Jumat, 30 Oktober 2015

#BeliYangBaik: Label RSPO Pilihan Wanita Masa Kini

sumber:Greenpeace
"Ibu, Ibu, tahu ngga? katanya kabut asap itu karena lahan gambut yang terbakar lho, Bu," suatu sore Azka (10) berlari-lari menyambutku pulang kerja dan bersemangat bercerita tentang bencana kabut asap yang akhir-akhir ini melanda daerah Sumatera dan Kalimantan. 
"Hmmm...tahu dari mana Kakak Azka?" tanyaku, sambil melepaskan sepatu safety di rak sepatu.
"Aku menonton di TV, juga baca," jawabnya, "katanya lahan gambut itu untuk perkebunan kelapa sawit ya, Bu?"

Rabu, 28 Oktober 2015

Interview With Grand New Veloz

Jarum jam terus berputar. Matahari di luar semakin meninggi. Udara dalam ruangan berukuran 4×6 meter pun terasa pengap, walaupun mesin pendingin udara masih berputar. Terlihat interviewer di sampingku mengeluarkan saputangan, menyapu peluh yang mulai membasahi keningnya yang lapang. Aku meneliti kembali daftar pelamar di hadapanku. Hmmm..., sampai sesiang ini, kami belum menemukan kandidat yang sesuai. Hampir semua kandidat yang telah dipanggil, menyebutkan sederet kelemahan yang menunjukan ketidakpercayaan diri, seperti: saya lambat, kurang stylish, badan terlalu besar, dan lainnya
Tinggal satu nama yang tertera di urutan terakhir daftar.
Tok, tok, tok! Terdengar suara ketukan di pintu. Seseorang membuka pintu, dan perlahan sosoknya memasuki ruangan. Aku menahan nafas, begitu pula kedua interviewer di sebelahku. Dalam balutan warna merah mika metalik, sosok tersebut mendatangi dan menyalami kami satu persatu.
Grand New Veloz

Kamis, 22 Oktober 2015

Kaibon Palace, Once Upon Time

Menyusuri Banten, Menengok Kaibon

Keraton Kaibon Banten
Pintu Besar Keraton Kaibon
Walaupun tempat ini sering kulewati karena terletak di pinggir jalan Banten Lama sebelum belokan ke keraton Surosowan, aku belum pernah menginjakan kaki di sini. Selain karena jalan masuknya yang agak tersembunyi, juga karena setiap lewat di sini selalu terburu-buru.
Kali ini, aku menyengajakan diri bersama anak-anak mengunjungi tempat ini. Selain memang sudah niat, ditambah penjelasan penjaga mesjid agung Banten yang bilang bahwa tempat ini bagus untuk tempat berfoto-foto.
Matahari sudah sedikit terik menyengat saat si hitam memasuki jalan lintasan keraton Kaibon. Sempat agak bingung untuk memarkir si hitam karena di depan penuh dengan truk-truk besar. Si hitam berbelok ke jalan kecil, "lho, ini jalanan kecil, kalau tidak ada putaran balik bagaimana?" seruku pada sang pengendara si hitam, yang duduk tenang di sebelahku. Matanya lurus memandang ke depan.

Selasa, 20 Oktober 2015

Geliat Produk Lokal di Tengah Gempuran Produk Asing #SmescoNV

Smesco Lokal Brand Lebih Keren
Borondong Import
Jika kita menemui produk seperti gambar di samping, apakah kita tertarik ingin membelinya?
Kalau pertanyaan itu ditujukan pada saya, tentunya jawabannya: saya tertarik membelinya. Padahal isinya cuma borondong yang sebetulnya di Indonesia juga banyak. Lain lagi, kalau pertanyaan tersebut ditanyakan pada suami saya, belum tentu dia tertarik ingin membelinya. Sama ketika saya dan pengasuh anak-anak belanja sapu di pasar. Dia memilih sapu yang standar, tapi mata saya tertumbuk pada deretan sapu dengan warna-warna pastel dengan motif bunga-bunga yang harganya sedikit lebih mahal, tetapi karena saya suka, saya minta dia mengganti pilihannya.

Minggu, 18 Oktober 2015

Weekend di Waterworld Cilegon

Ada yang baru di Krakatau Coutry Club Cilegon.

KCC Waterworld Cilegon Kolam Renang
Kolam renang yang berada di Jalan Yasin Beji ini, dulu bernama KCC, dan sekarang telah berubah berkonsep wahana permainan air yang bisa dinikmati di akhir pekan bersama keluarga. Dan aku baru tahu ada yang baru di sini. Jajaran mesin-mesin mirip gardu masuk MRT terlihat di pintu masuk kolam renang. "Wah, sekarang cara masuknya baru?" Seruku.

Sabtu, 17 Oktober 2015

Sleeper Train, Perjalanan Menembus Batas Negeri

cara naik sleeper train singapura malaysia
sleeper train, upper bed
Perjalanan menembus batas negara tidak mesti dilalui melalui pesawat terbang, tetapi bisa juga melalui kapal laut, ferry, bus antar negara, juga kereta api. Tapi bagaimana rasanya menikmati perjalanan menembus batas negara menggunakan kereta yang tidak biasanya, yaitu sleeper train?
Suasana dalam sleeper train ini, entah kenapa membawa alam imajinasiku seolah berada di dalam Hogwart Express. Itu lho, kereta Harry Potter di platform 9 3/4 yang membawa para murid sihir dari Kingcross Station menuju Kastil Hogwart. Atau mungkin seharusnya imajinasiku mengembara pada Orient Express, kereta overnight mewah yang membawa Hercules Poirot dari Istambul ke London pada kasus Murder on The Orient Express.

Rabu, 14 Oktober 2015

TAPE KETAN PROBIOTIK KUNINGAN MENJELAJAH NEGERI

tape ketan jelajah gizi
Tape Kuningan (forum.detik.com)
Kota kecil yang terletak di bawah kaki Gunung Ciremai, gunung tertinggi di Jawa Barat, selain menyimpan potensi wisata sejarah, wisata agraris dan wisata permainan juga menyimpan segudang potensi wisata kuliner. Sebut saja hucap, makanan ketupat dan tahu berbumbu kacang; jenifer, minuman segar jeruk nipis peras; serabi, penganan dari tepung beras yang gurih; rengginang dan opak ketan, penganan kering yang terbuat dari beras dan ketan; dan tape ketan yang legit laksana madu. Tape ketan yang berasal dari kota tempat perundingan Linggarjati pernah dilangsungkan ini mempunyai ciri khas tersendiri dan telah menjelajah negeri.

Taukah Kamu Bagaimana Rendang Tradisional Asli Dibuat?

Sari Husada Jelajah Gizi
Jelajah Gizi
Di salah satu pojok, di tengah hiruk pikuknya jantung kota Singapura, terlihat kedai masakan Padang yang ramai dikunjungi orang. Dan seperti halnya di Nusantara, menu rendang menjadi andalan kedai masakan Padang bagi para penikmat kuliner di sini. Rupanya rendang pun merantau ke negeri seberang dan menjadi populer. Tak heran jika CNN pada tahun 2011 menempatkan rendang pada urutan pertama dari 50 makanan terlezat di dunia.

Sejarah Panjang Rendang

Olahan daging sapi bersama santan dan bumbu rempah yang lezat ini telah melintasi ruang sejarah yang cukup panjang. Namanya bahkan tertera dalam catatan sastra Melayu 'Hikayat Amir Hamzah' dan diduga rendang telah menjadi masakan populer pada masa kesultanan Malaka.

Minggu, 11 Oktober 2015

Do You Know The Muffin Man, The Muffin Man

Cara Membuat Muffin
Bahan-Bahan Membuat Muffin

Weekend Ngidam Muffin

"Ibu! Aku bosen!" Pagi-pagi Azka sudah ngomel-ngomel. "Ngga ada kegiatan nih!"

"Hmmm...main Barbie? membaca buku? menulis cerita?" Azka menggeleng-gelengkan kepalanya. Adiknya, Aisya ikut nimbrung, "aku juga bosan, Bu, di rumah terus...." Walah aku dikeroyok anak berdua. Padahal masih pengen leyeh-leyeh, mumpung libur. Mereka berdua sungguh kompak deh, saling mendukung.

Selasa, 06 Oktober 2015

Fly With Air Asia

AIR ASIA: Ladies and Gentlement, Welcome On Board

Inflight Menu Air Asia
Fly with AirAsia
"Ladies and gentlement, welcome on board..." suara audio keselamatan mulai terdengar di lorong pesawat Air Asia. Pada setiap titik ada pramugara dan pramugari mendemostrasikan pemakaian sabuk pengaman, masker oksigen dan hal-hal apa yang harus diperhatikan saat kondisi emergency dan selama penerbangan. Belum juga selesai audio keselamatan menyampaikan kalimat "thank you for your attention and we wish you have a safe and a pleasant flight", Azka sudah sibuk mencari booklet makanan di jok kursi. "Aku mau pesan nasi goreng teri Medan, Bu," sahutnya sambil membolak-balik buku menu on board.

Ini kesekian kalinya terbang bersama Air Asia. Pertama kali terbang bersama kawan-kawan menuju Singapura. Awalnya kaget juga, pesawatnya kecil. Jauh lebih kecil dibanding Garuda dengan boing-737 nya. Glek! Kebayang pesawat sekecil ini terombang-ambing di angkasa. Kuatkah menahan hempasan angin? Wiiih..langsung bergidik dan was-was. 

Senin, 05 Oktober 2015

Arabian Food: Enak, Enak & Enak Sekali

Makanan Haji Indonesia Enak
Albaik Chicken, Favoritku
Para jemaah haji gelombang pertama saat ini sudah mulai pulang ke tanah air. Tak terasa, 40 hari berlalu dengan singkat. Rindu akan tanah para nabi pun kembali membuncah begitu kaki menginjak landasan pacu pesawat di Halim. Hmmm...suasana kedatangan kembali di tanah air, 2 tahun lalu, seperti baru kemarin. Turun dari pesawat di sambut oleh para petugas Depag Kabupaten Serang, Banten, yang telah berupaya keras demi suksesnya pelaksanaan ibadah haji di Kabupaten Serang, Banten. Yang bikin ngangenin adalah perlakuan para pegawai Depag ini yang tidak membedakan jemaah haji yang ikut KBIH ataupun yang non KBIH.

Minggu, 04 Oktober 2015

Pesawat Tempur Terbang Rendah Di Angkasa Banten

HUT TNI 70 Alutsista
Sudah beberapa hari ini, pesawat tempur hilir mudik di angkasa Banten, tepatnya di langit Cilegon. Pesawat-pesawat tersebut terbang rendah, sehingga badan pesawat terlihat jelas dengan kasat mata. Suara mesin pesawat menderu membelah langit, kemudian menghilang dibalik awan. Tak lama, helikopter pun muncul menyusul. Ada apakah gerangan? Mengapa aktivitas TNI meningkat di ujung Barat Pulau Jawa ini, hati bertanya-tanya. Aah, rupanya HUT TNI ke 70 akan dipusatkan di perairan Merak.
Parade peralatan tempur TNI telah mengundang rasa ingin tahu masyarakat, termasuk aku. Yaaa, sifat dasar manusia memang kepo! Aku bersikeras meminta diantar melihat kegiatan persiapan HUT TNI ke 70, begitu mendengar peralatan tempur TNI mulai berdatangan dan dipamerkan kepada masyarakat di dermaga peti kemas Indah Kiat, Merak, Cilegon, Banten.

Sabtu, 03 Oktober 2015

Kuliner Serang: Ramen Antri, Ya Ramen Naruto

Kuliner Serang Ramen Naruto
Ramen Udang Tempura
Sudah lama sebetulnya mendengar tentang Ramen Naruto ini. Yang bikin penasaran, katanya buat mencicipi semangkuk ramen di sini, antrinya sampai ke luar bangunan. Jangan harap bisa mencicipi ramen yang terletak di Jalan Tubagus Suwandi Ciracas, Serang, Banten ini lewat dari jam 3 sore. "Kehabisan," kata temanku.
Penasaran dooong. Seperti apa antusiasme warga Serang makan Ramen Naruto. Nah, baru minggu kemarin punya kesempatan icip-icip Ramen Naruto. Serang punya Ramen Naruto, Cilegon punya Ramen Sakura: Kuliner Cilegon - Sensasi Ramen Sakura

Jumat, 02 Oktober 2015

Piknik Itu Penting, Ayah!

piknik itu penting"Ibuuu!" Teriakan si bungsu menggaung di rumah kami yang minim furnitur. "Ayahnya marah-marah sama Dede," tangisnya pecah, air mata mengalir di pipinya yang ranum. Terlihat suamiku di belakangnya mengelengkan kepala sambil nyengir.
Aku tertawa dalam hati. Duh, anak ini ternyata menyimpan bakat akting. "Ayah melototin Dede, Bu. Begini," Aisya menghampiriku memperagakan melotot dengan kedua bola matanya, "Ayah Jahat! Huuu...," tangannya Mengucek-ngucek matanya.

Kamis, 01 Oktober 2015

2 Jam Bersama Agustinus Wibowo

tips menulis bagus
Travel Writing Bersama Agustinus Wibowo
Jika sebelumnya aku menuliskan mengenai kesenangan mengikuti workshop Still Life Photographybersama Raiyani Muharramah, maka kali ini aku akan membahas pengalaman mengikuti 2 jam workshop Travel Writing bersama Agustinus Wibowo.
Wuih, siapa yang kagak kenal sama Agustinus Wibowo? Cung! Kayaknya saya yang harus terpaksa mengacungkan jari tangan setengah tenggelam karena malu.
Tentu saja kalian pada kenal dengan Agustinus Wibowo, tidak seperti aku yang baru membaca salah satu tulisannya "Koridor Wakhan: Jalan Terakhir Jalur Sutra" beberapa minggu yang lalu. Itupun secara tidak sengaja melihat komentar yang ditinggalkan Gola Gong di halaman status facebook-nya.
Membaca Koridor Wakhan, serasa ada nuansa lain dalam tulisan sebuah travel writing. Penulis terjun langsung dan berinteraksi dengan masyarakat sekitar dan mencari sudut pandang lain yang jarang diperhatikan orang. Tak disangka dan tak diduga ternyata aku punya kesempatan untuk mengikuti workshop 2 jam yang dilaksanakan oleh Smesco Indonesia dalam acara Netizen Vaganza 2015. Ibarat pepatah pucuk dicinta ulam tiba, jodoh tak kan kemana. "Susah mendatangkan Agustinus Wibowo," kata salah seorang rekan kerja yang tergabung dalam sebuah klub buku, "sering tidak berada di tempat."
Wow, rupanya terkenal juga. "Bukunya, Titik Nol dan Selimut Debu laku keras," kata temanku lagi. Iiih, jadi penasaran.

Travel Writing, Smesco Netizen Vaganza 2015

Mengapa banyak travel writer yang gagal dalam menarik minat pembaca? "Karena kita gagal dalam menuliskannya dalam bentuk bigger picture," jelas pria berperawakan sedang, mata sipit berkacamata yang terlihat sangat berpengalaman dalam membawakan materi. "Gagal dalam mengaitkan pengalaman pribadinya dengan pembaca."
Menurut Agustinus, kebanyakan traveller menuliskan mengenai keindahan, cerita perjalanan dari berangkat sampai tempat wisata, naik pesawat, dan lainnya. Gaya tulisan zaman sekarang berbeda dengan dulu, dimana informasi mengenai tempat sangat mempengaruhi pembaca, seperti tulisan Marcopolo tentang India yang menginspirasi Columbus untuk mencapai India yang kemudian tanpa sadar mendarat di Amerika yang disangkanya sebagai India.
"Gaya penulisan zaman sekarang harus dapat mengajak pembaca seolah merasakan sendiri. Maka teknik atau gaya penulisan yang digunakan adalah gaya penulisan fiksi atau novel," begitu kata Agustinus Wibowo di hadapan para peserta workshop, "tetapi narasi perjalanan adalah gabungan fakta dan cerita, yang disebut nonfiksi kreatif."
Narasi perjalanan adalah nonfiksi kreatif, sehingga tidak boleh ada fakta yang dimanipulasi. Agustinus menceritakan bahwa pernah ada karya tulis berjudul three cups of coffee yang best seller bahkan memenangkan penghargaan karena perjuangannya mendirikan sekolah dan kisah hidupnya yang pernah disandera Taliban. Tetapi saat ada seorang jurnalis yang menelusuri jejak sang penulis, ternyata kejadian yang disebutkan dalam buku tersebut tidak sesuai. Sehingga akhirnya salah seorang penulis buku tersebut bunuh diri karena merasa telah menipu dengan karyanya. Jadi travel writing termasuk kategori nonfiksi kreatif yang harus sesuai fakta. Tidak boleh menciptakan fakta, harus akurat dan benar, sekaligus mengasyikan untuk dibaca.
"Jauh lebih mudah melakukan perjalanan daripada menuliskan perjalanan," kata Agustinus yang diikuti anggukan para peserta, "padahal menuliskannya adalah perjalanan juga. Perjalanan akan terhenti ketika kita tidak menuliskannya. Ketika kita menuliskan perjalanan, mau tidak mau kita akan mencari kontemplasi dari perjalanan tersebut, sehingga menulis akan menciptakan perjalanan baru," lanjut Agustinus.

Mengapa Menulis Susah?

Diharapan para peserta workshop travel writing di lantai 15 Gedung Smesco, 27 September 2015 lalu, Agustinus mengatakan alasan kenapa menulis susah, "karena kita belum menyelesaikan PR kita. Kita terburu-buru ingin menuliskan. Kita tahus tahu terlebih dahulu apa yang ingin kita sampaikan."
"Menulis yang baik harus dibatasi dengan tema," tuturnya. Betul juga, terkadang aku menyadari, ketika menulis ingin semua detail masuk dalam tulisan, padahal detail tersebut tidak berhubungan. "Buang detail yang ngga penting," begitu kata Agustinus, yang telah lama berprofesi sebagai fotografer dan penulis perjalanan ini. Sekali perjalanan bisa dibagi menjadi beberapa tulisan, tidak mesti dituangkan dalam satu tulisan.
Kemudian, agar tulisan terstruktur dan enak dibaca, ada bagusnya jika kita menentukan struktur karangan terlebih dahulu didukung dengan premis-premis kalimat. Hampir semua penulis melalui tahapan seperti ini, tidak terkecuali penulis terkenal sekalipun. Kerangka karangan membantu memudahkan dalam menulis sehingga tidak keluar dari tema yang telah ditetapkan.
Lalu bagaimana agar tulisan kita bagus? Pada kesempatan ini, Agustinus berbagi tips membuat tulisan yang bagus dan menarik dibaca.

Tips Menulis Ala Agustinus Wibowo

1.     Berikan ijin bagi diri anda sendiri untuk menulis jelek
2.     Menulis ulang, karena menulis adalah proses menulis ulang.
90% tulisan pertama adalah sampah alias rubbish. Terus terang kata-kata Agustinus ini membuat aku kaget dan langsung berpikir, bahwa tiada satu pun di dunia ini yang serba instan, kecuali mie instan, kopi instan, apalagi ya yang serba instan?
3.     Pembukaan adalah hal yang terpenting, harus menggambarkan isi dari tulisan dan membuat penasaran pembaca.
4.     Bangun kontemplasi (kesimpulan sendiri) secara perlahan, tidak tiba-tiba di awal tulisan. Tulisan yang baik mengandung kontemplasi yang kuat.
5.     Show don't tell, merupakan rumus wajib semua penulis. Tetapi tidak semua kalimat harus "show". Fakta atau detail yang kurang penting bisa dituliskan sebagai "tell". Sedangkan "show", jika kita ingin pembaca merasakan langsung situasi yang terjadi.
6.     Untuk memperkuat efek "show", gunakan kalimat aktif. Kalimat aktif lebih hidup dalam menggambarkan suatu peristiwa.
7.     Latihan, latihan dan latihan! Kunci menjadi penulis sukses adalah latihan. Penulis terkenal sekalipun tidak langsung ujug-ujug menghasilkan karya indah. 
8.     Banyaklah membaca, sehingga secara tidak langsung kita belajar teknik penulisan juga memperbanyak kosakata.

Tuliskan Kisah Perjalananmu, Jangan Biarkan Menguap

Nah, itulah beberapa tips yang dishare Agustinus Wibowo pada acara Netizen Vaganza 2015 di Smesco Building, Jakarta. Agustinus terkenal dengan ciri khas travel writing-nya yang tidak biasa, mengunjungi daerah-daerah yang jarang dikunjungi turis. Menurut Agustinus, tempat-tempat wisata seperti candi, kuil, itu tempat yang sudah mati tidak hidup, tidak banyak yang dapat diceritakan selain keindahannya, sejarahnya atau bagaimana cara menuju tempat tersebut. Tetapi, asalkan kita pandai menemukan angle, tempat tersebut bisa dituliskan dengan warna tersendiri.
tips menulis bagus
Agustinus Menjawab Pertanyaan Para Peserta Workshop
Agustinus juga mengatakan, dia pergi ke tempat-tempat yang dia kunjungi, karena dia mempunyai pertanyaan sehingga akhirnya dia mencari jawabannya di tempat-tempat seperti Asia Tengah atau Papua Nugini. Bukan untuk keren-kerenan, ah gue udah ke tempat yang jarang didatangi turis misal. Tetapi semata-mata untuk menjawab pertanyaan dalam hidupnya.
Ketika ditanya apakah saat melakukan perjalanan ke tempat tak biasa itu, Agustinus langsung menuliskan perjalanannya, dia menjawab bahwa senjatanya adalah pena dan kertas untuk menuliskan detail dalam bentuk poin-poin.
"Tidak menulis dalam bentuk paragraf, tapi dalam bentuk poin-poin. Jika tidak begitu, detail yang menarik
sepanjang perjalanan akan terlupakan."
Menjawab pertanyaan peserta mengenai bagaimana mengatasi writer block, Agustinus menyatakan bahwa sebetulnya tulisan yang macet bukan karena writer block. Ada 2 penyebab menurut Agustinus, yaitu malas dan kurang riset, sehingga kita tidak tahu apa yang harus kita tuliskan.
Apalagi zaman sekarang godaan semakin banyak. "Godaan terberat dan terbesar adalah smartphone dan internet. Bukannya menulis, malah sibuk update status, atau sibuk lihat yang reply status," ungkap Agustinus, yang disambut dengan gelak tawa peserta. Hmmm...yang tertawa berarti pernah melakukan hal yang sama sepertinya. Sarannya Agustinus, "jauhkan smartphone dan internet dari hadapan saat kita menulis."
Bahkan sekaliber Agustinus Wibowo pun terkadang tergoda untuk main game di smartphone dengan alasan awal menggunakan smartphone untuk riset. Bukannya riset, malah jadi main game. Oleh karena itu, Agustinus menegaskan, "pisahkan waktu menulis dan riset, jangan digabung."
Agustinus kemudian menceritakan pengalamannya supaya tidak tergoda internet, "pada saat menulis, saya simpan smartphone dan modem dalam koper. Kopernya saya kunci, dan kuncinya saya simpan di ruang terpisah."
Agustinus memang sedang menjadi sosok idola. Para traveller, blogger bahkan penikmat membaca kisah perjalanan seringkali mengejarkan untuk sekedar belajar secuil ilmu dan pengalaman darinya. Ibarat kata, pengalaman adalah guru yang paling berharga. Perjalanan pun ibarat guru yang mengajarkan ilmu dan pengalaman hidup yang tiada bandingannya. Dan sosok Agustinus pun berbagi ilmu dan pengalamannya dengan bahasa yang sederhana, menarik dan dapat dimengerti para peserta workshop. Hmmm...cocok menjadi seorang pengajar.
So, bagi para traveller, yuk tuliskan perjalananmu. Seperti kata Agustinus Wibowo: Jangan Biarkan Pengalaman Berkesanmu Menguap Begitu Saja. Jangan Biarkan Perjalanan Berkesanmu Berakhir Hanya Dengan Sebuah Upload Foto atau Status Update di Media Sosial.