Subhanallah!!!
Allahu Akbar!!!
Saya
menangkupkan kedua tangan saya menutupi mulut saya. Tak hentinya kalimat toyyibah mengalun di hati saya. Dada
saya bergemuruh dasyat. Rasa sesak memenuhi relung kalbu. Masih dengan rasa
tidak percaya, saya memandangi daratan di bawah sana dari balik kaca tebal
bundar itu. Langit hitam pekat, tapi nun jauh di bawah sana, gemerlap cahaya
menyilaukan mata, kerlap-kerlip dengan cantiknya. Deru mesin sayap burung besi terdengar kencang, tandanya
pilot sedang mempersiapkan untuk landing.
Itu kah rumah kekasih
Allah? Ya, Allah, saya datang memenuhi panggilan-Mu. Ya Rasul, lihatlah, saya
datang mengunjungimu, dari ujung Timur dunia. Terdengar
suara-suara hati saling bersahutan di dalam dada. Kerinduan yang membuncah
untuk segera berlari menyampaikan salawat dan salam di hadapannya. Pandangan saya pun berubah buram, terhalang air mata yang mulai menggenang. Perlahan saya menunduk dan mengusap mata dengan jari jemari.
Waktu
menunjukkan pukul 01.00 dini hari saat burung besi perlahan turun di Madinah, bumi
yang dirindukan ribuan juta penduduk muslim sedunia. Tidak pernah menyangka
sedikit pun bahwa hari ini adalah takdir membawa saya untuk napak tilas jejak
para rasul Allah, dan memenuhi panggilan-Nya.
“Ku, coba cubit. Beneran ngga sih kita akan segera
mendarat di Madinah?” Bisik saya, melirik pada suami yang duduk di samping
saya. Dia cuma nyengir, dan saya pun manyun, kembali memalingkan muka ke arah
jendela pesawat. "Labbaika Allahumma labbaik, labbaika laa syariika laka labbaik. Innalhamda, wan-ni'mata, laka wal mulk laa syariikalak," lantunan kalimat talbiyah memenuhi ruangan kabin pesawat. Hati bergetar mendengarnya. Tak terasa air mata pun jatuh bercucuran tiada tertahankan lagi. Saya pun tersedu, melupakan malu.
Jika diingat ke belakang, perjalanan sampai sini bukanlah
perjalanan yang ringan. Pada setiap diri seorang muslim, pasti pernah terbersit
keinginan ingin menginjakkan kaki di Tanah Suci untuk berhaji ataupun berumroh. Namun terkadang keinginan
terhadang oleh beberapa kendala, salah satunya adalah kemampuan. Mampu bukan
hanya dari sisi finansial, tetapi juga mampu secara fisik melakukan perjalanan
haji, karena ibadah haji lebih banyak berurusan dengan fisik. Oleh sebab itu,
memang ada benarnya pendapat yang mengatakan: naik hajilah ketika masih muda.
 |
Kiblat seluruh orang muslim di dunia yang menjadi puncak kerinduan di dunia. Ka'bah |
Naik haji selagi masih muda memang dianjurkan. Tetapi
permasalahan yang lain yang timbul adalah masalah kesiapan mental. Terus
terang, saat suami memutuskan untuk mendaftar haji, hati saya kebat-kebit.
Ingat dosa, takut dibalas saat di sana. Begitulah rumor yang sering saya dengar saat di tanah air. Ingat anak-anak masih kecil-kecil. Kalau ada apa-apa dengan kami, mereka bagaimana nantinya. Perjalanan jema'ah haji terdahulu yang berdesak-desakan di Mina sehingga menimbulkan korban, sampai membuat saya bergidik ngeri. Dan, seribu godaan
memenuhi benak, disamping keraguan akan mampu tidak nanti kami mengumpulkan uang yang
diperlukan.
Akhirnya saya sering membujuk suami saya untuk berumroh
terlebih dahulu dibanding haji. Tapi jawabannya sungguh membuat saya tidak
mempunyai pilihan lain. “Kita ini bukanlah orang yang kebanyakan uang atau yang uangnya ngga berseri. Tinggal
ada kemauan langsung pergi. Umroh juga kan perlu biaya, dari mana kita memperoleh uang lagi. Mending langsung haji
saja.”
Orang bilang, jika Allah menghendaki, dengan cara
bagaimana pun seseorang bisa berangkat haji. Tapi betul juga, bahwa tidak ada hal yang mustahil bagi Allah. Salah seorang tetangga beda blok,
tukang Mpek-Mpek kampung yang sering mangkal di masjid komplek kami, tidak
disangka tidak diduga bisa memperoleh kesempatan berangkat haji lebih dahulu.
Allah sayang pada hambanya yang selalu ingat kepada-Nya. Berkaca dari Mamang mpek-mpek ini, beliau selalu menjalankan sholat tepat pada waktunya. Saat adzan berkumandang, beliau meninggalkan gerobaknya untuk sholat berjema'ah.
 |
Sholat berjama'ah di rooftop Mesjidil Haram, di tengah-tengah alat-alat berat yang sedang digunakan untuk renovasi |
Tapi apakah kita cukup dengan niat dan berdoa untuk pergi ke Baitullah,
berharap tiba-tiba kita berangkat haji? Tentunya tidak. Kata Pak Ustadz, kalau
sudah punya niat dan keinginan, ya kita harus melakukan tindakan selain berdoa memohon pada Allah, misalnya
dengan cara daftar tabungan haji. Insya Allah, Allah pun akan membantu hambanya
yang berdoa dan berupaya.
Setelah mendengar wejangan Pak Ustadz, walaupun masih ada perasaan was-was, saya dan suami bertanya-tanya mengenai tabungan haji ke BRI Syariah. Pada waktu itu, awal-awal ada dana talangan haji. Terus terang, mulanya kami tertarik dengan dana talangan itu, langsung bisa dapat nomor porsi lho, siapa yang ngga mau. Tetapi setelah
memikirkan matang-matang, akhirnya kami memutuskan untuk tidak mengambil dana
itu. Kami kemudian membuka tabungan haji di BRI Syariah cabang
Serang, dengan saldo awal masing-masing Rp 100.000 per tabungan. Eh, tanpa
diduga, di bawah selang waktu tiga bulan, kami mendapatkan rejeki yang cukup
besar yang tidak terduga, sehingga kami bisa melunasi biaya untuk mendapatkan porsi. Allahu Akbar! Ketika Allah sudah berkehendak, ternyata tidak
ada yang tidak mungkin bagi-Nya.
Cobaan tidak berhenti di situ. Ya, namanya juga orang hidup ya, pasti ada cobaannya. Menjelang pelunasan biaya perjalanan ibadah haji (BPIH),
ibu mertua jatuh di kamar mandi yang mengakibatkan stroke karena pecah pembuluh
darah di kepala. Operasi menghentikan pendarahan di kepala beliau berhasil
dilakukan, walaupun beliau pada akhirnya mengalami kelumpuhan sebelah badan dan kesulitan
berbicara. Tentunya, kami memerlukan biaya besar untuk operasi dan rawat jalan beliau. Kalau
dipikir dengan akal sehat, rasanya kami tidak mungkin dapat melunasi BPIH tepat
pada waktunya. Belum lagi sebelum ibu mertua jatuh, kami sedang melakukan
renovasi rumah.
 |
Menyusuri tempat-tempat bersejarah di Kota Madinah, tempat Nabi Muhammad hijrah dan menetap mensyi'arkan Islam |
Tapi, sekali lagi Allah menunjukkan kuasa-Nya. Allah
menunjukkan dari jalan yang tidak pernah kami duga sebelumnya, sehingga
akhirnya kami bisa melunasi BPIH tepat waktu. Akhirnya kami pun bisa berangkat
pada tahun yang telah direncanakan, dan tidak terkena pengurangan kuota.
Ngomong-ngomong, susah ngga sih buka tabungan haji? Hmmm,
ngga juga sih. Sama seperti halnya buka tabungan biasa. Hanya saja,
permasalahannya tidak semua bank memiliki produk tabungan
haji. Hanya bank-bank yang telah ditentukan saja yang dapat menerima setoran
dana haji, salah satunya adalah BRI Syariah.
Rekening tabungan haji ini dapat diperolah dengan
datang langsung ke bank yang ditunjuk, melengkapi formulir dan membawa KTP asli
(fotokopi biasanya bank mempunyai mesin fotokopi, sehingga kita tidak perlu
bawa fotokopian KTP) dan NPWP. Kita tidak mesti langsung menabung sebesar 20
juta atau 25 juta rupiah di tabungan ini. Setoran awal cukup sebesar 50 ribu
rupiah dan setoran berikutnya minimal 10 ribu rupiah. Mudah dan ringan bukan? Dengan tabungan haji ini, artinya kita bisa
menabung sedikit demi sedikit, sampai uang mencukupi untuk mendaftar ke Departemen
Agama.
Kelebihan dari rekening haji ini adalah tidak
dikenakan biaya administrasi bulanan, pemotongan zakat otomatis dari bagi hasil
yang didapatkan dan jika saldo kita di bawah minimum pun tidak dikenakan biaya
administratif.
Tips Membuat Tabungan Haji
1) Pemilihan bank tempat kita membuka tabungan haji
tentunya tidak lepas dari objektivitas kita. Tidak semua bank memiliki program
tabungan haji, biasanya memang yang berkonsep syariah yang mempunyai program
ini, tetapi ada juga bank konvensional. Nah, pastikan memilih bank yang
mempunyai kemampuan dalam mengelola tabungan haji kita dan yang penting online
dengan SISKOHAT.
2) Tidak perlu bingung memilih mana yang baik, pada
dasarnya semua bank yang ditunjuk mempunyai kesamaan, dan pastinya setiap bank
mengklaim yang terbaik. Hanya saja setiap bank mempunyai fitur penunjang yang
berbeda-beda untuk menarik pelanggannya. BRI Syariah juga memiliki beberapa keunggulan seperti yang telah diceritakan di atas, plus pelayanan yang memuaskan. Yang pasti suami sih puas dan merekomendasikan kepada kakaknya untuk membuka Tabungan Haji BRI Syariah juga. Suami saya kembali membuka tabungan haji, begitu pula dengan kakaknya. Untuk masalah setoran awal Bank BRI
Syariah minimum sebesar Rp 50.000 dengan setoran minimum selanjutnya Rp 10.000, ringan yak. Ngga kerasa kok, nabung perlahan.
3) Walaupun bank menetapkan setoran minimum rendah,
tetapi kita tetap harus punya target. Misalkan, jika kita menetapkan setoran
minimum Rp 1.000.000 per bulan, artinya untuk memperoleh jumlah minimum untuk
mendapatkan nomor porsi haji, kita harus menabung selama 25 bulan (2 tahun 1
bulan).
 |
Tabungan Haji, langkah nyata awal untuk memulai perjalanan ibadah haji |
Saat tabungan kita telah mencukupi untuk mendapatkan
porsi, kita mengajukan Surat Pendaftaran Pergi Haji (SPPH). Langkah selanjutnya
adalah pergi ke bank dimana kami membuka tabungan haji. Tabungan minimum saat
itu adalah 20 juta untuk memperoleh nomor porsi. Customer Service BRI
Syariah sangat membantu dalam proses pendaftaran ini. Untungnya kami datang
tidak kesorean, proses pembayaran ini memakan waktu sedikit lama, karena sistem
SISKOHAT juga lumayan tinggi traffic-nya.
SISKOHAT ini adalah Sistem Komputerisasi Haji Terpadu,
dimana di dalam sistem ini semua data jema’ah haji terintegrasikan, sejak dari
pendaftaran sampai memantau pergerakan jema’ah saat di Saudi Arabia. Semua data
ini dapat diakses, misalkan apakah nama kita sudah masuk nomor antrian haji,
tahun keberangkatan haji, dan informasi-informasi lainnya yang diperlukan
termasuk informasi penempatan maktab, peta, dan lainnya.
Setelah melakukan pendebetan untuk setoran awal BPIH
(Biaya Perjalanan Ibadah Haji), maka kita akan mendapatkan bukti setoran awal
BPIH dari petugas bank, yang nantinya diserahkan kembali ke Kankemenag. Dulu
saat saya daftar sama suami, kita menyerahkan kembali sendiri pada hari itu
juga. Tapi menurut suami, saat ini tidak perlu balik lagi ke Kankemenag, karena
Bank BRI Syariah Serang mengkolektif semua persyaratan tersebut dan menyerahkannya
ke Kankemenag untuk diregistrasi, selama semua persyaratan telah dilengkapi. Di
print-out setoran awal BPIH ini terdapat nomor porsi haji kita.
Nah, sampai sini, pendaftaran selesai, dan kita
tinggal menunggu keberangkatan haji. Dulu pas antrian di tahun 2010 tidak
sepanjang sekarang. Dulu hanya menunggu 3 tahun untuk keberangkatan haji
reguler, sedangkan haji plus masih sekitar 1 – 2 tahun. Dengar-dengar sekarang
antrian haji di Kabupaten Serang sudah mencapai di atas 13 tahun dan untuk haji
plus sudah lebih dari 2 tahun. Tuh, kan semakin panjang antrian yang pergi
haji. Itu sebabnya penting untuk mulai membuka tabungan haji dari sekarang,
termasuk untuk anak-anak kita. Di Bank Syariah, mereka juga menerima untuk
pembukaan rekening tabungan haji untuk anak.
Setelah kita mendapat nomor porsi, kita bisa meneruskan
tabungan haji kita, sampai terkumpul untuk biaya pelunasan. Biasanya nanti pada
saat tahun keberangkatan kita, Kankemenag akan mengumumkan jemaah haji yang
berangkat dan berapa uang pelunasan BPIH yang harus kita bayarkan. Besaran pelunasan
ini berbeda setiap tahun, juga tergantung dari kurs yang berlaku.
 |
Paket pemberian souvenir haji dari bank, menjelang keberangkatan menuju dua Tanah Suci, Mekkah dan Madinah |
Oya, saat pemberangkatan, saya mendapatkan sebuah
mukena dan kerudung dari BRI Syariah, sedangkan suami saya mendapatkan kain
ihram. Masing-masing dari kami juga mendapatkan jaket BRI Syariah. Uniknya
pula, dalam paket untuk jemaah tersebut ada juga tambahan kantong kain kecil
untuk tempat batu kerikil. Haha, ternyata kantong kain kecil tersebut ada
gunanya juga saat di Mudzalifah. Customer services juga memberitahukan mengenai
hak-hak kita yang kita dapatkan, juga mengurus untuk pemberitahuan ke
Kankemenag. Dia juga dengan ramah menjelaskan bahwa uang sisa yang terdapat
dalam tabungan bisa diambil setelah kita kembali dari Mekah, karena jika
(amit-amit) terjadi sesuatu, masih ter-cover.
Perjalanan ibadah haji merupakan perjalanan spiritual
seseorang yang sukar dilukiskan dengan kata-kata. Banyak kejadian yang membuat
saya kembali merenungkan keberadaan kita di muka bumi ini serta apa peranan
kita, dan apa yang kelak akan kita bawa pulang ke akhirat. Ketika kita mengikuti arus putaran tawaf, kita berserah diri kepada-Nya dan memuji keagungan-Nya. Semuanya, di sini setara. Tidak melihat negara, bangsa, bahasa, warna kulit, status sosial ataupun jabatan. Saat berlari kecil antara bukit Safa dan Marwa, kita sedang menapak tilas perjalanan Bunda Hajar, berupaya dan berdoa. Di Mina, Mudzalifah, dan Arafah, kita juga sedang napak tilas perjalanan para Rasul Allah. Perjalanan Nabi Muhammad pada hari wada, juga perjalanan hidup nabi-nabi Allah seperti Nabi Ibrahim dan Nabi Adam.
 |
Selalu ada setangkup rindu untuk kembali ke sini. Kembali ke Mekkah dan Madinah. |
Keinginan pergi ke Tanah Suci ini ternyata tidak berhenti
walaupun saya telah menginjakkan kaki di sana. Melakukan perjalanan ke sana
sepertinya menjadi candu bagi semua yang pernah pergi ke sana. Percayalah, kamu
akan merasakan ketagihan saat kamu telah menginjakkan kaki di sana. Kerinduan yang membuncah di dada yang membuat kamu sangat ingin kembali lagi ke sana. Absolutely sure!