Rabu, 30 Desember 2015
Selasa, 29 Desember 2015
Senin, 21 Desember 2015
Terdampar di Female Daily Network Gara-Gara Nurul Noe
Mbak, add wasap aku dong.
Pengen ngomongin sesuatu nih.
Pengen ngomongin sesuatu nih.
Begitu isi message Nurul
Noe, siang-siang di hari Sabtu, tanpa angin tanpa hujan, datang tiba-tiba. Saya
yang sedang duduk manis menunggu Azka keluar dari les Inggrisnya, tentu saja
kaget setengah mati. Duh, ada apa ini? Jangan-jangan ada masalah serius? Apa
saya ada hutang yang belum saya bayar? Buru-buru saja saya jawab OK, dengan
hati sedikit degdegan. Mudah-mudahan bukan masalah berat atau ada utang yang
lupa saya bayar, hihi.
Kamis, 17 Desember 2015
7 Cara Asyik Belajar Bahasa Jepang
Lagi bersih-bersih file
di komputer, nemu file dari sekitar 4 tahun lalu, saat disuruh membuat naskah
pidato dan presentasi dalam bahasa Jepang. Tepatnya tugas akhir sebagai bukti
kelulusan telah menuntaskan belajar bahasa Jepang. Tidak tanggung-tanggung, sebagai
tugas akhir, kita diharuskan presentasi dalam bahasa Jepang di depan para
penggede pabrik yang notabene orang Jepang asli.
Membaca kembali isi materi speech yang
saya buat waktu itu, membawa kembali kenangan 4 tahun lalu. Serasa baru kemarin
saya berdiri, melsayakan presentasi dalam bahasa Jepang, gemetar dan takut
ditanya macam-macam tidak bisa jawab. Duh, kalau ingat stressnya waktu itu,
jadi pengen ketawa sendiri. Ada yang duduk dipojokan sambil komat kamit
menghafal. Ada yang tidak selera makan. Ada yang bolak-balik kamar mandi. Semua
menunggu para bos selesai meeting sore itu, dengan hati berdebar-debar. Waktu
serasa berjalan lambat. Detik jarum jam terdengar begitu nyaring di telinga,
menambah keresahan.
Rabu, 16 Desember 2015
Mural, Art Street, Daya Pikat Kota Wisata
Satu hal yang saya amati
saat traveling jalur sutra bersama rombongan Gong Traveling adalah keindahan
mural street yang banyak bertebaran di kota-kota yang kami singgahi, sepanjang
Singapura - Malaka - Kuala Lumpur.
Tidak hanya mural dua dimensi, tetapi juga
murah tiga dimensi memanjakan para wisatawan yang gemar ber-selfie ria. Terus terang saya mengagumi kreatifitas-kreatifitas street art di kota-kota yang saya singgahi ini. Saya merasa mural atau lukisan dinding ini dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata.
Selasa, 15 Desember 2015
Please, Jangan Curigai Saya
AIR ASIA QZ TO SINGAPORE
Pesawat Air Asia yang
membawa kami dari Jakarta mendarat di Bandar Udara Changi. Setelah perjalanan
kurang lebih 1,5 jam dari Soekarno Hatta. Hmmm...akhirnya setelah perjalanan
dari Cilegon, jam 12 malam dan bermalam di bandara, kami dapat menghirup udara
Singapura. Ini perjalanan luar negeri pertama buat Azka. Air Traffic Controller
Changi Airport terlihat menjulang. Dari sini kami, rombongan Gong Traveling,
akan melanjutkan perjalanan menuju tempat menginap di Adamson inn yang terletak
di daerah Bugis, Singapura. Tentu saja, untuk mencapai Bugis, terlebih dahulu
kami harus melewati pemeriksaan imigrasi juga membeli tiket MRT di Terminal-3.
Kamis, 10 Desember 2015
Belajar Komik Strip Bersama Beng Rahadian Dan Akademi Samali
Awalnya ngga sengaja melihat wall post facebooknya Mas Gol A Gong mengenai rencana kedatangan komikus yang terkenal Beng Rahadian di Rumah Dunia, untuk memberikan workshop pembuatan komik strip untuk pelajar SMA dan sederajat. Nah, tiba-tiba teringat Azka yang suka menggambar adegan sehari-hari, yang kadang suka bikin ngakak sendiri pas saya ngintip sketch book-nya dia. Gimana saya tidak tersenyum-senyum, anak kelas 5 SD ini ternyata pandai juga melakukan observasi, ayahnya digambarkan sebagia sosok laki-laki berkopiah dan berjenggot. Lucunya, jenggotnya itu dilukiskan dengan garis pendek 3 biji berjejer. Artinya janggutnya jarang. Yah, memang masih gambar anak-anak, tapi buat saya, Azka bisa menggambarkan dengan detail saja saya sudah merasa senang. Karena ingat kesenangannya menggambar, akhirnya tanpa pikir panjang, saya reply postingannya Mas Gong, untuk mendaftarkan Azka, mengikuti workshop yang dilaksanakan tanggal 6 Desember 2015 di Rumah Dunia. "Boleh daftar untuk Azka ya Mas Gong," komen saya di facebook Mas Gong, "anggap anak bawang saja."
Sabtu, 05 Desember 2015
9 Hal Asyik Yang Bisa Kamu Lakukan Di Rumah Dunia
Hari gini orang Banten
belum pernah ke Rumah Dunia? Duuuh, ngga kekinian banget deh.
Nih, buat kalian yang
bosan ngemall lagi ngemall lagi di kawasan Cilegon Serang & Sekitarnya,
saya kasih tahu ya, 9 hal asyik yang bisa kamu lakukan di Rumah Dunia.
1. Mengikuti Kelas Menulis, Sastra dan Puisi
Warga Serang, Cilegon dan
sekitarnya, jika ingin mengasah bakat dan meningkatkan kemampuan menulis,
sastra dan puisi, bisa bergabung di kelas menulis Rumah Dunia. Kelas menulis
Rumah Dunia, saat ini telah mencapai angkatan ke 38. Lama berlangsungnya kelas
menulis setiap angkatan kira-kira 6 bulan, yang dilangsungkan 1 kali per
minggu. Berapa biayanya? Sebetulnya kelas menulisnya gratis, hanya dikenakan
biaya administrasi sebesar Rp. 100.000, itupun kita mendapatkan buku terbitan
Gong Publishing, seperti buku Pasukan Matahari, karya terbaru Mas Gola Gong.
Murah sekali kan? Hanya tinggal mempunyai tekad dan kemauan yang kuat untuk
senantiasa datang ke Rumah Dunia dengan konsisten.
Pelatihan yang diberikan
di kelas menulis Rumah Dunia meliputi pelatihan jurnalistik dan pelatihan
menulis fiksi. Pada pelatihan jurnalistik diajarkan mengenai teknik-teknik
dalam jurnalistik, termasuk praktek wawancara di lapangan. Pada akhir sesi
pelatihan jurnalistik, biasanya ada tugas kelompok untuk membuat artikel dan
juga majalah. Sedangkan untuk pelatihan menulis fiksi, kita diajarkan mengenai
teknik menulis fiksi dan unsur-unsurnya, seperti ide, judul, tema, sinopsis,
tokoh/karakter, latar, konflik, plot, dan lainnya. Serunya lagi pelatihan menulis di Rumah Dunia ini, tidak hanya melulu di dalam kelas. Tetapi juga observasi lapangan dan wawancara dengan narasumber.
Di kelas menulis Rumah
Dunia, Mas Gong juga berbagi pengalaman seputar proses kreatif pembuatan novel
beliau ataupun novel istrinya, seperti saat pembuatan “Mimpi Sauni”, “Hari-Hari
Angga”, “Balada Si Roy”, “Pasukan Matahari”, “Honeymoon Backpaker”, “Traveler
Wife” dan lainnya.
Selain kelas menulis
offline, alias datang langsung ke Rumah Dunia, Gol A Gong juga membuka kelas
menulis online. Hanya saja untuk yang kelas menulis online ada biayanya. Tuh
kan, beruntung sekali orang-orang Serang dan sekitarnya. Memang kecintaannya
Mas Gong terhadap Banten ini tidak perlu dipertanyakan. Beliau sangat ingin
melihat literasi Banten maju. Dan ini diwujudkan dengan Rumah Dunia.
2. Menonton Panggung Kampung Yang Ngga Kampungan
Setiap sabtu malam, biasanya suka
ada yang namanya Panggung Kampung di Rumah Dunia.
![]() |
Panggung Kampung RD (Sumber: FB Golagong) |
Pertunjukan di Panggung
Kampung ini bermacam-macam jenisnya. Terkadang pertunjukan musik, terkadang
pementasan drama atau nobar alias nonton film bareng. Yang suasana malam minggu
berbeda, bisa datang ke Rumah Dunia, dan tentunya saat ada Panggung Kampung
dong ya.
3. Nyenyore, Acara Rutin di Rumah Dunia Sambil Menunggu Waktu Berbuka Puasa
Pada bulan puasa, di
Rumah Dunia ada kegiatan rutin yang selalu diadakan, namanya nyenyore. Nyenyore
ini, kalau istilah orang Sunda lebih dikenal dengan nama ngabuburit.
Bermacam-macam kegiatan dilakukan untuk mengisi waktu, sambil menunggu adzan
magrib, pertanda berakhirnya puasa, berkumandang. Ada acara bedah buku, ada
pementasan puisi, ada lomba gambar & mewarnai untuk anak-anak. Dan yang
paling menarik adalah di ujung acara Nyenyore, ada tajil gratis. Walaupun
sederhana, tapi enak sekali tajilnya.
Acara Nyenyore Rumah
Dunia ini bisa dijadikan kegiatan alternatif menunggu waktu berbuka puasa. Tentunya
akan banyak ilmu yang kita dapatkan dengan kegiatan ini.
4. Berselfie Di Landmark Rumah Dunia
Jika datang ke Rumah
Dunia, jangan sampai ketinggalan untuk berselfie di landmark Rumah Dunia. Ada
prasasti Gol A Gong, dinding yang bertuliskan : “Rumahku Rumah Dunia. Kubangun
dengan kata-kata (Gol A Gong Prasasti 1996 – 2001)”. Belum dikatakan sudah
datang ke Rumah Dunia, jika belum berselfi di depan prasasti ini.
![]() |
Selfie di depan Gol A Gong Prasasti |
Oya, Rumah Dunia juga
memiliki Auditorium Surosowan. Keren juga dalamnya, seperti layaknya kita mau
menonton di bioskop, terdapat kursi-kursi berjenjang. Azka dan Aisya saja
pertama kali datang ke sini sempat bertanya, “Bu, ini kita mau nonton film?”
Saking kerennya di mata mereka. Eh, saya pun merasa demikian sih. Duh, norak
banget yak, orang ndeso baru tahu yang namanya auditorium. Haha.
5. Gonjlengan, Tradisi Banten Yang Hanya Ada Di Rumah Dunia
Jangan tanya asal muasal
kata gonjleng atau gonjlengan pada saya, karena dapat dipastikan 100% saya
tidak tahu. Tapi yang pasti gonjlengan yang sering dilakukan di Rumah Dunia
adalah tradisi makan bersama beralaskan daun pisang. Hmmm...apa anehnya makan
beralaskan daun pisang?
Menurut saya sih unik.
Daun pisang disusun memanjang, makanan ditaruh di atas daun pisan tersebut dan
dimakan bersama-sama dalam satu group besar. Jadi sekaligus mengisi perut yang
keroncongan, suasana kebersamaan terpancar saat gonjlengan ini. Saya sendiri
belum pernah berkesempatan makan gonjlengan seperti ini, tapi kelihatannya
sangat unik, menarik dan hangat. Saya sendiri sangat ingin mencobanya,
merasakan kekhasan tradisi Banten.
6. Kalau Beruntung, Bisa Menyaksikan Event-Event Yang Digelar Di Rumah Dunia, & Jajanan Khas Banten Gratis
![]() |
Salah satu acara RD (sumber: FB Golagong) |
Banyak acara yang dilaksanakan di Rumah Dunia. Beberapa waktu lalu juga
sempat diadakan pertunjukan teater Urat Jagat, yang berkolaborasi dengan para
seniman luar negeri, seperti Australia, melakukan performance art di Auditorium Surowosan. Keren ya!
7. Manjakan Lidah Anda Dengan Spaghetti Aing & Secangkir Kopi Nusantara Yang Bisa Diseduh Sendiri.
Sejak tahun 2015 ini, di
Rumah Dunia ada Cafe Solidarnos, di mana kita bisa merasakan sensasi kuliner
khas Rumah Dunia. Cafe Solidarnos ini didirikan dalam rangka menyokong
operasional Rumah Dunia. Di cafe ini, kita bisa menikmati secangkir kopi
nusantara yang bisa kita seduh sendiri dengan harga miring. Begitu pula dengan
menu lain, seperti Spaghetti Aing, Jus Move On, dan lainnya.
Selain makanan dan
minuman, di Cafe Solidarnos ini juga disiapkan pojok baca. Menyantap makanan
dan minuman ditengah buku-buku, merupakan sensasi tersendiri.
8. Wisata Literasi, Dapatkan Kiat-Kiat Menulis Secara Langsung Dari Gol A Gong Balada Si Roy Yang Melegenda.
Kita juga dapat merasakan
wisata literasi jika datang ke Rumah Dunia. Rumah Dunia menawarkan paket
belajar literasi seperti kiat menulis, puisi, atau teater. Harganya sih menurut
saya sangat terjangkau, hanya Rp. 25,000/orang. Harga itu sudah termasuk paket
makan dari Solidarnos Cafe. Asyik kan, Asyik?
Telah banyak rombongan
anak sekolah yang datang ke Rumah Dunia untuk wisata literasi, dari mulai anak
sekolah dasar, menengah, dan menengah atas berwisata literasi di sini. Bahkan
rombongan mahasiswa pun juga ada. Ngga ada ruginya sih, apalagi berkesempatan mendapat
kiat-kiat menulis secara langsung dari Gol A Gong, yang melegenda dengan Balada
Si Roy-nya.
Nah, yang berminat mengikuti wisata literasi pelatihan menulis cerpen - jurnalistik - puisi untuk SD, SMP dan SMA bisa menghubungi Tias Tatangka. Pelatihan dilaksanakan setiap Senin s/d Kamis, untuk waktunya ditentukan sendiri. Jumlah peserta minimum 25 orang, maksimum 200 orang.
9. Ingin merasakan sensasi Backpacker Bersama Gol A Gong Sekaligus Berperan
Dalam Membantu Operasional Rumah Dunia?
Ikutlah Gong Traveling Menjelajah Singapura, Thailand & Jalur Sutra. Nah,
selain wisata literasi, Rumah Dunia juga mempunyai Gong Traveling yang siap
mengatar para peserta tour untuk merasakan sensasi backpacker ke luar negeri.
Gol A Gong sendiri menyebutkan bahwa traveling pembuka jalan bagi para traveler
pemula untuk belajar tips menjelajah negeri orang dengan cara backpacking, dan
diharapkan selanjutnya para traveler bisa mandiri untuk menjelajah ke berbagai
negeri. Selain berwisata, tentunya Gol A Gong juga berbagi tips menulis pada
saat perjalanan. Harga paket wisatanya sendiri berkisar antara Rp. 2,5 juta –
Rp. 5 juta, tergantung dari destinasi yang dipilih. Saya sendiri pernah
mengikuti wisata Jalur Sutra, meliputi Singapura, Malaka dan Kuala Lumpur.
Banyak pengalaman yang diperoleh dari wisata ini.

Gong Traveling Jalur Sutra
Nah, tunggu apa lagi,
bagi warga Serang, Pandeglang, Cilegon dan sekitarnya, jika pusing mencari
tempat wisata edukatif yang murah meriah, datang saja ke Rumah Dunia. Biasanya
sih selalu ada acara, terutama di hari Sabtu dan Minggu. Tapi, jika ragu ada acara
atau tidak, bisa di cek di facebooknya Golagong New, biasanya Mas Gong selalu
mengupdate berita terkini Rumah Dunia beserta event-event yang akan
berlangsung.
![]() |
Gong Traveling Jalur Sutra |
Kamis, 03 Desember 2015
Tanjung Lesung Legend - Traveler Folklore
Last time we travel to Tanjung Lesung. One of area in Pandeglang which offering the beauty of beach, white sand, coral, and other nice scenery. At first we wanted to saw the Tanjung Lesung Festival which held to increase tourism in this west area of Banten Province.
It was said that Bagan Racing would be also held. We curiously went there and joined with Serang Backpacker Group. Not only could explore this place, but also we've heard one of Indonesia folklore, the Tanjung Lesung legend, the local story of Tanjung Lesung name. Want to know the legend? Here it is:
Once upon a time, there lived a girl named Sri Poh Haci in this beautiful area. She liked to see the beauty of blue wide ocean, walk along the beach, left the footprints on the white sand. She loved to watch how the wave coming, erase her footfrints and how the sand touch her skin soon. She also liked to watched beautiful coral came to the beach. She loved the colors.
She really loved the beach and the sand. But still when rice harvest time come, she took the pestle and started to pound rice. She likes the repeated sound comes from the pestle.

One day, there was a young handsome guy arrived at the village. He was looking for a girl of his dream. When he saw Sri Poh Haci, he immediatelly fell in love. She was the girl in his dream. He traveled from far away just to find her. He approached her and asked her name.
"Who are you?" asked Sri Poh Haci, little bit afraid with this young handsome guy.
"I'm Prince Budog," replied him, "I've traveled along way to arrive here. I don't have family," he continue explaining his condition and tried to find a reason just to be with her.
Sri Poh Haci was little bit worry, but she also attracted by his charming. She also touched by his politeness and got pity on him, since he didn't have any family here. She asked him to come with her.
Her mother didn't like him and didn't allowed him to spend the night at their home. Her mother said, "in this house just the two of us, so if you want to stay, I just can offer you my terrace."
Prince Budog agreed to her offer, his heart just filled with happiness with the thinking of he could close to Sri Poh Haci everyday. Soon, Sri Poh Haci fell in love with Prince Budog, and Prince Budog proposed her. They got married after that.
The village is not only beautiful due to of her natural and clean beach and river, but also green, full of rice field along the way. Sri Poh Haci & her husband, Prince Budog, liked to walk along the road, walked side by side while talking about everything they loved. The green of rice field day by day turned yellow. It was time for harvesting. Sri Poh Haci and all the woman village came out from their home with the pestles and ready to pound the rice in the mortars which local people called it as "lesung". It was the first time for Prince Budog to hear the sound resulted from pestle crushing the rice in the mortar (lesung). He wanted to try crushing it, and he become addicted to the sound as the pestle hit the mortar (lesung).
He didn't care about the time, he forgot everything when he started to pounding rice. He just couldn't stop, even her wife tried to stop him and warned him.
"Husband, it's Friday! It's prohibited to pound the rice during Friday," warned her, tried to stop him. He ignored her wife and continued pounding. The sun started to climb up, and as time went on the the rhythm become more faster.
Prince Budog, was not only pounding the rice but also he was dancing continuously. Jumped to the left, jumped to the right, jumped to the left again while he was pounding. People tried to stop him also, since it was not allowed to pound the rice on Friday and people also worried looking to Prince Budog who continuously dancing without stop although for a moment.
Then something magic came up. People astonished, looked at Prince Budog.
"Look! There is monkey!" people yelled.
"Oh, monkey pound the rice!"
Prince Budog wondered why people yelled at him, called him as monkey. But as he looked at himself, he was surprised that his body covered with hair and he even had a long tail. He realized that he had turn into a monkey. Prince Budog was so ashamed, he violated the rule. He run away to the jungle nearby.
After that day, the village is called as Tanjung Lesung. "Lesung" means mortar, and due to the village is located on the cape which in Indonesia is called "Tanjung", they name it as Tanjung Lesung. And, believe it or not, but we can still found monkey along the way near Tanjung Lesung Beach. There is caution: be careful, there's monkey.
Jumat, 27 November 2015
Bulan Terbelah: Would the World be Better without Islam?
Setelah sukses
membenamkan bukunya 99 Cahaya di Langit di jajaran best seller book sekaligus
mengangkatnya ke layar lebar dengan judul yang sama dan meraup lebih dari 2
juta penonton, Hanum Salsabila Rais, kembali menggebrak dengan Bulan
Terbelah di Langit Amerika. Nah, yang mengaku penggemar 99 Cahaya tentu tidak
ketinggalan membaca kelanjutan kisah petualangan Hanum dan Rangga di Bulan
Terbelah kan? Atau terlewat seperti saya? Duh, malu mengaku sebagai fans berat mengingat baru tahu novel ini ternyata telah diterbitkan sejak Mei 2014.
Sabtu, 21 November 2015
Spelling Bee Competition English First
Sudah lama mendengar tentang spelling bee competition, tapi saya sendiri, kalaupun ada kategori untuk seumur saya, malah tidak berani mengikutinya. Dalam bayangan saya, kompetisi ini saling berebutan dan kemudian mengeja kata-kata dalam bahasa Inggris. Tapi ternyata apa yang saya pikirkan tidak sepenuhnya benar dan tidak sepenuhnya salah. Lho kok?
Bermula dari keinginan Azka yang tiba-tiba ingin mengikuti
kompetisi yang kebetulan diadakan oleh English First Cilegon. Terus terang
kaget juga, gadis kecilku ini mempunyai keinginan mengikuti kompetisi. Entah
mungkin karena pendaftarannya melalui sekolah, dan bersama-sama dengan
teman-temannya.
"Nanti, apapun hasilnya, harus diterima dengan lapang dada ya
kak Azka. Anggap saja ini permainan. Ada menang ada kalah. Yang terpenting
adalah usaha kita," pesanku sambil terselip sedikit khawatir kalau
ternyata malah nanti kompetisi ini menyurutkan semangatnya dalam belajar bahasa
Inggris. Bukannya saya under estimate dengan kakak Azka. Tapi supaya, siap
menerima apapun hasilnya. "Bagi Ibu, Kakak Azka sudah mau ikut kompetisi
saja, Ibu sudah senang sekali. Kak Azka sudah berani melawan kekhawatiran
sendiri," kataku, "Ibu saja belum tentu berani. Semangat ya
belajar!"
Tapi akhirnya malah ibunya yang khawatir tidak karuan. Sibuk
googling mencari contoh-contoh soal spelling bee. Dan ternyata, tiap grade
mempunyai tingkat kosakata yang berbeda yang jumlah setiap gradenya pun banyak
sekali. Duh, ini sih namanya seperti nyari jarum di tumpukan jerami. Dari
beratus-ratus kosakata, yang muncul hanya 25 kata. Mana yang harus didahulukan
dihafal? Ada 6 grade secara keseluruhan di website yang saya temukan.
"Nih Kak, pelajari saja grade 4, 5 dan 6," kata saya
pada Azka, menunjukan kertas yang berisi kosakata bahasa Inggris untuk grade 4,
5 dan 6. Duh, mana sempat menghafal sedemikian banyak, sedangkan waktu
kompetisi tinggal sebentar lagi. Ya, sudahlah, yang penting kan pengalamannya.
Singkat cerita, hari kompetisi pun tiba. Kompetisi diadakan di
Mall Cilegon. Azka berangkat dari sekolah dengan Ibu Guru dan teman-temannya.
Orang tua boleh datang untuk melihat. Sayangnya saya datang terlambat, saat
Azka selesai babak pertama. Jadi tidak sempat mendengar kosakata yang keluar.
![]() |
peserta spelling bee EF Cilegon 2015 |
"Bagaimana Kak?" Tanyaku.
"Susah, Bu," sahut Azka, dengan muka sedih, "ga ada
yang keluar yang dipelajari. Hanya sedikit yang keluar di soal." Mukanya
tambah muram dan ditekuk.
"Ya sudah. Tidak apa-apa. Lagian kan ini belajar,"
hiburku, "nanti tahun depan persiapkan lebih baik lagi.
Betul saja, pada saat diumumkan siapa yang lolos ke babak
selanjutnya, namanya tidak termasuk yang disebutkan. Aku langsung memeluknya.
"Ngga, apa-apa kan?"
"Iya," jawabnya lemah dengan sedikit gelengan kepala
yang hampir tidak terlihat. Walaupun mulutnya bilang iya, tetapi mungkin di
dalam hatinya sedang bergelut mengatasi perasaannya.
Perhatian kami teralih pada anak di sebelah yang menangis tersedu
di pelukan ibunya. Sepertinya sang anak merasa sangat kecewa namanya tidak
masuk ke babak selanjutnya. Si ibu berusaha menenangkannya. Tapi anak perempuan
tersebut semakin membenamkan mukanya ke perut ibunya sambil menangis. Saya
melirik Azka. Terkadang saya berpikir akan perlu tidaknya anak mengikuti
kompetisi di usia dini. Di satu sisi, mengajarkan Azka untuk selalu mencapai
yang terbaik, di sisi lain, saya khawatir jika Azka mengebu-gebu dan berambisi
dan belajar terus menerus, malah tidak baik untuk kesehatan mentalnya. Saya
malah berpikir bahwa Azka tidak perlu mendapat banyak mata pelajaran. Saya
malah menginginkan Azka lebih banyak bermain dan berkreatifitas. Bagi saya,
jika Azka berani mengikuti kompetisi, berani menyuarakan pendapatnya, berani
maju ke depan, berani berpidato, berani unjuk jari, berani perpartisipasi, saya
akan senang sekali.
"Pulang yu, Bu," bisik Azka. "Kita lihat dulu yak.
Ibu ingin tahu soalnya seperti apa."
"Buat apa lihat lagi, Bu?" Tanya Azka. "Kan aku
ngga masuk babak ke-2," lanjutnya lagi.
"Tidak apa-apa, kan kita bisa sambil belajar," sahutku,
"Ibu, ingin tahu babak ke-3 nya seperti apa."
Spelling bee competition terdiri dari 3 babak. Babak penyisihan
pertama dan kedua masih berupa tes mendengarkan dan tertulis. Petugas
menyebutkan sebuah kata yang diikuti contoh pemakaian dalam kalimat kemudian
kata lagi. Jadi setiap soal urutannya: kata - kalimat - kata. Setiap kata
diberi jeda waktu, kalau tidak salah 15 detik untuk menuliskan kata yang
didengarnya.
50% peserta dengan nilai tertinggi di babak ke-1, akan lolos ke babak berikutnya. Babak ini pun masih tes tertulis, 25 kata. "Yah, kok kata-kata yang dihapal, keluarnya di babak ke-2 semua Bu? Kalau ini aku tahu," celetuk Azka, yang ikut mendengarkan pronouncer membacakan 25 kata bahasa Inggris.
Babak final, dipilih 10 orang terbaik dari hasil babak ke-2. Di
babak ini, para peserta yang lolos, dipanggil maju ke depan panggung.
Masing-masing peserta diberi kesempatan 3x mengambil sepotong kertas dari wadah
gelas. Kertas tersebut berisikan angka, yang nantinya pronouncer akan mencari
kata pada daftar yang dia pegang, dan membacakan kata tersebut, sesuai dengan
nomor yang disebutkan peserta. Urutannya tetap: kata - kalimat - kata.
Di babak ini, mental anak-anak diuji. Terlihat, anak-anak pada
tegang. Ya, tentu saja, jangankan anak-anak, orang tua saja belum tentu bisa
seberani itu berdiri di atas panggung dan mengeja di hadapan para penonton yang
kebanyakan orang dewasa juga. Duh, anak-anak memang hebat! Sudah berani maju
pun, saya salut sekali. Walaupun akhirnya hanya 3 orang yang terpilih sebagai
pemenang.
![]() |
babak final, peserta yang lolos maju ke depan panggung |
![]() |
contoh kata-kata spelling bee untuk kelas 3-4 |
Babak final berlangsung seru. Ada anak yang cuek, ada yang percaya diri, ada yang cemas, ada yang gemetar. Tingkah laku anak-anak memang selalu menggemaskan. "Tuh,
cuek aja, salah juga ngga apa-apa. Jangan pernah takut salah," bisikku
pada Azka, "kalau salah juga ngga rugi. Kayak peserta di depan itu,
kalaupun ngga yakin, unjuk tangan dahulu, kalaupun salah, ngga mengurangi
nilai." Penentuan pemenang terakhir jika ada nilai yang sama, ditentukan
dengan babak rebutan. Anak yang menang adalah yang berani unjuk jari,
mematahkan kesempatan lawannya untuk menjawab. Sayang memang, tidak ada
pengurangan nilai atau lempar pertanyaan jika peserta gagal mengeja kata. Sayangnya lagi karena lomba diadakan di aula mall, yang pastinya ramai sekali, terkadang suara pronouncer tertelan keramaian mall, apalagi jika bagian informasi mengumumkan sesuatu. Dan, otomatis karena tidak ada ulangan, walaupun tidak terdengar jelas, tetap tidak diulang. Untungnya pada saat babak final, juri berinisiatif menghentikan jika sedang ada pengumuman di bagian informasi. Tidak begitu jelas, apakah juri yang satu ini orang Indonesia atau bukan, mukanya sih seperti orang Korea, tetapi setidaknya dia lebih pengertian dan peka kondisi sekitar. Hehe.
Namanya
permainan, ada menang, ada kalau dan pasti ada kuis! Di setiap waktu sela, ada
kuis bagi para peserta dan juga bagi para orang tua dan guru. Bentuknya
macam-macam, tetapi pada umumnya, para peserta diminta menebak kata dengan clue
yang diberikan oleh si presenter. Saya mencoba mendorong Azka untuk berani.
"Itu buat orang tua, Bu. Ibu saja deh yang ikut," elaknya.
![]() |
Kuis untuk peserta, orang tua dan guru, ini gurunya Azka lho! Pak Furqon |
Sebetulnya kata-katanya mudah, bisa nama buah-buahan ataupun nama
binatang. Akhirnya karena gatal, saat ada kuis mengeja, saya nekat ikutan unjuk
jari. Saya lupa pertanyaannya, yang pasti jawabannya stage, dan saya harus
mengeja kata tersebut. Azka kesenangan, ketika jawabannya betul, dan
mendapatkan souvenir 1 set tempat makan cantik. Alhamdulillah.
![]() |
Alhamdulillah, saya juga kebagian jatah suvenir kuis, hehe. |
Acara telah selesai. Tapi menyisakan Azka yang semangat untuk
belajar dan terus meningkatkan bahasa Inggrisnya. Mudah-mudahan semangatnya ngga tomat ya Kakak Azka, tobat kumat tobat kumat. Oh, itu sih saya yang biasanya seperti itu. Hehe.
Rabu, 11 November 2015
Steamboat, Ramen & Sushi Lover, Ada Kuliner Baru Di Cilegon!
![]() |
Kue Cubit Tiramisu Topping Almond - Onkei Resto |
Masih seputar kuliner
Cilegon, kali ini saya dan anak-anak mencoba resto baru yang bernama Onkei,
yang terletak di depan gedung PLN Cilegon. Saya pergi ke tempat ini atas
rekomendasi salah seorang teman dekat. Menurutnya, resto yang satu ini unik,
karena furnitur yang digunakan menggunakan bahan-bahan daur ulang, seperti drum
bekas dan kayu.
Drum bekas? Ngga kebayang
kan ada drum bekas di dalam rumah makan? Dimanfaatin sebagai apa ya kira-kira? Teman bilang,
"unik deh, tempat duduknya dari drum. Ada juga drum yang besar sebagai meja."
Senin, 09 November 2015
Kuliner Cilegon, Krabby Patty Monster di Hotspot Cafe
![]() |
Menikmati secangkir kopi & plater Hotspot Cafe |
Kemarin
kita baru saja review mengenai salah satu kuliner di Serang Banten. Nah, upaya
adil, kita review juga salah satu kuliner yang ada di kota Cilegon yang bakal
bikin kamu, para pencinta burger, kehabisan kata-kata.
Dimanakah itu?
Namanya Hotspot Cafe. Sebetulnya sudah lama mengetahui ada cafe
satu ini di Cilegon. Setiap kali berbelanja di Ramayana Cilegon, pasti kulihat.
Kami terkadang agak sedikit nekat kalau sudah kesusahan parkir di Ramayana,
jadilah kami parkir di sebelahnya. Ssstt..., jangan bilang-bilang yak, terdesak
perlu beli perlengkapan sekolah anak.
Minggu, 08 November 2015
Kuliner Serang, Rasakan Kelezatan Indomie Yang Tak Biasa Di Upnormal
Siapa di Indonesia ini
yang belum pernah mencicipi Indomie? Hmmm..., rasanya hampir dibilang mustahil,
kecuali mungkin suku-suku di pedalaman yang belum terjamah sama sekali. Indomie
adalah brand lokal yang berhasil menguasai pasar di Indonesia, bahkan Indomie
telah menjelajah ke luar negeri. Di Arab Saudi, malah ada pabrik yang
memproduksi mie instant buatan lokal ini. Tapi, postingan kali ini tidak akan
membahas bagaimana Indomie diproduksi dan bagaimana brandingnya dibentuk. Tapi,
akan bercerita tentang Indomie yang merakyat naik kasta menjadi olahan yang
luar biasa di Warung Upnormal.
![]() |
Bagian Depan Warung Upnormal Serang, Banten |
Selasa, 03 November 2015
Apa Rumah John Travolta, Tipe Rumah Idamanmu?
"Yah, aku ingin rumah kita ada gudangnya," ujarku suatu
sore 3 tahun yang lalu. Tidak ada gudang di rumah yang kami tempati sekarang.
Susah sekali menyimpan perabotan-perabotan dan mainan anak-anak.
"Buat apa gudang? Nanti malah jadi sarang tikus," sahut
ayahnya anak-anak dengan cueknya.
"Yah, dapurnya yang luas ya...," rajukku lagi, merayu
supaya dibuatkan dapur yang luas di rumah yang akan kami renovasi.
"Hmmm..., dapur luas berpengaruh ya sama enak tidaknya
masakan?" Jawabnya dengan mata tidak lepas dari koran bacaannya. Arrgh!
Kepala rasanya sudah mendidih saking jengkelnya. Tapi tetap harus tersenyum
manis dan bersabar biar ayahnya anak-anak setuju permintaanku.
"Nanti, di rumah baru, ada kolam dan taman kan?" Tanyaku
lagi dengan penuh harap.
"Nanti siap bersihin kolam teratur tidak?" Dia balik
bertanya, yang malah membuatku mati kutu. Duh, tahu saja kelemahanku malas
bersih-bersih.
"Kamar mandi pakai bathtub dan ada dinding kaca ya...,"
masih belum menyerah.
"Bathtub boros air, lagian kalau pakai dinding kaca malah
tidak safe. Kalau pecah, bahaya ke
anak-anak." Aduuuh, ada saja jawabnya. Bibirku tambah mencucut. Arrgh! Kesal! Dengan membanting kaki ke
lantai, Kutinggalkan dia sendiri dengan koran bacaannya.
Hmmm..., jadi ngelamun jorok! seandainya punya budget yang tidak
terbatas buat membangun rumah idaman, ingin seperti apa yak?
Apakah akan mengikuti rumah John Travolta yang memiliki run away
pesawat pribadi? Lah, John Travolta kan memang pilot, ngga aneh dong kalau
rumahnya didesign lengkap dengan tempat landasan pacu.
![]() |
Rumah John Travolta, lengkap dengan landasan pacu, sumber: architecturendesign.net |
Senin, 02 November 2015
Oh, Tidaaak! ASI Kita Tertukar!
![]() |
Source Picture: Clipartsheep.com |
Bagi mommy yang full time di rumah, sangat memungkinkan untuk memberikan ASI
ekslusif. Berbeda halnya dengan ibu bekerja, yang harus kembali ke rutinitas
pekerjaan di kantor setelah 3 bulan cuti melahirkan. Nah, mungkinkan ibu
bekerja memberikan ASI ekslusif?
Mungkin sekali mom! Sudah banyak
wanita yang kembali bekerja, berhasil membuktikan untuk memberikan ASI ekslusif,
nutrisi yang penuh gizi, bagi balitanya. Ibu bekerja, memerah ASI di tempat
kerja, untuk kemudian dibawa pulang.
Jumat, 30 Oktober 2015
#BeliYangBaik: Label RSPO Pilihan Wanita Masa Kini
![]() |
sumber:Greenpeace |
"Hmmm...tahu
dari mana Kakak Azka?" tanyaku, sambil melepaskan sepatu safety di rak
sepatu.
"Aku
menonton di TV, juga baca," jawabnya, "katanya lahan gambut itu untuk
perkebunan kelapa sawit ya, Bu?"
Rabu, 28 Oktober 2015
Interview With Grand New Veloz
Jarum jam terus
berputar. Matahari di luar semakin meninggi. Udara dalam ruangan berukuran 4×6
meter pun terasa pengap, walaupun mesin pendingin udara masih berputar.
Terlihat interviewer di sampingku mengeluarkan saputangan, menyapu peluh yang
mulai membasahi keningnya yang lapang. Aku meneliti kembali daftar pelamar di
hadapanku. Hmmm..., sampai sesiang ini, kami belum menemukan kandidat yang
sesuai. Hampir semua kandidat yang telah dipanggil, menyebutkan
sederet kelemahan yang menunjukan ketidakpercayaan diri, seperti:
saya lambat, kurang stylish, badan terlalu besar, dan lainnya.
Tinggal satu nama
yang tertera di urutan terakhir daftar.
Tok, tok, tok!
Terdengar suara ketukan di pintu. Seseorang membuka pintu, dan perlahan sosoknya memasuki ruangan. Aku
menahan nafas, begitu pula kedua interviewer di sebelahku. Dalam balutan warna
merah mika metalik, sosok tersebut mendatangi dan menyalami kami satu persatu.
Kamis, 22 Oktober 2015
Kaibon Palace, Once Upon Time
Menyusuri Banten, Menengok Kaibon
![]() |
Pintu Besar Keraton Kaibon |
Kali ini, aku menyengajakan diri bersama anak-anak mengunjungi
tempat ini. Selain memang sudah niat, ditambah penjelasan penjaga mesjid agung
Banten yang bilang bahwa tempat ini bagus untuk tempat berfoto-foto.
Matahari sudah sedikit terik menyengat saat si hitam memasuki
jalan lintasan keraton Kaibon. Sempat agak bingung untuk memarkir si hitam
karena di depan penuh dengan truk-truk besar. Si hitam berbelok ke jalan kecil,
"lho, ini jalanan kecil, kalau tidak ada putaran balik bagaimana?"
seruku pada sang pengendara si hitam, yang duduk tenang di sebelahku. Matanya lurus memandang ke depan.
Selasa, 20 Oktober 2015
Geliat Produk Lokal di Tengah Gempuran Produk Asing #SmescoNV
![]() |
Borondong Import |
Kalau pertanyaan itu
ditujukan pada saya, tentunya jawabannya: saya tertarik membelinya. Padahal
isinya cuma borondong yang sebetulnya di Indonesia juga banyak. Lain lagi,
kalau pertanyaan tersebut ditanyakan pada suami saya, belum tentu dia tertarik
ingin membelinya. Sama ketika saya dan pengasuh anak-anak belanja sapu di
pasar. Dia memilih sapu yang standar, tapi mata saya tertumbuk pada deretan
sapu dengan warna-warna pastel dengan motif bunga-bunga yang harganya sedikit
lebih mahal, tetapi karena saya suka, saya minta dia mengganti pilihannya.