Selasa, 19 September 2017

Tips Bepergian Dengan Balita

"Sebenarnya aku inginnya sih tidak ikut pulang ke rumah mertua. Bagaimana yak, soalnya anakku masih bayi, takutnya kalau dibawa perjalanan jauh belum kuat," curhat seorang teman yang diajak mudik ke kampung halaman suaminya. 
"Ya udah, kalau memang khawatir kenapa tidak bilang saja?" 
"Tapi kan tidak enak sama mertua dan suami. Kesannya aku ngga mau diajak ke rumah orang tuanya," jawabnya lagi galau. 
Hmmm, membawa bayi atau balita bepergian memang menjadi problema tersendiri bagi ibu muda, karena harus ekstra persiapan melebihi jika bepergian dengan anak remaja. Saya pun dulu pernah mengalami masa-masa kesusahan saat harus membawa anak-anak mudik ketika masih krucil-krucil. Selain perlengkapan bayi, kita pun harus siap mental menghadapi hal-hal yang mungkin membuat si kecil rewel saat perjalanan. Kalau kurang siap malah kita sendiri yang bakal emosi jiwa. 
Tapi, apakah sesulit itu membawa si kecil bepergian?  

Well, saya sendiri lebih memilih menikmati masa-masa seperti itu, karena akan menjadi kenangan tersendiri. Walaupun memang banyak suka dan dukanya. Seperti misalkan si kecil mabuk kendaraan, si kecil menangis terus, susah makan, dan lainnya. Tapi lama kelamaan mereka menjadi kuat dengan berjalannya waktu.  
Nah, biasanya yang saya lakukan supaya perjalanan dengan si kecil nyaman dan kita pun merasa tidak terbebani adalah sebagai berikut: 
1.      Pakaian Bayi
Ini merupakan bawaan wajib tentunya. Bawa pakaian bayi seperlunya, tidak terlalu banyak, apalagi jika kita bepergian menggunakan kendaraan umum. Biasanya saya cukup membawa pakaian bayi yang bisa digunakan selama 2 hari. Jika kurang, bisa beli ataupun mencuci pakaian yang digunakan di hari pertama.
Oya, untuk pakaian bayi, pastikan kualitasnya bagus, misalnya dapat menyerap keringat dengan baik.  
2.      Perlengkapan Anak dan Bayi
Biasanya, kita ingin membawa perlengkapan anak dan bayi banyak. Padahal belum tentu kita gunakan pada akhirnya. Yang ada malah memperberat bawaan kita. Pilih yang prioritas saja. 
Saya memilih tidak membawa dorongan bayi ataupun stroller. Saya lebih memilih membawa gendongan bayi yang ergonomis. Dengan demikian, bonding dengan si kecil pun akan lebih terbangun. 
Susu dan makanan si kecil juga menjadi prioritas. Saya menempatkan susu dan makanan si kecil dalam wadah kecil-kecil. Lebih enak lagi jika si kecil masih ASI, karena kita tidak perlu repot dengan segala perlengkapan susunya, plus rempong mencari air hangat kuku.  
Saya juga membawa popok sekali pakai. Saya sebetulnya lebih suka menggunakan popok kain, karena dengan menggunakan popok kain si kecil akan terbiasa merasa risih jika basah. Jadi kedepannya lebih mudah untuk toilet training. Tapi saat bepergian, saya memilih menggunakan popok sekali pakai. 
Tisu basah, adalah perlengkapan lainnya yang menjadi andalan saya. Selain bisa digunakan untuk lap bayi jika kegerahan, bisa juga digunakan untuk membasuh jika bayi buang air kecil maupun besar. 
3.   Buku Cerita dan Mainan si Kecil
Terkadang, jika perjalanan cukup jauh, si kecil suka rewel, apalagi jika harus duduk lama di dalam mobil atau bus. Mereka pun bisa merasa jenuh. Biasanya membacakan cerita padanya atau membiarkannya bermain dengan mainannya bisa mengalihkan rasa jenuh si kecil. Jika bunda bisa bernyanyi, ngga ada salahnya juga menghibur si kecil yang sedang bosan dengan nyanyian.  
4.   Berbagi dengan Suami
Suami adalah partner, jadi jangan ragu meminta suami untuk bergantian menggendong bayi ataupun mengganti popoknya.

Nah, itu sih yang biasanya saya lakukan saat bepergian dengan anak-anak saat mereka masih bayi. Oya, jangan lupa juga membawa makanan kecil untuk ibunya, yak! Terutama yang masih menyusui. Pasti deh kelaparan sepanjang perjalanan. 

Jumat, 15 September 2017

Waspada MERS, Supaya Ibadah Haji / Umrah Lancar dan Tenang


Dulu pas heboh-hebohnya penyakit MERS, sempet ketakutan juga kalau mau pergi ke Mid East, terutama untuk para jemaah umrah dan haji. Dikabarkan ada jemaah yang meninggal akibat terkena MERS. Hufh....
"Yah, lagi wabah MERS loh di Arab."
"Ya sudah, tawakal saja lah..., mau bagaimana lagi?"
"Ya tapi kan tawakal juga harus dengan upaya kali, Yah."
"Kalau begitu cari tahu lah tentang MERS dan bagaimana cara pengobatannya."
Iya juga yak, daripada sibuk mengeluh lebih baik cari tahu seluk beluk MERS dan cara pencegahannya. Ini yang lebih penting.

Apa sih MERS?

MERS, singkatan dari "Middle East Respiratory Syndrome", merupakan penyakit mematikan pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh Corona Virus. Si virus yang mematikan ini, pertama kali ditemukan di Saudi Arabia pada tahun 2012 dan kemudian diketahui banyak berkembang di Timur Tengah.

Bagaimana ciri-ciri orang yang terkena penyakit MERS?

Ciri-ciri orang yang terkena penyakit MERS mirip penyakit pada umumnya, seperti diare, demam, flu, batuk, sakit tenggorokan, napas pendek, nyeri otot dan muntah sehingga seringkali disepelekan. Tanda-tanda pneumonia juga seringkali ditemukan pada pengidap penyakit ini.
MERS termasuk sulit dideteksi, sebaiknya kita waspada dengan segera memeriksakan diri. Jika sudah terkena, tingkat keparahan bisa memicu gagal organ terutama ginjal. Tuh, mirip flu tapi ternyata lebih berbahaya.
Media penyebaran penyakit ini diketahui melalui unta dan ternyata 70% unta di Timur Tengah positif MERS.
Karena belum ada vaksinnya ataupun obat yang bisa membunuhnya, jadi kita harus waspada melakukan pencegahan dengan menjaga kebersihan salah satunya.
MERS bisa menular, tetapi penularannya tidak semudah flu biasa. Virus penyebab MERS biasanya menular melalui kontak langsung.

Siapa yang Mempunyai Resiko Tinggi Terkena MERS?

1.     Para lansia lebih rentan terkena penyakit MERS
2.     Orang yang mempunyai sistem kekebalan tubuh rendah
3.     Yang mengkonsumsi daging unta kurang matang atau susu unta mentah
4.     Pernah berkunjung ke Arab Saudi dan mengalami demam dalam 2 minggu setelah bepergian
5.     Sering berada di dekat penderita MERS
6.     Sering berinterkasi dengan unta
Infeksi MERS CoV bisa dicegah dengan menjaga kebersihan. Praktiknya seperti sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menghindari menyentuh mata, hidung , dan mulut, dengan tangan yang belum dicuci; dan menghindari kontak dengan orang sakit.

Betadine Untuk Membantu Mencegah MERS

Povidon-iodine secara efektif terbukti membunuh virus 99.99% virus MERS dalam waktu 15 detik.
Apa itu povidon-iodine? Kayaknya baru dengar?
Well, povidon-iodine itu sebetulnya tergolong dalam jenis antiseptik yang biasa digunakan untuk membersihkan luka supaya tidak terkontaminasi oleh kuman yang bisa memperparah luka.
Di Indonesia ada beberapa antiseptik povidone-iodine. Salah satunya adalah Betadine. Pasti sudah pada tahu kan dengan Betadine? Rasa-rasanya sejak kecil jika membersihkan luka selalu menyebutnya "ambil Betadine!".
Betadine, sekarang tersedia dalam bentuk obat kumur dan sabun cair.
Jadi untuk menjaga kesehatan cara yang paling mudah adalah mandi sekaligus mencuci tangan dengan menggunakan sabun cair Betadine. Oya, kalau Azka lagi gatal-gatal, Betadine cair juga membantu untuk mencegah infeksi akibat garukan kukunya.
Selain menjaga kebersihan tubuh, menjaga kebersihan dalam tenggorokan juga gak kalah pentingnya loh! Kita tetap harus waspada terhadap bakteri di dalam mulut dengan menggunakan Betadine Obat Kumur.
Nah, lakukan berkumur pada pagi dan malam hati menggunakan Betadine Obat Kumur. Selain mencegah virus dan bakteri juga mencegah bau yang tak sedap.
Tuh kan penting banget membawa antiseptik kemanapun, saat di rumah, traveling, ataupun bepergian untuk beribadah seperti ibadah haji atau umrah. Ukurannya yang travel size bisa memudahkan kita.
Oya, walaupun sudah kembali ke tanah air, tapi tetap dong harus menjaga kebersihan tubuh. Jangan lupa selalu mencuci tangan dan mandi menggunakan Betadine sabun cair antiseptik.
Kita tidak tahu apakah kita terjangkit virus MERS atau tidak. Tapi lebih baik kita terus mencegah dengan menggunakan Betadine sabun cair antiseptik dan Betadine Obat Kumur karena kandungan Povidone-Iodine yang terdapat di dalamnya mampu membunuh 99.99% virus MERS dalam waktu 15 detik