Sabtu, 31 Desember 2016

Journey To Raja Ampat: Terbang Menuju Langit Timur Indonesia

Hore!! Ke Raja Ampat : “Apakah Kamu Percaya Karma?”

Ngga perlu memupuk kebencian dan balas dendam kepada orang yang menyakitimu. Santai saja dan perhatikan. Setiap perbuatan pasti akan ada balasannya.
***
Saya berjalan tertatih, keluar dari kamar mandi terminal keberangkatan 2F Soekarno Hatta. Pergelangan kaki kiri terasa sakit saat digerakkan. Saya meringis, mencoba menyeret kedua kaki sedikit demi sedikit menuju ke boarding gate.
Sudut mata saya menangkap lirikan kekhawatiran si Mbak cleaning service yang melihat saya terjatuh saat keluar toilet.
"Duduk dulu, Mbak. Jangan dipaksa," si Mbak menyarankan saya untuk istirahat dulu. Saya merasakan perasaan khawatir di nada suaranya.
"Ngga apa-apa, kok, Mbak. Saya bisa jalan," jawab saya, menolak sarannya. Padahal suakit sekali rasanya. Saking sakitnya, rasa malu pun menguap di udara. Mencoba gagah, saya mengambil tas ransel hitam dan menggendongnya di pundak.
Ah, kenapa sekelas bandara internasional tidak memperhatikan potensi unsafe condition, seperti perbedaan ketinggian lantai antara pintu toilet dan ruang kaca. Saya meruntuk dalam hati, sambil menggigit bibir, menahan sakit dan malu.
Atau . . . , jangan-jangan saya kena tulah gara-gara ikut mentertawakan teman yang keseleo saat pelesir backpacker ke Inggris beberapa minggu sebelumnya.
Astagfirullah. Saya membaca istigfar berkali-kali, memohon ampunan-Nya jikalau saya sudah kelewatan bercanda dengan teman tersebut. Tuhan, saya ngga bermaksud serius mentertawakan, kok. Tuhan, tolong sembuhkan kaki saya, supaya perjalanan saya ke Timur Indonesia, ke Raja Ampat berjalan lancar. Aamiin.
Jauh di lubuk hati saya yang terdalam, saya tetap merasa khawatir bahwa pergelangan kaki yang keseleo ini akan bertambah sakit dan bengkak. Posisi jatuh tadi cukup keras sampai membuat kaki terlipat dan terasa kesetrum.
Dengan susah payah dan mencoba tetap tegap, saya berhasil melalui gerbang pemeriksaan. Tanpa membuang waktu, saya segera memasuki ruang tunggu keberangkatan dimana Deddy Huang dan Lingga Permesti sudah menunggu. Seharusnya mereka sudah berada di dalam jika menyimak dari percakapan kami di group. Saya menyapukan pandangan ke sekeliling ruangan, tapi tidak tampak satu pun tanda-tanda seperti yang dijelaskan Lingga dan Deddy di group WhatsApp.
Aku udah masuk boarding gate nih, pakai jaket pink. Itu komentar Lingga yang terbaca di layar handphone.
Aku, seperti biasa, pakai topi pet. Yang ini komentar Deddy Huang, seorang travel blogger yang jauh-jauh datang dari Palembang.
Eh, pada kemana mereka berdua? Jangan-jangan saya salah masuk gate. Saya celingukan ngga jelas. Seharusnya sih betul, karena di ruang tunggu keberangkatan ini sudah terasa sekali hawa Timur. Sejauh mata memandang, ruangan ini penuh orang Papua dengan ciri khas warna kulit gelam eksotis dan rambut keritingnya yang khas.
Bolak-balik saya mengelilingi kubikel ruang tunggu keberangkatan. Saya tidak mempedulikan tatapan-tatapan aneh yang tertuju ke arah kaki saya yang terpincang-pincang. Fokus mencari si jaket pink dan topi pet saja, tidak usah pedulikan tatapan orang-orang, pikir saya.
Setelah beberapa putaran tidak menemukan mereka berdua, saya pun menyerah duduk di deretan bangku stainless steel ruang tunggu keberangkatan. Ah, nanti juga ketemu, kalau saya salah gate sih rasanya ngga mungkin, pikir saya. Pergelangan kaki yang keseleo mulai berasa cenut-cenut. Perlahan saya mengurut sekitar pergelangan yang sakit, dengan harapan tidak akan bertambah buruk. Tapi sebersit kesadaran menyeruak di reluang kalbu bahwa saya sedang memupuk harapan palsu.
Akhirnya dua orang yang ditunggu terlihat berjalan berdua memasuki gate keberangkatan. Lingga mengenakan long coat pink, sedangkan Deddy mengenakan topi pet kesayangannya. Duh, pantas tidak ketemu dicari di dalam, orang masih berada di luar.
Sambil menunggu waktu boarding, kami bertiga mengobrol ke sana ke mari secara ini adalah pertama kalinya kami bertemu. Lingga menyampaikan pesan-pesan dari Cheria Travel yang perlu kami lakukan selama perjalanan ke Raja Ampat. Yup, kami bertiga adalah pemenang lomba menulis Cheria Halal Wisata yang diselenggarakan oleh Cheria Travel. Kami berhak atas hadiah perjalanan gratis Paket Tour perjalanan Raja Ampat Cheria. Fabiayyi ala irobbikuma tukadziban, maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
Bertemu dengan para pemenang lomba Cheria Halal Wisata lainnya di T3 Soetta
Entah mimpi apa saya akan bisa menjejak kaki di wilayah Indonesia  paling Timur itu. Ribuan kilometer jarak yang harus saya tempuh untuk sampai di sana. Satu yang saya yakini saat itu bahwa perjalanan ke Raja Ampat memerlukan biaya mendekati biaya yang diperlukan untuk traveling ke luar negeri.

Jumat, 30 Desember 2016

9 Camping Ground Asyik Untuk Merayakan Liburan Akhir Tahun

Masa-masa liburan akhir tahun seperti ini, selalu terbayang Tasya kecil yang menggemaskan bernyanyi riang, "libur tlah tiba. libur tlah tiba. hatiii...ku gembiraaa..."
Tapi hati saya tidak gembira ketika ayahnya anak-anak mengajukan usulan yang diaamiinkan sama anak-anak: CAMPING!
Harus cari tahu tempat camping atau berkemah yang nyaman nih.
Anak-anak memang selalu gembira jika musim liburan tiba. Ngga peduli emaknya bingung setengah hidup menentukan mau liburan kemana kali ini. Emaknya harus pinter-pinter muter otak supaya kegiatan liburan meninggalkan kesan yang manis, walaupun sederhana, tapi pastinya kreatif dong ya.
Nah, kalau urusannya camping, saya sudah menuliskan daftar 9 tempat camping yang sekiranya bisa dijadikan referensi. Dari camping yang glamour hingga camping yang harus berjibaku mendirikan tenda sendiri.

1. Trizara Resorts, Lembang Bandung - Glamour Camping

Buat saya, kamu yang mau bercamping tapi ngga pakai ribet, nyaman, mewah tapi tetap merasakan menyatu dengan alam, pilihan pertama saya Trizara Resorts yang terletak di ketinggian Bandung Utara ini.
Suasananya yang asri dan alami bakal membuat kita betah berlama-lama, ngga mau pulang. Setidaknya itu yang saya rasakan saat camping di sana.
Memandang Bandung dari ketinggian, dengan pemandangan tiga gunung di sekeliling, betul-betul breath-taking, apalagi saat di malam hari. Langit malam begitu bersih, jauh dari polusi.
Beneran lost from your busy work and routine activities, deh. 
Saya berencana camping di sini lagi saat bulan baru atau bulan mati, biar bisa lihat langit yang bertaburan bintang. Pasti keren banget.
Trizara Resorts Lembang
Jalan Pasirwangi Wetan, Lembang, Bandung, Indonesia
Telp.: +62 22 82780085
Website : www.trizara.com

Senin, 26 Desember 2016

I leave My Heart at Chingu

"Aaargh ... Ibu, itu Gangnam Station," teriak Azka, norak! Aduh, please deh.
"Ibu!! Kita mau kemana? Nami Island, Jeju Island, Bukchon Honok Village?" Serunya lagi dengan mata berbinar membaca papan petunjuk arah. Tanpa menunggu jawaban saya, dia langsung melesat mengikuti petunjuk arah. Saya pun pontang-panting menyusulnya.
"Ibuuu! Di sini Little Seoul!" Teriakannya terdengar, "ini namanya Dongdaemun Street, ya Bu? Banyak jajanan di sini, Bu."
chingu cafe, cafe korea kekinian di bandung
Apa Azka lagi jalan-jalan di Negeri Gingseng?
chingu cafe, cafe korea kekinian di bandung
Apa kita sedang traveling di Korea?
Adegan di atas bukan khayalan, bukan pula mimpi. Tapi, bukan pula kenyataan asli berada di Korea. Kita sedang berada di sebuah cafe yang atmosfernya Korea banget. Buat kamu yang suka kekoreaan, pasti kamu akan jatuh cinta deh dengan tempat ini.

Senin, 19 Desember 2016

Keunggulan Menggunakan Top Level Domain .Com Membuat Saya Move On dari yang Gratisan

keunggulan menggunakan top level domain .net/ .com

Beralih ke Top Level Domain .net/ .com? Perlu ngga, sih? Memang apa keunggulan menggunakan Top Level Domain .net/ .com?
"Ah, yang penting nulis saja, untuk mengekspresikan perasaan," begitu mungkin ucapan sebagian dari kita ketika dihadapkan pada pilihan menggunakan domain gratisan atau top level domain.
"Ngga penting, mau pakai yang gratisan atau yang berbayar." Pernah berpikir seperti itu? Tenang, saya juga pernah. Tapiii, itu dulu.
Saya kenal blog sejak masih kuliah. Pada waktu itu musimnya menulis lewat Multifly. Isinya jangan ditanya, semua curhatan kegalauan! Dan kayaknya kalau sekarang masih ada dan bisa dibaca lagi, mungkin saya akan membacanya sambil menutup muka. 
Sekitar tahun 2005 saya kenal blogspot, dan mulai menulis. Isinya tentang traveling bersama suami dan anak yang waktu itu masih bayi. Hmmm, mungkin dari awal memang minat saya menulis traveling yak. Tapi waktu itu saya menggunakan nama suami, ngga percaya diri menggunakan nama sendiri. Di masa itu ngeblog masih sekedar menyalurkan hobi. Eh, ada beberapa sih yang mulai monetize blog lewat google adsense. Saya sempat ikut-ikutan trend juga. Tapi ujung-ujungnya frustasi, karena nilai dollarnya ngga beranjak.
Setelah itu blog tersebut terlupakan sama sekali. Sampai akhirnya saya mulai tertarik ngeblog lagi di awal tahun 2015, sejak mengenal Rumah Dunia. Itupun prosesnya tidak sengaja, gara-gara ada pelatihan menulis untuk anggota buletin / majalah di kantor. Nah, mulai deh bikin account blog baru. Eh, tapi ngga ada sih yang namanya kebetulan, segala sesuatu pasti sudah ada yang mengatur. Sehelai daun jatuh saja, tidak mungkin tanpa sepengetahuan Sang Pencipta.
Lucunya, di awal pertama ngeblog lagi, saya ikutan lomba SEO. Boro-boro mengetahui SEO, sudah begitu mendaftar menjelang deadline. Entah apa namanya, culun atau over confidence, ya. Hasilnya sangat bisa ditebak dong. Kalah telak, Jenderal! Tapi ngga kapok. Malah jadi penasaran, membaca mengenai SEO. 
Dari pengalaman-pengalaman yang ada, saya mulai memperhatikan tulisan dan nama-nama domain pemenang. Ternyata, rata-rata memakai namanya sendiri berakhiran dotcom, atau yang lebih sering disebut dengan Top Level Domain.
Aih, ini sih profesional, pantas menang. Begitu pikiran saya.
Ah, pasti mahal deh, punya domain dengan nama sendiri dan berakhiran .net/ .com. Lagi-lagi terlintas di benak saya bahwa biayanya cukup mahal jika menggunakan yang berakhiran dotcom, dotnet dan sejenisnya. Lagi pula apa sih keunggulan menggunakan top domain level itu? Toh dengan yang gratisan pun tetap bisa menyalurkan hobi menulis, kok. Buat apa menggeluarkan biaya jika bisa gratisan.
Keinginan punya domain dengan nama sendiri, akhirnya saya simpan rapat-rapat di dalam hati. Males ah, kalau harus bayar mahal. Jujur, kadang tetap suka jealous sama orang yang sudah mempunyai domain dotcom atau dotnet. Tapi, pikiran "harga mahal" mengunci otak saya cukup dalam.
Sampai saya melihat iklan dotcomforme yang berseliweran di jagat facebook. Dari situ, saya iseng mengecek ketersediaan nama saya jika dijadikan domain. Eh, ternyata tersedia! Wuidiw ..! Kerennya punya website dengan nama sendiri, www.mandalagiri.com! Keren kan? Ups, sombooong! Dan harga yang ditawarkan pun ternyata tidak begitu mahal, hanya Rp. 100.000/tahun. Cingcai, kalau cuma Rp 100.000/tahun.
Tapi saya masih diliputi keraguan. Bagaimana cara bayarnya? Pakai kartu kredit? Ah, saya ngga percaya transaksi online menggunakan kartu. Takutnya saat transaksi kena virus dan data kartu disalahgunakan. Walaupun sempat bertanya-tanya kepada admin dotcomforme waktu itu, saya belum minat untuk move on ke domain berbayar.
Terus terang, awal saya tertarik migrasi dari blogspot ke dotcom bukan karena tertarik dengan keunggulan menggunakan top level domain .net/ .com. Hanya kepikiran, sepertinya keren punya domain dengan nama sendiri.
Mimpi punya website top level domain .net/ .com dengan nama sendiri akhirnya kandas. Entah kenapa ketika saya memutuskan untuk migrasi ke top level domain .net/ .com, saya end up dengan nama nichealeia.com yang akhirnya mengundang banyak tanggapan dan kritik pedas.
"Susah banget sih, Lo, nama websitenya. Susah diingat!" Salah seorang sahabat protes.
"Apa namanya?" Seorang kawan bertanya sambil mengkernyitkan dahi. Duh, kasihan itu dahi berkerut hanya untuk memikirkan nama domain. Dan saya pun tertunduk, lidah kelu tidak bisa menjawab. Jangankan dia, wong saya saja susah menyebutkannya.
"Ganti, ganti! Susah banget itu nama!" Bukan hanya satu dua orang, tapi banyak yang mengusulkan supaya saya ganti nama.
Hmmm, memang sih, saya sendiri sulit melafalkan NICHEALEIA. Belibet. Saat itu saya belum terlalu mengerti bahwa pemilihan nama website pun ternyata penting untuk branding.
keunggulan menggunakan top level domain .net/ .com
Untuk ganti nama sepertinya tidak semudah itu bisa saya lakukan. Banyak yang harus saya pertimbangkan, termasuk harus syukuran menyediakan bubur merah putih. Eh, bohong dan alay itu sih. Hiks, saya galau tingkat tinggi antara mempertahankan nama sekarang atau ganti nama.
Ah, lupakanlah masalah nama. Saya cukup senang kok mempunyai website dengan domain dotcom. Kesannya sudah seperti blogger profesional. Padahal isinya tidak lebih dari 10 artikel. Yang penting sohor dulu deh.
Dengan perjalanan waktu dan setelah mengikuti berbagai petunjuk dari para senior dari komunitas-komunitas blogger, anggapan saya bahwa punya top level domain itu keren, ternyata salah. Top Level Domain itu keren dan keren sekali. Hanya dengan bermodal Rp. 100.000/tahun di dotcomforme, kita bisa memperoleh banyak keuntungan.
Jadi apa keunggulan menggunakan TOP LEVEL DOMAIN .net/ .com?
Berdasarkan pengalaman saya selama hampir 1 tahun beralih ke domain dotcom, berikut keunggulan menggunakan top level domain yang saya rasakan:
1. Unggul di Pencarian Search Engine
Katanya sih, keunggulan top level domain salah satunya adalah kemudahan ditemukan di search engine. Terus terang saya awam kalau urusan seperti ini.
Sampai beberapa hari yang lalu, Ulu - blogger Bandung bilang, pas searching pakai keyword "kuliner anyer", blog saya ada di page one Google. Penasaran deh. Eh, iya, ada di page one!! Wuiih, terharu sejagat raya.
Boleh dicoba kalau ngga percaya :)
2. Mudah Terdeteksi "Miss" Alexa Yang Super Ribet
Nah, kalau yang ini saya juga kurang tahu hubungannya apa.
Dulu, saat masih menggunakan domain gratisan, walaupun sudah register ke Alexa, tetap saja rankingnya tidak terdeteksi. Tapi begitu pindah ke domain dotcom, nilai Alexa-nya jadi terpampang. Senang sekali rasanya, walaupun rankingnya masih jutaan. Dan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, nilai Alexa www.nichealeia.com sudah di bawah 500.000. Sesuatu sekali untuk blogger pemula seperti saya.
Hmmm, percaya tidak? Alexa www.nichealeia.com sempat menyentuh level 300.000 an, walaupun sekarang lagi agak menggendut lagi, karena jarang update dan blog walking sepertinya. Maafkan, lagi menumpuk pekerjaan di kantor. Insya Allah, jika sudah agak berkurang kesibukan di sini, akan gerilya kembali blog walking ke teman-teman. Sabar yak, pasti berkunjung balik. 
3. Lebih Professional Look
Keunggulan menggunakan top level domain .com atau .net lainnya adalah sisi profesionalismenya. Kalau bagi saya, keren saja punya blog personal dengan domain dotcom atau dotnet. Kesan yang didapat adalah: hey, you're like a pro!
Kesannya lebih serius terjun dalam dunia perbloggingan. Memakai domain .net/ .com juga lebih ringkas, tidak terlalu panjang seperti halnya ketika kita menggunakan yang gratisan. Menurut DotComForMe, faktanya para pengguna internet cenderung lebih mudah menghafal sebuah url domain dibanding dengan alamat blog yang karakternya lebih panjang. Lagian susah nulisnya kalau kepanjangan. Mending saving energi buat menghemat dan melafalkan kata.
Kemudian, ibaratnya toko atau rumah, top level domain ini letaknya ada di jalan utama. Nah, toko yang ada di jalan utama biasanya lebih strategis kan untuk berbisnis? Cocoklah jika ingin terjun lebih lanjut mendalami monetizing blog.
4. Kemudahan dalam Monetizing
Blog yang telah menggunakan top level domain .net/ .com lebih gampang dilirik oleh agency untuk penempatan artikel, job review, ataupun penempatan iklan. Rata-rata para agency mencari domain yang top level. Tahu kan yang namanya job review atau placement artikel? Itu loh, salah satu sumber penghasilan melalui ngeblog.
Sebetulnya jika menggunakan domain gratisan juga terkadang ada sih yang menawarkan, hanya saja biasanya penawarannya lebih kecil daripada top level domain .net/ .com.
Itu beberapa keunggulan menggunakan top level domain .com yang saya rasakan selama satu tahun menggunakan domain dotcom dari dotcomforme. Ngeblog dengan top level domain itu mengasyikan. Walaupun masih terbilang baru di jagat perbloggingan, pencapaian terbesar saya adalah bisa merasakan keindahan yang spektakuler dari Raja Ampat, memperoleh uang tunai Rp 10.000.000 rupiah, dan yang terpenting adalah banyaknya pertemanan yang saya peroleh dari blogging.  Pengalaman dan pertemanan yang didapat itu yang tak ternilai harganya. 
Tetapi keunggulan top level domain di atas tetap harus dibangun dari branding yang kuat dan tentunya dengan konten artikel yang menarik. Tetap yang harus dipegang adalah: Content is The King
Oya, seperti saya bilang sebelumnya, domain ini jika diibaratkan rumah atau toko, dia adalah alamat. Bisa dibayangkan jika alamat rumahnya tidak ada atau susah diingat, pasti banyak yang kesasar, atau malah pada malas berkunjung. Jadi domain dan pemilihan nama juga ternyata penting.
Berikut adalah beberapa pertimbangan saat memilih nama domain:
1. Tidak terlalu panjang
Usahakan pemilihan nama ringkas, padat dan jelas. Kalau kepanjangan juga susah mengingatnya. Coba gimana rasanya berkunjung ke website yang namanya: cintabersemisepanjangmasaseributahunkumenantidirimu.com? 
2. Mudah dilafalkan
Ini sebenarnya menepuk air di dulang terpercik muka sendiri. Haha.
Jangan ikuti saya dalam hal pemilihan nama. Sumpah! Susah sekali melafalkan NICHEALEIA.
Pilih saja yang gampang diingat. Bisa nama sendiri, suami, istri, anak, ayah, ibu, bibi, paman, keponakan, cucu atau bisa juga digabung semua anggota keluarga menjadi happyfamily dot com misalnya. Apa saja, asal gampang diingat. Tapi, jangan pilih nama yang aneh juga. 
3. Keyword yang akan dibidik
Pemilihan nama yang baik juga memperhatikan keyword yang akan dibidik atau sasaran dari target market kita.
Coba bayangkan jika kita kita ingin mempunyai website yang berisikan tentang kuliner dan jalan-jalan, tapi nama domain kita: jualanmobilmurah dotcom. Jaka Sembung kan?
Again, jangan kayak saya ya, memilih nama Nichealeia. Hmmm, kecebur ngga yak? Ah, positive thinking saja, nama ini membawa berkah. Buktinya, bisa lolos beberapa lomba menulis blog. Mudah-mudahan jurinya ngga lagi merem pas memilih tulisan saya sebagai pemenang.
Setelah nama tersedia, pertimbangan selanjutnya adalah pemilihan tempat untuk membeli domain itu sendiri.
Apa yang dijadikan pertimbangan oleh saya ketika memilih provider untuk membeli domain?
1. Layanan paripurna
Buat saya yang gagap teknologi, jelas layanan pelanggan sangat perlu. Saya sering juga mengganggu Mbak dan Mas Admin dengan pertanyaan-pertanyaan yang mungkin sebetulnya ga penting.
"Mas/Mbak, ini kok saya dapat email harus meregister domain saya?
"Oh, abaikan, Bu. Itu bukan dari kami." Iya juga sih, sepertinya email spam.
"Mas/Mbak, ini kalau mau memperpanjang bagaimana yak? Saya lupa password." Dan lain sebagainya.
"Mas/Mbak, bisa melayani permintaan modifikasi template blog tidak?" Ini sih pertanyaan ngelunjak. Untungnya admin atau customer service dotcomforme baik banget, ngga marah dengan pertanyaan receh seperti ini. 
Customer Service yang responsif membalas pertanyaan dan permasalahan kita tentunya akan menjadi nilai lebih. 
2. Ada contact number yang jelas
Kalau si penyedia layanan tidak punya contact number yang jelas, bagaimana kita akan menghubungi jika ada masalah atau jika ingin memperpanjang domain .net/ .com kita?
Biasanya, sekarang ini para penyedia layanan domain dan hosting juga mempunyai media sosial untuk memudahkan pelanggannya menghubungi. Kalau di facebook, aktif tidaknya si customer service merespon pelanggan, bisa terlihat. Biasanya ada tulisan, typically reply within hour, minutes, dll.
Alhamdulillah, selama ini penyedia layanan tempat saya membeli domain dotcom sangat responsive dalam membalas keluhan kesulitan pelanggannya. Juga ngga pakai ribet, yang tidak punya kartu kredit bisa transfer lewat atm, dan tinggal konfirmasi melalui WhatsApp. Ah, saya suka kamu, DotComForMe!
3. Layanan yang reliable
Ini penting nih, terutama yang beli domain sekaligus hosting. Perlu mencari tahu keunggulan servernya, downtime-nya, sistem back up-nya, dan lain sebagainya.
Ngga lucu dong jika kita punya website jualan besar, tapi servernya sering down

Jadi, masih ragu move on ke top level domain .net/ .com? Saya sih, nggaaak! Karena keunggulan menggunakan top level domain .com sudah saya rasakan sendiri. Minimal punya website sendiri berakhiran dotcom itu rasanya keren sekali. Iya, ngga sih? Kalau kamu bagaimana? Siap untuk #DotComForBlogging? Siap dong, yak!

Minggu, 04 Desember 2016

Menjalani Kehidupan di Dunia Switchable bersama Acer Switch Alpha 12

switchable me acer switch alpha 12
Switchable? Maksudnya, kamu punya kepribadian ganda? Atau kamu punya kehidupan ganda? 
Wait! Wait! Sebelum kamu menghakimi, saya akan ceritakan sebuah rahasia.
Sebagai seorang perempuan yang telah berkeluarga, pernahkan kamu mengalami scene yang pernah saya alami, sebagai berikut:
"Bu, aku ada tugas sekolah membuat barang kerajinan dari stik es krim. Bikin apa ya, Bu? Ibu kan biasanya suka kreatif," rayu Azka
Saya menghentikan tarian jemari di atas laptop, besok deadline lomba menulis. "Ide Caca apa?" Tanya saya mendorongnya untuk mengemukakan idenya terlebih dahulu.
Sebelum mendengar jawaban Azka, kalimat berikut terdengar:
"Ibu, besok aku disuruh bawa bunga mawar," rengek Aisya. Ha? Hari sudah malam, mau mencari bunga mawar di mana?
"Ibu, aku ada PR Bahasa Arab, ngga ngerti maksud soalnya." Begitu saya lihat, langsung saya bercucuran air mata. Jangankan mengerti soalnya, bacanya saja ngga mampu. Isinya tulisan Arab tanpa harokat.
Lain waktu, giliran Emaknya anak-anak yang ribut.
"Bule, sabun cuci, sabun mandi, kecap, minyak, gula, sudah pada habis. Kalau besok ke luar, jangan lupa beli ya." Laporan barang-barang keperluan rumah tangga sudah habis.
"Hmmm," saya mengiyakan, tanpa mengalihkan jemari dari laptop saya yang mulai sering nge-hang.
Ditambah kicauan-kicauan berikut ini:
"Ku, jangan lupa bayar telepon, listrik, kartu kredit." Heboh, padahal tanggal tagihan juga masih lama.
"Ku, anak-anak sudah pada sholat dan mengaji?"
"Ku, anak-anak sudah periksa ke dokter gigi belum? Ini sudah 6 bulan lho."
"Ku, siapin itinerary buat jelajah Lombok dong, lewat jalur darat."
"Ku, gunting kuku naro-nya di mana?" Astagfirullah, padahal itu gunting kuku ada di hadapannya. Entah yang dicari gunting kuku apa tukang gunting. 

Senin, 28 November 2016

Liburan Impian Keluarga Kecil Kami

Liburan Impian
Berbicara mengenai liburan impian, rasanya banyak tempat yang ingin saya jelajahi. Dari mulai pegunungan, lembah berbukit, padang pasir, hingga pesisir pantai. Mulai dari tujuan wisata dalam negeri hingga luar negeri.
Orang tua saya berharap anak perempuannya ini bisa menjelajah negeri. Ibu saya bercerita, ketika saya lahir 39 tahun yang lalu, Mak Paraji (Dukun Beranak, dulu di kampung belum ada dokter kandungan atau bidan) yang menolong kelahiran saya mendoakan agar kelak saya bisa merantau ke Jakarta. Kata Mamah, dulu dalam benak orang kampung, Jakarta itu adalah tempat yang paling jauh, jadi doanya supaya bisa merantau ke Jakarta.
Doanya terkabul. Saya merantau sampai ke Cilegon. Lebih jauh dari Jakarta. Duuuh, coba Mak Paraji tahu negara-negara Eropa, yak. #keplak! Bangun, woy!
Ayah saya memberi nama Mandalagiri yang merupakan nama sebuah gunung di Garut, di belakang nama saya. Mungkin harapannya, agar saya bisa tangguh seperti gunung yang berdiri tegak, menaungi berbagai kehidupan di dalamnya, juga cinta dengan alam.
Cinta alamnya sih iya, terkabul. Karena saya suka liburan di alam terbuka. Sejak kuliah, saya senang menjelajah bukit, gunung dan pantai. Puncak Gunung Ciremai adalah yang tertinggi yang berhasil saya daki pada masa itu. Lho kok tidak sejak sekolah menengah atau sekolah dasar? Entahlah, dulu saya cupu sekali, ingetnya cuma belajar. Hmmm, sampai sekarang masih cupu juga sih, kata teman.
Hidup terus berputar, kecintaan saya menjelajah terus berlanjut. Pulau Peucang dan Kawasan Hutan Lindung Ujung Kulon menjadi saksi bagaimana saya menjelajahi tiap jengkal tanahnya. Setelah menikah dan dikaruniai dua orang putri, saya mengajak mereka menjadi bukit kecil dekat rumah. Saya ingin mereka belajar kehidupan pada setiap perjalanan yang mereka lakukan. Saat menaiki bukit, saya berharap mereka belajar, bahwa kehidupan pun ada kalanya naik dan turun. Saya berharap mereka semangat dan tidak mudah menyerah saat menghadapi kesulitan dan tetap rendah hati saat dalam suasana lapang.
Keinginan saya agar mereka belajar kehidupan pun terus bergulir. Saya ingin mereka mengenal sejauh dan sebanyak mungkin dunia yang mungkin berbeda dengan yang mereka kenal saat ini. Mengenal keanekaragaman budaya, memahami toleransi sesama umat, menanamkan empati, dan lain sebagainya.
Saya mengajak mereka traveling ...
Melalui traveling mereka bisa belajar banyak hal selain mendapatkan kesenangan liburan. Dari mulai merencanakan jadwal perjalanan, merancang tempat wisata yang ingin mereka kunjungi dangan efisien, mengatur pengeluaran, memikirkan keperluan yang harus mereka bawa, sampai bagaimana kita merencanakan hotel tempat kita menginap di setiap tempat yang kita datangi.
Jenis liburan yang kami pilih pun beragam. Backpacker, flash packer, ataupun luxury travel, tidak menjadi masalah. Saya pikir, mereka akan belajar banyak hal dari berbagai gaya liburan ini. Tentu saja mungkin jika diharuskan memilih mereka lebih senang jika kami staycation di hotel. Hmmm, anak-anak memang selalu suka staycation di hotel, santai tanpa terburu-buru dan menikmati semua fasilitas hotel.
Malah mereka berharap orang tuanya adalah owner hotel, biar bisa staycation lebih sering. Beuh, emang dipikirnya uang tinggal memetik dari pohon.
Balik lagi ke perihal liburan impian, dua tahun ini ada impian yang belum sempat kami realisasikan. Selalu saja gagal. Entah karena bentrok jadwal sekolah anak-anak, jadwal cuti kami, ataupun karena kekhawatiran saya yang berlebihan untuk mengadakan perjalanan liburan impian ini.
Ya, liburan impian kali ini, cukup memakan waktu, tenaga juga biaya. Suami sudah beberapa kali menyampaikan ajakannya, tapi saya selalu mundur dan mundur lagi.
Memangnya liburan impian seperti apa yang membuat saya khawatir berlebihan?
Liburan impian keluarga kecil kami adalah lintas Sumatra, menyusuri Lampung hingga Aceh di titik nol KM Indonesia dan lintas Jawa-Nusa Tenggara Timur, menyusuri Pulau Jawa hingga ke Ende.
Liburan Impian
See? Perlu persiapan matang kan? Apalagi keluarga kecil kami senang melakukan perjalanan melalui darat. Kata suami sih, dengan perjalanan darat kita bisa merasakan setiap jengkal tanah Indonesia, melihat keragaman di tempat yang satu dan yang lain, menikmati bentangan alam dari ujung ke ujung.
Perjalanan terjauh kami melalui jalur darat hingga saat ini adalah jalur Lampung - Palembang, dan jalur Anyer - Jogjakarta. Kalau saya ingat ke belakang, mengenang perjalanan ini, banyak melibatkan emosi dan mengalami berbagai peristiwa yang mewarnai perjalanan kami.
Saya dan suami terkadang banyak berselisih, terutama mengenai pemilihan jalur dan hotel tempat kami menginap. Terkadang karena sisi easy going saya, menyepelekan masalah booking hotel. Saya pikir, booking di tempat saja nanti, atau booking online satu hari, dan kalau cocok tinggal diperpanjang, kalau ngga cari hotel yang lain. Nah, gara-gara ini, hampir-hampir kami pernah harus bermalam di mobil. Padahal hotel yang kami tempati itu sangat strategis dekat dengan tempat pelaksanaan event, plus harganya murah. Mau murka ngga sih, saat ingin memperpanjang ternyata ngga bisa karena hunian penuh saat puncak event?
Kekhawatiran terbesar saya ketika merencanakan liburan impian ini, salah satunya adalah masalah hotel. Ya, karena budget terbatas, biasanya saya booking online jauh-jauh hari. Nah, bayangkan jika saya sudah booking di beberapa kota, mendadak ada pekerjaan yang ngga bisa ditinggalkan. Otak langsung mengkalkulasi kerugian yang akan ditimbulkan.
Liburan panjang yang akan datang di bulan Desember, suami sudah menanyakan jauh-jauh hari, kemana kita akan berlibur. Karena saat liburan panjang biasanya kita harus persiapan untuk cuti. Dan sepertinya, tahun ini pun kita pun harus melupakan perjalanan lintas Sumatra atau lintas Jawa menuju Flores.
Liburan Impian
Mengingat di bulan Januari jadwal padat dengan undangan-undangan nikah keluarga, yang mau tak mau kami harus mengambil cuti agak banyak juga. Jadi untuk liburan di Desember ini saya hanya ingin mencari yang dekat-dekat saja, seperti area Bandung dan Bogor. Impian saya tidak muluk-muluk, yang penting adalah kebersamaan.
Kelihatannya sih jatuhnya ke Kota Bandung, walaupun agak khawatir dengan cuaca ekstrim saat ini.
Terakhir kami berlibur di Bandung adalah awal bulan ini. Kami menghabiskan waktu dua hari di Lembang. Malam hari yang dingin kami mencoba jajanan khas Bandung, serabi panas aneka rasa di Setiabudi, dan di siang hari kami menjelajah Dusun Bambu.
Anak-anak gembira bisa mengeksplore Dusun Bambu. Banyak permainan yang mengasah kreativitas mereka di sana. Salah satunya adalah mewarnai celengan.
Sayangnya liburan kemarin kami agak terburu-buru, sehingga belum semua tempat tereksplor. Azka sampai merengek-rengek ingin mencoba Wonderland Rabbit di Dusun Bambu. Saya bilang, "lain kali kita ke sini lagi ya. Waktunya tidak cukup, kita harus segera balik ke Cilegon."
Hmmm, saya masih meninggalkan hutang rupanya.
Untungnya saya membaca Halaman Promo #HolidayFiesta di Traveloka App. Mengingatkan akan janji yang belum terlunasi. Saatnya #AppyTraveling nih.
Liburan Impian
Karena jarak yang tidak terlalu jauh antara Cilegon dan Bandung, promo yang sesuai yang bisa dimanfaatkan adalah #HolidayFiesta untuk Hotel. Ada banyak pilihan promo yang membuat saya galau, karena ratenya lumayan. Tapi, akhirnya saya memutuskan jika ke Bandung akan memilih Hotel Jayakarta yang terletak di Dago Atas.
Liburan Impian
Kenapa memilih itu? Saya pernah menginap satu kali di situ, dan hotelnya children friendly, jadi cocok untuk liburan keluarga kecil kami. Ada children club, outdoor pool untuk anak-anak, juga ada pasir pool kecil di pojokan yang menimbulkan sensasi berasa di pantai. Ke pantai yang ngga perlu panas-panas, ya di Jayakarta Hotel. 
Saya bayangkan dari Cilegon, berkendara mengambil jalur Subang menuju Lembang, mampir di Dusun Bambu, menghabiskan waktu di situ. Jika sempat ingin juga ke Sky Tree The Lodge, biar kekinian, foto diketinggian dengan pemandangan hutan pinus. Di sore hari baru kami beranjak menuju Dago untuk menginap.
Liburan Impian

Liburan Impian

Hmmm, untuk makan malam di mana yak? Ah, saya ingin mencoba Rumah Miring Bar (Cloud 9), atau ke Stone Cafe. Makan malam dengan menikmati pemandangan ke arah Kota Bandung yang penuh dengan kerlap kerlip lampu tentunya akan menyuguhkan sensasi makan malam yang fantastis, menyempurnakan liburan kami di Bandung.
Besoknya kami akan menikmati staycation saja di hotel, sampai waktu check out tiba. Sebelum pulang tidak lupa beli oleh-oleh khas Bandung.
Oya, liburan kali ini, selain keluarga kecil kami, sebetulnya ingin mengajak orang tua saya juga dan adik. Lebih mudah untuk kami berkumpul di Bandung, karena kota ini adalah tempat yang terdekat dari tempat kami masing-masing tinggal. Hmmm, seru kali ya liburan keluarga besar begitu. Langsung deh jingkrak-jingkrak kayak Tasya, "Libur tlah tiba! Libut tlah Tiba! Hatikuuu gembira!"
Semoga kesampaian bisa berkumpul dengan keluarga besar di bulan Desember ini.
Aamiin.

Minggu, 27 November 2016

Perjalanan Terjauh dan Terberat (Part-2)

perjalanan singapura, malaka, kuala lumpur
Di  Malaka, sangat beruntung sekali penginapan kami berseberangan dengan Masjid Kampung Kling yang terkenal sebagai salah satu masjid tertua di Kota Merah Malaka. Saya bertekad untuk menunaikan sholat Shubuh di masjid, esok hari. 
Tidak seperti halnya di Singapura, di Malaka saya mendengar suara adzan Shubuh yang menembus kayu-kayu jendela tanpa kaca, kamar saya yang kebetulan letaknya paling depan. Alangkah senangnya hati saya begitu mendengar suara tersebut. Tak sabar, saya membuka jendela kamar. Menara masjid terlihat dari tempat saya berdiri.  Walaupun suara adzannya tidak sekencang di Indonesia, saya sudah merasa senang, minimal suasananya lebih terasa dibanding saat di Singapura. 

Senin, 21 November 2016

Hal Penting yang Harus Diperhatikan Saat Memilih Kaos

TIPS MEMILIH KAOS
Bagi kebanyakan orang kaos atau T-shirt adalah salah satu pakaian dasar dan cukup penting untuk digunakan. Juga bagi kaum wanita. Mulai dari anak-anak sampai dewasa, kita terbiasa menggunakan kaos untuk kegiatan sehari-hari. Karena bentuknya yang sederhana dan sangat nyaman, kaos jadi favorit semua orang. Meskipun demikian, masih saja banyak orang yang tidak memperhatikan hal-hal penting saat menggunakan kaos, sehingga kaos tidak sesuai dengan badan mereka. Masalah yang paling umum adalah kaosnya kebesaran.
Belakangan memang ada trend menggunakan oversized T-shirt yang dipadukan dengan celana legging. Tapi jika kamu “tidak sengaja” menggunakan kaos yang kebesaran, maka akan terlihat aneh.
Berikut adalah beberapa yang perlu di perhatikan dalam memilih kaos:
Bagian Bahu
Bagian yang paling terlihat untuk mengetahui kaos kamu kebesaran atau tidak adalah jahitan bahu. Jahitan yang menghubungkan lengan dengan bagian utama kaos harus jatuh tepat di sudut tulang bahu, hal ini agar bahu kamu terlihat lebar atau menonjolkan bahu kamu yang sudah lebar.
Sangat tidak disarankan untuk memakai kaos yang jahitannya jatuh pada lengan karena tidak beresiko memakai kaos yang kekecilan. Bahkan pada oversized T-shirt, potongan bahu tetap pas di bahu.
Bagian Lengan
Beda hal nya dengan lengan, ukurannya agak lebih bebas. Untuk kaos lengan pendek, jatuhnya ujung lengan seharusnya sekitar pertengahan lengan bagian atas. Tetapi hal ini bebas kemauan Kamu, tergantung style/tampilan mana yang Kamu suka.
Jika Kamu ingin terlihat/menyukai style skinny, ujung lengan jatuhnya sekitar 1/3 (sepertiga) lengan bagian atas. Jika Kamu lebih nyaman dengan pakaian yang longgar, Kamu dapat memilih yang jatuhnya sekitar 2/3 (dua per tiga) dari lengan atas.
Kamu yang punya lengan kecil, sebaiknya memilh kaos yang mempunyai lingkar lengan lebih besar sekitar 2 jari dari ukuran lengan Kamu. Karena jika lebih besar dari itu akan membuat Kamu terlihat lebih kurus.
Panjang Kaos
Untuk urusan panjangnya kaos, sebaiknya minimal harus menutupi setengah ikat pinggang Kamu, dan maksimal sampai setengah zipper celana Kamu. Kaos yang panjangnya di luar itu akan terlihat aneh jika di kenakan. Tapi ada juga model kaos ngatung atau cropty, ini tentu saja pengecualian untuk ukuran kaos standar.

Jika Kamu ingin membeli kaos terutama belanja online, sebaiknya ketahui dulu ukuran beberapa bagian tubuh Kamu. Selain itu kamu juga bisa memilih kaos dengan berbagai harga, warna dan model. Dengan panduan di atas kamu bisa lebih efektif dalam memilih kaos. Sisanya tinggal urusan pilih harga kaos wanita dewasa yang kamu suka.


Rabu, 16 November 2016

Jaket Parka Cocok Untuk Traveling ke Daerah Dingin

Apa yang kamu pikirkan pertama kali saat akan bepergian ke daerah dingin?
Jaket tebal!
Ya, jaket tebal akan membantu kita menghalau dingin yang menyerang tubuh kita.
Nah, berhubung saya termasuk traveler yang setengah cuek, terkadang saya melupakan membawa barang penting yang satu ini. Akibatnya? Kedinginan semalaman, seperti saat ini berada di daerah Lembang yang dinginnya menusuk tulang saat malam hari tiba.
Ah, saya jadi teringat Jaket Parka yang fashionable itu. Selain hangat dan tebal, jaket yang satu ini digemari karena modelnya yang keren. Itu loh, yang sering dipakai artis dan aktor di drama Korea, saat musim dingin tiba.
jaket parka modis dan murah
Jaket Parka ini sebetulnya sudah dikenal sejak zaman dahulu. Jaket ini biasanya digunakan untuk melindungi tubuh dari udara dingin atau cuaca ekstrim, terutama di daerah kutub yang terkenal kedinginannya. Dulu, jaket ini terbuat dari kulit binatang dengan dilengkapi tudung, bahkan dilapisi bulu-bulu. Para pemburu di kutub sering menggunakannya.
Agak sedikit berbeda dengan jaket, parka ini lebih panjang jika dibanding jaket. Bahkan sampai menutupi pantat sampai lutut.
Nama parka sendiri berasal dari Bahasa Nenets yang tinggal di kepulauan Aleutian, yang bisa diartikan sebagai kulit hewan.
Dalam perkembangannya, parka digunakan oleh penerbang militer AS yang ditempatkan di daerah-daerah sangat dingin, di sekitar awal tahun 1950. Parka yang mereka gunakan didesign untuk bisa menahan suhu sampai -50oC. Baru pada tahun 1970-an, polyester mulai digunakan sebagai material untuk membuat parka, sehingga jaket tebal ini menjadi lebih ringan.
Di kawasan Eropa, parka menjadi populer dan tren di kalangan anak muda sampai akhir 1980-an, dan mulai tidak dilirik sampai akhir 1990-an karena parka identik dengan si kutu buku. Hmmm, emang kenapa ya dengan kutu buku?
Parka mulai kembali mengambil hati para pencinta fashion sejak akhir 1990-an, bahkan semakin tren hingga sekarang. Banyak yang jual jaket parka saat ini, bahkan brand-brand terkemuka juga memproduksi parka dengan beragam model juga beragam bahan sebagai produk eklusif.
Bukan hanya buat pria, tapi untuk wanita pun tersedia dengan model yang trendi. Bisa dipadu padankan dengan inner dan jeans. Keren deh. Duh, saya pun naksir dengan jaket parka ini. Tapi di mana ya ada yang jual jaket parka?
Jangan khawatir, sekarang banyak kok yang jual jaket parka. Bagaimana dengan harga jaket parka? Hmmm, ada harga ada kualitas dong yak.
Yakin deh, ini berguna sekali jika kalian yang akan bepergian ke daerah dingin, atau ke negara-negara 4 musim, seperti Rusia, Jepang, Korea, dan lain lain. Yuk, yang mau bepergian ke daerah dingin, beli jaket parkanya.

Selasa, 15 November 2016

Surga Itu Bernama Pahawang

Masih ingat saat terakhir kali kita berbincang-bincang di Masjid Raya Malaysia, awal tahun lalu. Kamu bilang tertarik untuk mengunjungi Indonesia suatu hari kelak. Kemarin Aku lihat di status media sosial, kamu kembali melanjutkan perjalanan keliling negara-negara di Asia termasuk Australia. Tetapi kamu melewatkan Indonesia.
Aku sedih, kenapa Kamu tidak mampir ke Indonesia.
Tawaranku masih berlaku. Seperti janjiku semula, jika Kamu datang ke Indonesia, please call me, I'll be your guide. Kan ku tunjukkan tempat-tempat terbaik di mana surga bersembunyi.
Jika kamu tidak punya waktu mengunjungi semua tempat indah di Indonesia, tak usah pergi terlalu jauh. Dari tempatku tinggal, sekitar 6 jam perjalanan, ada satu hidden paradise yang wajib kamu datangi. Namanya Pahawang.
hidden paradise Pulau Pahawang
Surga bernama Pahawang
Aku tidak tahu kenapa diberi nama Pahawang. Ada yang bilang dulu pada abad ke-17, orang yang pertama kali tinggal di sini adalah seorang perempuan Cina Betawi yang dikenal sebagai Mpok Awang. Dipercaya sebuah makam keramat yang terdapat di pulau ini adalah makannya Mpok Awang. Ada juga yang bilang, nama Pahawang berasal dari seorang nahkoda Cina bernama Hawang. Ah, entahlah mana yang benar. Tapi yang pasti gugusan pulau-pulau yang terletak di Kecamatan Pasawaran ini merupakan surga yang tersembunyi bagi para pencinta pantai dan underwater
Pulau Pahawang sendiri ada dua, yaitu: Pulau Pahawang Besar dan Pulau Pahawang Kecil. Di sekitarnya masih terdapat pulau-pulau kecil lainnya seperti Pulau Kelagian, Pulau Lalangga Lunik, Pulau Tanjung Putus, Pulau Balak, dan lainnya. Kesemua pulau di gugusan Pahawang ini terkenal masih asli dan asri, dengan pantai pasir putihnya yang bersih, juga terumbu karangnya yang indah.
Hmmm, terus terang aku ingin sekali menjelajah pulau-pulau Pahawang dan sekitarnya, bahasa kerennya hoping island. Sejak mengikuti websitenya salah satu blogger di Lampung, hasratku semakin menggebu. Namanya Yopie Pangkey. Foto-fotonya mengenai tempat-tempat wisata Lampung sangat memanjakan mata, termasuk video underwaternya yang terkagum-kagum.
Jika kamu punya kesempatan datang ke Indonesia, mari kita menjelajah Pahawang!
Dari Cilegon, kita akan menyeberang Selat Sunda menggunakan kapal ferry menuju Lampung dan kita akan terus berkendara menuju Dermaga Ketapang. Tujuan pertama kita adalah Pulau Kelagian Kecil untuk snorkeling.  
Aku lihat di status-status media sosial kamu, sepertinya kamu sangat suka dengan wisata alam dan wisata yang menantang adrenalin. Snorkeling pasti akan menjadi aktivitas menyenangkan bagi kamu. Katanya sih di sekitar gugusan Pahawang ini, kamu bakal bisa bertemu dengan Finding Nemo yang asli, bukan hanya sekedar Nemo di televisi.
hidden paradise Pulau Pahawang
Menemukan banyak Nemo di antara terumbu karang
Kata seorang teman, Kelagian Kecil mempunyai jenis pasir putih yang halus dan bersih. Asyik juga kali yak, berjalan sepanjang pantai tanpa alas kaki. Merasakan butir-butir halus pasir putih menyentuh kulit kita.
Tak jauh dari Kelagian Kecil, ada Pulau Kelagian Besar. Ada satu fakta yang mungkin kamu akan tertarik. Kamu tahu? Pulau Kelagian Besar sering dijadikan tempat latihan militer TNI Angkatan Laut. Oleh karena itu pulau ini dikenal juga oleh masyarakat sekitar sebagai Pulau Marinir. Jadi, jangan heran jika di sini, kamu tidak menemukan pemukiman penduduk.
Setelah puas dengan snorkeling, kita akan menuju Pulau Pahawang Besar. Kita akan menginap di sini. Oya, ada satu tempat peristirahatan di sini yang aku suka, di mana bangunannya penuh dengan unsur kayu dan terampung di atas air. Saat sore hari, duduk-duduk di terasnya, kaki tercelup ke dalam air, sambil menatap matahari tenggelam ke dalam laut, akan menjadi kenangan yang menakjubkan.
hidden paradise Pulau Pahawang
Menikmati sunset dari rumah terapung
hidden paradise Pulau Pahawang
Keindahan alam yang menakjubkan di Pahawang

Di malam harinya, kita habiskan malam dengan barbeque hasil tangkapan laut. Berbagi cerita mengenai perjalanan traveling kita. Aku ingin mendengar kisah petualanganmu di beberapa negeri yang telah kamu kunjungi. Hmmm, what a perfect life! Duh, tak sabar rasanya untuk segera ke Pahawang.
Ah, tapi kita tidak boleh kemalaman tidur, karena esok kita akan melihat Pahawang Kecil, yang letaknya sekitar 10 menit berperahu tradisional. Letaknya berdekatan ya? Tapi kita tidak bisa sembarangan turun di pulau yang ternyata sudah ada pemiliknya. Yah, minimal kita tahu keunikan Pulau Pahawang kecil. Apa uniknya? Jadi, ketika air laut sedang surut, akan terlihat Pasir Timbul yang menghubungkan Pulau Pahawang Kecil dan Pulau Pahawang Besar. Seru juga sepertinya berjalan meniti Pasir Timbul ini, seolah-olah kita sedang berjalan di atas jembatan.
Selain Kelagian dan Pahawang, ada juga Pulau Tanjung Putus. Konon katanya, dahulu pulau ini menyatu dengan daratan Sumatera, tetapi akibat letusan dasyat Gunung Krakatau pada tahun 1883, pulau ini terpisah dari daratan Sumatera. Itulah kenapa pulau ini dinamakan Tanjung Putus. Di tempat ini kamu bisa memuaskan hasrat snorkeling kamu yang menggebu.
hidden paradise Pulau Pahawang
Nemo dan aneka terumbu karang juga tanaman laut.
hidden paradise Pulau Pahawang
Mengejar Nemo tiada bosan, karena lucunya.
hidden paradise Pulau Pahawang
Terumbu-terumbu karang berwarna-warni

Jadi, kapan kamu akan berkunjung ke Indonesia? Aku berjanji akan sebisa mungkin untuk membuat kamu menikmati perjalanan di sini, terutama ke Pahawang. Oya, Desember ini kelihatannya Pahawang bakal ramai dengan orang yang akan merayakan tahun baru. Ada acara festival warna segala. Hmmm, kayak di India yak. Kelihatannya bakal seru. 
Sampai ketemu ya, please always keep in touch.

Mari Kita Ke Pahawang. The Hidden Paradise!!

***