Cerita Lebaran Asyik dari Kota Kuda

Cerita Lebaran Asyik bersama diary hijaber
Jika ditanya mengenai Cerita Lebaran Asyik, terus terang saya bingung. Buat saya setiap Lebaran adalah istimewa dan selalu ada cerita dan drama di balik Lebaran. Ada yang penuh derai air mata, ada yang penuh derai tawa, ada yang penuh amarah, dan semuanya pernah saya jalani.
Tapi, kembali ke masa-masa itu, membuat saya berpikir apa sebetulnya Lebaran Asyik itu? Mudik setiap tahun dan terjebak kemacetan panjang tak berujung? Silaturahmi ketemu dengan orang tua dan saudara? Mempercantik rumah menjelang Lebaran? Membeli gamis dan hijab baru menyambut hari nan fitri? Hidangan istimewa khas yang hanya tersedia saat Lebaran?
Setelah kesekian kalinya, saya baru menyadari bahwa Lebaran Asyik itu adalah ketika kita menikmati setiap momen yang ada dengan santai dan penuh rasa syukur apapun keadaan Lebaran kita saat itu. Tidak perlu memaksakan untuk sebuah kondisi Lebaran yang spesial di luar kemampuan kita yang malah mungkin akan membuat Lebaran kita menjadi tidak asyik karena kita terlalu sibuk dengan segala tetek benget persiapan yang sebetulnya tidak perlu.
Nah, kemudian bagaimana Lebaran Asyik saya tahun ini? Hampir sama sih sebetulnya dengan Lebaran tahun-tahun sebelumnya. Mudik, silaturahmi, kuliner, dan tidak ketinggalan wisata. Tapi, entah kenapa Lebaran tahun ini terasa lebih asyik. Mungkin karena saya memiliki waktu yang relatif lebih lama dan relatif lebih santai. Lebaran kali ini juga, ilmu parenting saya setidaknya bertambah. Hahaha. Kenapa? Simak terus ya cerita Lebaran Asyik saya.
Kampung halaman saya adalah Kuningan. Walaupun bukan kota kelahiran, tapi saya besar dan tinggal lama di sini. Kuningan adalah salah satu kota kecil yang terletak di bawah kaki Gunung Ciremai. Cuacanya yang adem, membuat orang betah tinggal berlama-lama di sini. Rasanya hanya kurang dari setahun, banyak sekali kemajuan yang dicapai kota yang terkenal dengan julukan Kota Kuda ini.
Cerita Lebaran Asyik Diary Hijaber
Makanan yang selalu menjadi daya tarik Lebaran. Ngga asyik Lebaran tanpa masakan Mamah.
Saya selalu rindu untuk mudik setahun sekali saat Lebaran, walaupun harus didera kemacetan yang panjang. Salah satu yang membuat saya kangen adalah makanan khas Lebaran yang selalu terhidang spesial dimasak oleh Mamah. Yang membuat saya heran, walaupun saya membuat dengan resep yang sama, tapi rasanya selalu berbeda dengan masakan Mamah. Jangan-jangan ada ramuan rahasianya ya, supaya kita selalu kangen pulang kampung, hahaha.
Lebaran kali ini, saya tidak membeli baju baru untuk diri saya sendiri. Saya masih punya baju kaftan warna ungu muda, yang saya beli Lebaran dua tahun lalu, hanya saja belum pernah dipakai karena belum  menemukan inner yang serasi. Nah, seperti yang saya bilang di atas, hari pertama Lebaran, saya habiskan di kota Serang. Sholat Ied di masjid kompleks yang sedang dalam tahap pembangunan, keliling ke tempat saudara-saudara suami, juga ziarah kubur. Anak-anak paling senang kalau keliling begini, karena bisa dipastikan amplop angpau Lebaran mereka akan meningkat drastis.  
Cerita Lebaran Asyik Diary Hijaber
Sholat Ied di masjid kompleks perumahan. Plaza masjid sudah bisa digunakan.
Hari kedua Lebaran,  kami mudik ke kampung halaman saya. Berangkat dari Serang dini hari dengan harapan jalanan masih lancar. Sholat subuh di tempat peristirahatan menjadi pilihan kami selama perjalanan mudik. Ternyata tidak rugi berangkat dini hari. Selain jalanan masih lancar, kita pun berpapasan dengan sinar matahari yang menyapa di pagi hari. Perjalanan mudik yang asyik, diiringi dengan keindahan alam.
Sepanjang Tol Cipali pun pemandangannya tidak kalah asyik. Hamparan pesawahan yang hijau dengan bulir-bulir padi yang mulai menguning, menjadi nilai tambah yang asyik. Berbeda dengan di Serang, pesawahan di daerah Jawa Barat menganut sistem bertingkat dengan ciri khas saung kecil di tengah sawah. Para petani sesekali terlihat memeriksa sawah mereka. Hmmm, Tol Cipali terus berbenah yak, tidak seperti saat baru mulai dioperasikan. Toilet di tempat peristirahatannya pun bersih dan tidak dipungut biaya.
Cerita Lebaran Asyik Diary Hijaber
Menikmati perjalanan mudik di pagi hari, ditemani matahari terbit dan indahnya alam.
Perjalanan mudik bisa dibilang sangat lancar. Hanya sedikit terjebak di pintu tol keluar Palimanan, karena adanya incident kecil tabrakan beruntun di dekat pintu tol. Dan, akhirnya sampailah kami di kota kuda, “yellowan” city, yang selalu saya rindukan. Wow, Kuningan semakin mempercantik diri nih, pikir saya ketika melintasi jalanan sepanjang Ciperna – Kuningan. Lebaran akan semakin asyik nih. Yuhuuu!!
“Hei, inget! Harus sungkeman dulu dong sama Enin dan Engki,” suara anak-anak membuyarkan lamunan saya. “Wajib!” Kata mereka lagi. Saya mengkerjapkan mata. “Siapa tahu dapat tambahan angpau dari Enin dan Engki,” lanjut Aisya dengan muka jahil. Masya Allah! Nduk, nduk! Mosok silaturahim ingetnya angpau? Gubraaak, pingsan dulu ah.
Setelah puas ngobrol plus sungkeman dan beredar ke saudara-saudara, menyantap sajian Lebaran Mamah, menghabiskan kue nastar 1 toples, mencicipi serabi khas Kuningan yang mantap di pagi hari yang dingin. Waktunya untuk jelajah Kuningan. Yippy!
Cerita Lebaran Asyik Diary Hijaber
Salah satu kue buatan Mamah, Lidah Kucing Rainbow, menjadikan Lebaran tambah asyik.
Kota Kuningan sebetulnya menyimpan banyak potensi wisata, dari mulai wisata sejarah, wisata alam, hingga wisata kuliner. Jika suka sejarah, bisa dicoba mengunjungi Gedung Perundingan Linggajati di Desa Linggajati, atau menapaki jejak prasejarah di Taman Purbakala Cipari. Sedangkan jika kamu menyukai wisata alam, bisa mengunjungi daerah Palutungan dengan Curug Putri yang terkadang terlihat berbentuk seperti putri sedang mandi, ke Taman Gunung Batu, atau ke Hutan Kota Kuningan. Jika ingin hanya di seputar kota, naik kuda keliling alun-alun kota, saya pikir merupakan pilihan asyik untuk anak-anak. 
Kuningan juga sekarang memiliki Islamic Center. Wah, pemandangan dari area ini cakep sekali. Ditambah latar belakang Gunung Ciremai di kejauhan, cakep deh pokoknya. Saat Lebaran kemarin, kami sempat mampir ke sini bersama ibu saya juga. “Ih, Mamah juga baru sekali ini ke sini. Bagus juga ya ternyata,” komentar ibu saya. Senang sekali rasanya melihat ekpresi takjub di wajahnya.
Cerita Lebaran Asyik Diary Hijaber
Lebaran asyik berkelana di Islamic Center, Kuningan bersama keluarga.
Cerita Lebaran Asyik Diary Hijaber
Foto ala-ala, biar terkesan masa lalu di Gedung Perundingan Linggajati.
Cerita Lebaran Asyik Diary Hijaber
Lebaran ceria,  membawa tawa di wajah mereka dengan berlarian di Taman Kota.
Selain Islamic Center, ada juga Open Space Gallery. Nah, di sinilah saya mendapatkan ilmu tambahan mengenai parenting. Ada seminar memang Mbak? Eh, ngga sama sekali. Ini gara-gara Aisya kejebur di kolam terapi ikan. Lho kok bisa?
Nah, ceritanya, setelah puas keliling-keliling Kuningan, kami mampir di Open Space Gallery. Tempatnya sih bagus, hanya perlu penambahan pohon-pohan rindang supaya suasananya semakin teduh dah hijau. Di ujung salah satu area dari Open Space Gallery, ada sebuah kolam terapi ikan. Iiih, jadi penasaran ingin mencoba terapi gigitan ikan.
Awalnya sih takut, tapi karena penasaran, akhirnya saya pun mencelupkan ujung kaki saya yang langsung diserbu dengan puluhan ikan kecil. Whuuua!!! Geli rasanya dan sedikit kayak kena sengatan kecil.
Arrgh!! Urrgh!! Wadaw!! Aduuh!! Arrgh!! Sepanjang kaki tercelup ke dalam kolam, sepertinya mulut saya terus menerus teriak diselingi ketawa geli. Yang lain pun hampir sama, walaupun tidak seluruhnya. Contohnya suami saya tahan sekali memasukkan kedua kakinya ke dalam kolam. Di sebelah saya pun terdengar teriakannya yang dilanjutkan dengan penjelasan dia pada saudaranya yang meledeknya, “di Jawa, ikannya ngga seganas ini. Ini ganas sekali.”
“Kok Ayah ngga teriak?” Tanya Aisya penasaran. “Sakit ngga, Yah?” Tanyanya lagi yang disambut gelengan kepala ayahnya. “Sumpaaah?” Tanyanya meyakinkan dengan tatapan setengah tidak percaya. Akhirnya dia mencoba memasukkan sebagian kecil kakinya, yang langsung ditarik dengan cepat saat puluhan ikan berenang cepat menuju ke arahnya. “Aaah, ngga mau. Takut!” Serunya sambil tetap duduk di tepi kolam dengan kedua kaki terangkat. Saya tersenyum melihatnya.
Cerita Lebaran Asyik Diary Hijaber
Ikan-ikan kecil ini puas menggigiti kulit mati di kaki. Ini kakinya ayah atau Azka ya?

Lebaran Ceria Diary Hijaber
Bersenang-senang merendam kaki di kolam terapi ikan, masih suasana Lebaran.
Lama-kelamaan, gigitan ikan di kaki tidak segeli saat pertama kali. Enak juga kulit mati di kaki dimakan sama ikan-ikan kecil itu. Mulut ikan terlihat mengkecup-kecup tumit, ujung-ujung jari kaki, juga telapak kaki. Saking enaknya saya tidak menyadari bahwa Aisya sudah tidak berada di tempat duduknya tadi.
Denga ujung mata saya lirik, ternyata dia sedang bermain-main di sebelah saya. Di sisi luar kolam. Saya pun tenang kembali menikmati gigitan-gigitan ikan, sampai terdengar . . . .
Byuuur!
Suara seseorang kejebur ke dalam kolam dangkal tersebut. Dan terlihat Aisya kejebur ke dalam kolam. Saya kaget. Belum sempat saya menolongnya, dia telah naik sendiri dari dalam kolam terapi ikan dengan baju basah kuyup. Dia pun tertawa terbahak-bahak, sambil berjalan menghampiri saya. Dalam hati, saya takjub, ternyata rasa percaya dirinya begitu kuat.
Saya pun akhirnya tertawa bersamanya. “Lagi ngapain, De, kok bisa jatuh?” Tanya saya, masih dengan tertawa geli. “Ngga tahu, Bu. Kayak mimpi, lho,” jawabnya dengan suara kencang, “tau-tau sudah kejebur. Iya, kayak mimpi!” Saya tertawa geli mendengar jawabannya. Yang lain pun ikut tertawa mendengar jawabannya.
Tapi tiba-tiba, dari tertawa, Aisya pun menangis. Lho kok menangis? Tubuh mungilnya mendekat ke badan saya sambil bersembunyi, “malu, Bu. Orang-orang pada ngelihatin Dede.” Dan dia pun terisak, menarik hijab saya untuk menutupi mukanya.
“Kenapa malu? Anak kecil mah ngga usah malu,” saya mencoba menenangkan. “Ibu juga dulu pernah jatuh lho, di depan mahasiswa-mahasiswa.”
“Itu kan dulu! Ini sekarang Ibu, sekarang! Bukan zaman dulu! Teriaknya dengan muka masih ditutupi dengan hijab saya. “Lihat tuh, orang-orang ketawa dan ngelihat ke Dede,” bisiknya. “Harga diri dong, Bu. Malu!” Sahutnya lagi. Aduh, ternyata gadis kecilku mulai berbicara harga diri. Saya jadi ikutan berkaca-kaca, mendengarnya.
Saya berusaha untuk mengangkat kembali harga dirinya yang menurutnya jatuh karena dia kejebur tadi. Tapi, tetap saja dia merasa sedih dan malu. Sampai beranjak dari kolam terapi ikan pun dengan berjalan bersembunyi di samping saya, tubuhnya gemetar.
“Hmmm, tahu ngga, De?” Saya mencoba membuka pembicaraan kembali, setelah berada di dalam mobil. “Ibu tuh sebetulnya bangga lho sama Ade Aisya. Pas kecebur tadi, langsung bangkit, naik kembali ke atas kolam tanpa bantuan, terus Ade Aisya malah penuh percaya diri dan tertawa.”
“Masa?” Dia setengah tidak percaya balik menatap saya. Tangisnya mulai hilang. “Iya,” angguk saya yakin, “malah sebetulnya orang-orang yang ikut ketawa itu juga kagum sama Ade. Awalnya mereka kan ngga ketawa, tapi karena Ade ketawa dan teriak keras-keras bahwa kayak mimpi, mereka jadi ikutan ketawa. Ade itu hebat!” Saya kembali meyakinkan, karena memang sebetulnya saya mengaguminya. 
Cerita Lebaran Asyik Diary Hijaber
Memakai baju saya setelah bajunya basah kuyup kejebur di kolam terapi ikan.
Cerita Lebaran Asyik Diary Hijaber
Kembali ceria dan sudah bersedia untuk menjadi model andalan saya.
Mendengar jawaban saya akhirnya dia sedikit tersenyum. “Iya, Ibu bangga sama Dede?” Saya mengangguk. “Iya kan, Yah. Aiya Hebat?” Saya mencari persetujuan ayahnya. “Iya, hebat sekaliii!” Kata ayahnya, “jarang ada yang kayak gitu. Ayah juga mungkin ngga bisa sehebat Ade.”
Akhirnya Aisya pun tertawa kembali terbahak-bahak. “Tapi, Bu, jangan cerita-cerita sama Enin dan Engki,” pintanya, yang pada akhirnya malah dia sendiri yang dengan bangganya bercerita ke sana kemari bahwa dia habis jatuh di kolam terapi ikan. Saya pun lega, dia berhasil melepaskan diri dari rasa keterpurukannya dan malunya. Hufh! Sungguh Lebaran yang penuh dinamika. 
Hmmm, untung saya bawa baju cadangan di mobil, yang ternyata bisa digunakan oleh Aisya. Sebagai hijaber (ngakunya, hahaha), harus tetap berani tampil modis dong, ya. Jangan mentang-mentang berhijab terus dianggapnya ngga punya selera fashion. Hijaber pun punya fashion lho. 
Cerita Lebaran Asyik Diary Hijaber
Udah bisa dibilang fashion hijaber belum yak? Haha, pakaiannya tabrak sana sini kayaknya.
Oya, ngomong-ngomong hijaber, ada event keren dari DiaryHijaber menyambut Hari Hijaber Nasional. Sudah tahu belum? Ayo dijadwalkan yuk ke acara Hari Hijaber Nasional, tanggal 7 Agustus – 8 Agustus 2016 nanti, yang akan dilangsungkan di Mesjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat. Akan hadir Ust. Maulana, Drg. Oktri Manessa, Dude Herlino, Alyssa Soebandono juga lho.
Kelihatannya seru yak. Let’s get ready to celebrate the National Hijaber Day!

Tulisan ini diikutsertakan dalam Blogging Competition Ceria (Cerita Lebaran Asyik) – DiaryHijaber.com
Cerita Lebaran Ceria bersama Diary Hijaber Hari Hijaber Nasional

16 komentar:

  1. bun,,seruuu bangett yg berendam di kolam ikan kecil. ih itu gelinya gimana ya dikerubungin ikan kecil, asli pengen nyoba bun.. bisa nyembuhin rematik kah bun? hehe
    foto liburan lebarannya seru-seru bun, soal makanan gak heran deh bunda 1 ini emng enak bikin ngiler aja. sukses lombanya ya bunsay :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaa...geli banget..sumpah ga tahan. Ngga tau sih manfaatnya..kalau kata saya sih buat ngeletekin kulit mati...xixixi.

      Hapus
  2. Ternyata mudik ke kota Kuningan. Tahun ini aku belum bisa mudik ,takut kena macet. Dan aku tidak mau memaksakan diri. Dan menyambut lebaran pun aku juga biasa-biasa saja tidak ada yang special. Karena memang aku dikampung, jadi ya...gitulah. :)
    Jadi ingat sewaktu kecil, saat kaki penuh dengan luka korengan. Berendam dipemandian biar dimakan ikan-ikan kecil.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mas...ke kota Kuningan nun jauh di kaki Gunung Ciremai. Kalau di perantauan iya Mas, biasa ngga ada yg spesial..masak pun saya ngga. Beda kalau di kampung, karena pada kumpul jadi Mamah suka masak spesial..trus tamu-tamu juga berdatangan...

      Hapus
    2. Berarti terapi ikan ini sudah ada sejak lama yak...

      Hapus
  3. Aku naksir lidah kucing rainbownya mba. Hihi
    Dedenya cepet banget ya jadi ceria lagi walau sebelumnya sempat malu :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, warnanya lucu yak rainbow gitu...iya, agak terharu saat dia bilang malu..terus ikut seneng saat dia pulih percaya dirinya..

      Hapus
  4. KUENYA UNIK BANGET, MIRIP LIDAH KUCING BENERAN, WARNA WARNI MIRP PELANGI

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maksudnya beneran kayak lidahnya kucing atau kayak kue lidah kucing? xixixi

      Hapus
  5. seru banget bisa terapi ikan :D
    selalu ada cerita setiap lebaran ya mbak ? :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, selalu ada cerita di setiap lebaran. Ada yg sedih, gembira, apapun itu yang penting dibawa asyik...biar ga stress...xixixi

      Hapus
  6. seru banget liat foto2nya mba, colourful.. btw, dari dulu pengen nyobain terapi ikan tapi gak berani2, nih ;p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga ga berani Mbak. Ini maksain karena penasaran. Sambil jerat jerit...hahaha. orang kyk y pada ngeliatin...heboh amaaat gitu.

      Hapus
    2. Saya juga ga berani Mbak. Ini maksain karena penasaran. Sambil jerat jerit...hahaha. orang kyk y pada ngeliatin...heboh amaaat gitu.

      Hapus
  7. Seru mbak, PICnya banyak. Saya tipikal yg nggak kepikiran jepret2 saat keasyikan jalan. Suka yg pic di masjid kompleks itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, saya juga suka gitu, ngga banyak jeprat jepret, tapi pas bikin artikel suka yaah kenapa ngga foto itu, kenapa ga foto ini...hihihi.

      Hapus

Terima kasih telah berkomentar. Silahkan tinggalkan jejak, ya.

Follow my media social for any update of articles
Twitter: @mandalagiri_ID
Instagram: mandalagiri_ID

 

Ads

Followers

Ads

Warung Blogger

Hijab Blogger

Kumpulan Emak Blogger

Ads

IDCorner

ID Corners

Fun Blogging

Fun Blogging

Blogger Perempuan Network

Blogger Perempuan