Mudik Pasca Lebaran Anti Macet

Lebaran tahun ini diwarnai dengan berita mudik yang membuat merinding. Brexit alias Brebes Exit, yang merupakan perpanjangan dari Tol Cipali, kemudian Tol Cipakanci ini dilaporkan menelan beberapa korban karena kemacetan yang sangat menggila. Banyak mudikers yang kehabisan BBM dan terpaksa membeli dari pedagang eceran dengan harga berkali-kali lipat. Konon kabarnya ada juga mudikers meninggal karena kelelahan fisik, keracunan CO2, juga dehidrasi. Entahlah siapa yang salah, yang pasti pemerintah tidak bisa melempar tanggung jawab atas kejadian ini. Saya ikut berduka cita untuk para korban kemacetan ini.
Hmmm, sebetulnya saya mau menulis apa yak? Ceritanya ada tantangan nih dari Mba Ani Berta untuk posting one day one post selama 14 hari berturut-turut. Dan tema pertama adalah after Lebaran. So, saya mau cerita pengalaman arus balik setelah Lebaran saja ya.
Nah, seperti Lebaran sebelumnya, saya dan keluarga mudik ke Kuningan, kota kecil di bawah kaki Gunung Ciremai. Kota yang asri serta sejuk. Tapi saat Lebaran, kota ini menjadi penuh sesak dan sedikit panas. Haha, sepertinya kebanyakan penduduk Kota Kuningan ini perantauan.
Saya selalu kangen mudik saat Lebaran. Kupat, opor ayam, daging bistik, emping bumbu buatan si Mamih selalu membuat saya rindu pulang kampung. Tapi, melihat kemacetan yang seperti diberitakan, mau tidak mau merasuki pikiran saya. Akhirnya acara mudik tahun ini sedikit bergeser pada hari ke-2 Lebaran (padahal cuti sudah dari hari Kamis, bo!). Alhamdulillah lancar jaya. Aaaah, senangnya menghirup udara kampung halaman.
mudik lebaran anti macet
Hidangan khas Lebaran ini, salah satu yang membuat kange mudik ke kampung halaman 
Seperti biasa, setelah Lebaran selalu ada acara kumpul-kumpul reuni teman-teman SMP ataupun SMA. Tahun ini, sama seperti tahun sebelumnya, saya absen mengikuti acara kumpul-kumpul ini. Sepertinya saya kurang gaul, sehingga tidak banyak yang saya ingat masa-masa indah ini. Takut obrolan ngga nyambung. Hahaha. Introvert banget ya saya. Oya, baru terpikirkan bahwa memang penting sekali menuliskan momen-momen dalam kehidupan kita.
Selebihnya, pasca Lebaran saya habiskan keliling-keliling kota kecil ini bersama keluarga. Mumpung lagi di Kuningan nih, sekalian explore tempat wisata dan beberapa kuliner enak khas Kota Kuda ini.
Udara yang dingin dan sejuk membuat anak-anak betah dan ngga mau balik. “3 hari lagi sih, Bu, di Kuningannya,” rayu Aisya, enggan diajak untuk beres-beres balik. Saya pun menggeleng, “kan Ibu harus kerja.”
Saya memilih hari Senin untuk arus balik mudik. Rencananya sih pagi-pagi sekali akan berangkat. Tapi, ujung-ujungnya, baru jam 08.00 kita meluncur meninggalkan Kuningan. Tadinya sih mau ke Bandung, ngga langsung pulang, karena paginya mendengar kabar adik masuk RS, mau melahirkan. Masuk RS jam 06.00 pagi, eh, jam 07.00 pagi sudah ada kabar, bayinya telah lahir. Jadi deh si Mamih bilang, “santai aja kalau begitu, udah lahiran lancar ini. Nengok mah bisa pas libur aja, lebih baik sekarang pulang ke Cilegon saja, takutnya macet di jalan.”
Ya sudahlah, mengikuti nasihat orang tua, takut kualat eung kalau maksa. Hahaha.
Perjalanan menuju Cirebon (karena kita akan lewat Tol Cipali), tersendat di beberapa titik, seperti Cirendang, Jalaksana dan Beber. Emang sih, hari biasa pun daerah itu mah suka macet. Selain karena adanya pasar dan tempat wisata, pada bulan syawal ini ternyata banyak nikahan. Terkadang tempatnya dipinggir jalan besar.
“Duh, kok banyak yang nikahan yak, di bulan Syawal? Bukannya ngga boleh mengkhususkan bulan-bulan tertentu?”
“Sembarangan kalau ngomong,” sanggah suami yang sedang asyik menyetir, “ada hadistnya keutamaan menikah di bulan Syawal.”
“Oya?” Hihi, baru tahu saya, bahwa memang ada contohnya. Astagfirullah, maafkan hamba.
Terlihat petugas polisi sibuk mengatur arus balik. Terbersit rasa salut pada pengabdian bapak-bapak polisi ini, di saat keluarganya merayakan Lebaran, beliau-beliau bertugas di jalanan demi melancarkan arus lalu lintas.
Memasuki Tol Ciperna Barat, gerbang masuk menuju ke Tol Cipali, suasana masih lengang. Hanya satu dua kendaraan yang lewat. Begitu pula Gerbang Tol Palimanan, tidak begitu ramai. Perjalanan menyusuri Tol Cipali sangat lancar, dengan beberapa titik memang mengalami kepadatan. Tapi, arus lalu lintas masih bisa bergerak. Wah, Alhamdulillah, tidak terjebak kemacetan.
Di rest area 86, kami pun beristirahat sebentar melepas lelah dan membeli makanan serta minuman. Sepanjang rest area Cipali, semua fasilitas bisa dinikmati dengan gratis. Bahkan toilet pun gratis. Yang bikin salut, biarpun gratis, ada petugas yang selalu membersihkan kamar mandi di waktu-waktu tertentu. Hebatnya lagi, si Mbak pembersih ini sangat jujur. Saat saya selipkan uang, dengan sopan dia menolak, “gratis, Bu.”
mudik lebaran anti macet
Rest area Tol Cipali, padat dengan pemudik. Fasilitas toilet pun ditambah non permanen toilet
Oya, di rest area Cipali juga selain toilet permanen, disediakan pula mobile toilet. Sepertinya untuk mengantisipasi membludaknya pemudik yang memadati rest area. Nah, di area 86 Tol Cipali ini, karena tidak ada SPBU, saya melihat ada kios-kios dari tenda yang menjual BBM jenis pertamax, entah jenis lainnya. Sekedar tambahan informasi, rest area Cipali arah Jakarta ada di KM 86, KM 102, KM 130 dan KM 166. Yang ada fasilitas SPBU di KM 166 dan KM 102. 
Setelah puas rehat, kami melanjutkan perjalanan. Arus lalu lintas masih lancar terkendali. Melewati GT Cikopo tidak ada pembayaran. Rupanya telah diberlakukan sistem terintegrasi Cipali, Purbaleunyi, sehingga bayar di gerbang tol keluar. Berarti saya lewat terus GT Cikopo, baru bayar di GT Cikarang Utama. Tujuan diberlakukan sistem pembayaran terintegrasi ini untuk memperlancar arus mudik.
mudik lebaran anti macet
Sistem pembayaran terintegrasi, tidak mesti berhenti disetiap gerbang tol untuk bayar
Perjalanan selanjutnya lancar. Mungkin karena dengerin nasihat orang tua yak, jadi dikasih lancar jaya. Hehe. Hmmm, timing juga penting sih supaya ngga terjebak kemacetan. Tapi memang agak sulit memprediksi timing ini. Kadang diperkirakan macet, tahunya ngga. Diperkirakan lancar tahunya malah macet total. Hindari mudik pada puncak mudik (dikeplak yang ngga punya cuti banyak).
Sebetulnya dibalik rasa syukur saya atas kelancaran perjalanan arus balik kemarin, ada sedikit kegundahan melihat sampah-sampah yang berserakan di sepanjang jalan tol Cipali. Tol Jakarta relative lebih bersih, walaupun ada beberapa tebaran sampah di dekat rest area. Memang ada petugas kebersihan yang siap siaga, memunguti sampah-sampah yang dibuang para mudikers tersebut. Tapi tetap rasa miris terselip dihati. Tidak bisakah kita membawa tong sampah atau menyimpah sampah kita sementara dalam plastik di dalam mobil untuk kemudian dibuang di tempat yang semestinya? Sampai kapan kita akan terus mengotori bumi yang kita tinggal ini? Tidak adakah sedikit rasa malu membuang atau melempar sampah dari dalam mobil seenaknya? Semoga Ramadhan tidak hanya menjadi latihan menahan lapar dan haus, tapi juga bisa membentuk karakter yang Islami. Bukankah kebersihan adalah salah satu nilai Islam?
Ah, sudahlah, ini hanya kerisauan dari seorang pemudik yang bagaikan debu dipasir pantai. Tersapu ombak, bo! Silahkan dilupakan.
Sampai di rumah, kira-kira jam 14.00, berharap rumah sudah dalam keadaan beres dan bersih. Mbaknya anak-anak, janji akan kembali hari Minggu. Ealah, begitu sampai, ternyata belum ada siapa-siapa. Rumah kotor berdebu, padahal baru ditinggal kurang lebih 5 hari. Mau leyeh-leyeh juga ngga enak dengan lantai yang kasar penuh debu. Terpaksa nginem dulu, sapu dan pel lantai. Habis itu tepar.
mudik lebaran anti macet
beres-beres abis mudik bikin tepar berat

Berharap bala bantuan datang. Hmmm, untungnya Azka lagi sholehah banget, tanpa diminta ikut beresin kamar dan bawaan mudik. Thank you kid, love you. Thanks for helping me.

14 komentar:

  1. Mudik selalu menyisakan banyak cerita :D
    Walau mudik pasca lebaran yg penting silaturahmi ya, Mba hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mbak Ani, sing penting silaturahim...

      Hapus
  2. Bundaaa levi,, *sungkem
    Mohon maaaff lahir dan bathin bunda cantikk :)
    selamatt hari raya ied fitri, wah asyik mudik lebaran jd makin seru..
    saya jg prihatin bun melihat dan mendengar berita melalui tv soal brexit. miris bgt smpe menelan korban krena macet yaa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iiih sama-sama, mohon maaf lahir bathin juga yaaa. Iya kalau liat eh baca berita brexit bawaannya spaneng deh. Kasian juga yak para mudikers ini. Malah ada yg nyampe 50 jam ke Jawa.. hiks

      Hapus
  3. kalau saya nih gak mudik mba :( jadi gak tahu macet atau engga nya. mohon maaf lahir dan batin :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi.. wah jadi ngga pernah ngerasain mudik yak. Seru lho. Muacetnya, puanasnya, emousinya.. xixi. Sama-sama mohon maaf lahir bathin juga yak.

      Hapus
  4. ooo... org kuningan toh hehe... maaf lahir batin ya mba... :)

    BalasHapus
  5. Saya mudik pasca lebaran H+2 masyaAlloh pulang lagi mba masih aza macetos akhirnya H+3 penasaran dan berangkat abiz solat subuh ternyata lancar jaya ealah pulangnya macet again hahha :) seni mudik biar capek dan macet tetep weh ga kapok :p

    BalasHapus
  6. Ah sedih ya kalo lihat jalan jadi kotor.
    Maaf lahir batin ya mbak, saya mudiknya dekat sih tinggal jalan kaki kalo ke rumah orang tuaku. Sementara keluarga mertua juga cuma 3 km jaraknya, hihii

    BalasHapus
  7. Tidak di mana2 masih aja ada yang buang sampah sembarangan ya, geregetan kalau liat. Selamat Idul Fitri :)

    BalasHapus
  8. Justru kalo liburan/mudik itu emang lebih enak pasca lebaran sih, Hehe termasuk saya.
    Soalnya lebih tenang, gak ada tekanan macet, uang masih di dompet masih seger dan banyak dsb. Hha.

    Btw, Minal aidin wal faidzin yah, mbak.

    BalasHapus
  9. Rest area 86 bagus yah. Toilet gratis. Saya pernah naik travel perjalanan Jogja-Jakarta setiap pembertian toilat mbayar. Yah siapin recehan lah minimal. Kadang juga toiletnya kurang terjaga kebersihannya...

    Keren tulisannya. Panjang. Jadi tau brexit...saya tadinya gak mudeng apa itu brexit (brebes Exit) bukan brexit yg di inggris..olahah semacam perpanjangan tol...

    Makasih mb udah di blog saya. Salam kenal ya :D

    BalasHapus
  10. Iya mbak kalau lewat titik tertentu pasti akan ngalamin macet tapi kalau harinya seperti ini masih libur pasti dimana mana macet dan tidak hanya di titik itu saja.

    BalasHapus
  11. Selalu salut dan ngiri dengan mereka yang mudik karena aku nggak pernah mudik mbak. Hiks..

    BalasHapus

Terima kasih telah berkomentar. Silahkan tinggalkan jejak, ya.

Follow my media social for any update of articles
Twitter: @mandalagiri_ID
Instagram: mandalagiri_ID

 

Ads

Followers

Ads

Warung Blogger

Hijab Blogger

Kumpulan Emak Blogger

Ads

IDCorner

ID Corners

Fun Blogging

Fun Blogging

Blogger Perempuan Network

Blogger Perempuan