menuju arah bis yang ditunjukkan Bapak tadi. Masih ada beberapa bis, tapi sesuai petunjuk Bapak tadi, kami naik bis mana pun. Tidak masalah, tidak mesti terpaku menunggu yang satu maktab, toh semua bis menuju ke Mina.
Bye Masy'aril Haram. Tanah syiar para nabi, tanah haram yang diabadikan Allah dalam kitabnya. Bye, till we meet again!

Senin, 21 September 2015

Manfaat Minum Yoghurt Heavenly Blush

manfaat yoghurt heavenly blush
Ssstt..., mau tahu manfaat yoghurt bagi tubuh kita? Ternyata minuman segar yang satu ini memiliki segudang manfaat. Konon kabarnya yoghurt ini bermanfaat untuk menjaga kesehatan, menjaga kecantikan kulit juga menjaga tubuh ideal. Mau tahu merk yoghurt di Indonesia dan yoghurt yang paling bagus sekaligus yoghurt yang aman untuk ibu hamil? Sudah tahu Heavenly Blush belum? 

Yoghurt minuman sehat? Iya lah, rasanya asem dan aneh begitu. Segala sesuatu yang sehat itu mana ada yang enak! Aduuuh, siapa sih yang bilang sehat itu menyakitkan? Come on! Tidak selamanya makanan atau minuman yang sehat rasanya tidak menyenangkan. Coba Heavenly Blush, yoghurt aneka rasa yang rasanya pas di lidah! Dijamin kamu ketagihan setelah mencoba satu kemasan merk yoghurt terkenal yang satu ini. Tak kenal maka tak sayang. Yuk kenalan dengan Heavenly Yoghurt!