Pengalaman Terbang Dengan Vietnam Airlines ke Ho Chi Minh, Vietnam

Vietnam Airlines menuju Ho Chi Minh city
Foto taken from Vietnam Airlines Website
Di setiap perjalanan selalu menyisakan kisah yang tidak terlupakan. Salah satunya adalah pengalaman pertama terbang bersama Vietnam Airlines menuju Ho Chi Minh city.
Dari awal diberitahu akan direct flight ke Ho Chi Minh menggunakan Vietnam Airlines, terus terang hati ketar - ketir. Bagaimana tidak, setiap review yang saya baca di  Si Mbah kok ngga ada satupun yang punya pengalaman menyenangkan. Ya, level paling menyenangkan adalah sebatas biasa saja.
"Garuda ngga ada yang direct flight ke Ho Chi Minh?"
"Hanya Vietnam Airlines yang direct, Mbak."
Ternyata ngga ada yang direct flight, toh. Tapi ya namanya sudah tugas negara, ya harus terima apa adanya. Toh, Pak Bos juga menggunakan pesawat yang sama. Masak anak buah mau protes pengen naik GA. Ngelunjak amat sih jadi anak buah. Haha.
Tiket yang diissue berbentuk tiket elektronik. Ya, daripada bermasalah di airport, tetap saya print tuh e-ticket. Dari rincian informasi di e-ticket, terminal kita adalah Terminal-2 Soekarno Hatta baik saat pergi maupun kedatangan. Yaaah, gagal deh pengen berselfie ria di terminal baru. Hiks. Sempat berharap berangkat dari Terminal-3 Ultimate, saat lihat di tiket untuk keberangkatan tertulis "terminal not available". Tapi, mimpi deh kayaknya, sebab Vietnam Airlines jatahnya memang Terminal-2.
Tiba hari keberangkatan, hampir saja kita ngga jadi berangkat. Karena si bungsu, yang termuda diantara kita lupa bawa passport. Saat kita lagi asyik ngomongin teman yang ga jadi berangkat ke luar negeri gara-gara visa belum keluar, eh tiba-tiba ada yang nyeletuk di samping saya.
"Saya ngga bawa passport lho, Bu," celetuknya dengan suara pelan dan bengong. Kita pun langsung melirik ke arahnya dengan tatapan tidak percaya.
"Serius?" Kita masih berpikir bahwa dia bercanda. Ah, busyet deh balik ke Anyer, makan waktu berapa lama. Keburu ngga? Sedangkan untuk penerbangan internasional harus 2 jam sebelum keberangkatan.
"Ngga bakal keburu kalau balik ke Anyer," kata si Bapak Supir yang mengantar kita. Ups! Kita langsung memeras otak, mencari solusi yang lebih efektif dan efisien.
“Ada ngga yang bisa nganterin dari sana? Biar menghemat waktu,” kata salah seorang dari kita.
“Oh iya, bisa, Pak. Saya hubungi orang di Anyer untuk nganter passportnya ke sini,” kata si Bungsu.
Hmmm, akhirnya masalah passport terselesaikan. Si Pak Supir sampai ikut-ikutan, saking takut kita terlambat tiba di bandara, dia menyeberang untuk mengambil passport yang ketinggalan, tanpa menunggu mobil yang membawa passport tersebut putar balik di bunderan Serang Timur. “Kelamaan, ntar ngga keburu,” katanya sambil buru-buru keluar dari mobil.
Tiba di bandara betul-betul pas waktu, jadi ngga sempat larak-lirik. Kita pun berhenti di Terminal-2 Bandara Soekarno Hatta, di pintu D, tempat keberangkatan Vietnam Airlines. Di depan pintu D, terlihat tanda-tanda maskapai yang dilayani di Terminal-2. Ya, walaupun di tiket tidak tertulis nama terminal dan gate keberangkatan, kita pede saja masuk.
Vietnam Airlines menuju Ho Chi Minh city
Kita masuk dari Pintu 3, tuh ada tulisan Vietnam Airlines kan?

Vietnam Airlines menuju Ho Chi Minh city
Enaknya masuk dari Pintu 2, ngga perlu muter-muter cari counter check in Vietnam Airlines

Setelah scanning koper dan bawaan, kita masuk mencari counter Vietnam Airlines untuk check in. Sempat bingung juga mencari counter check in-nya. Setelah bertanya-tanya, akhirnya kita menemukan counternya. Terlihat antrian di counter Vietnam Airlines. Antrian untuk kelas ekonomi dan bisnis terpisah. Kita ngga bisa ikut antri di jalur bisnis walaupun antreannya lebih sedikit. Sempat sedikit manyun juga sih. Nasiiib yang kelas ekonomi. Xixixi.
Saat kami antre, ada seorang foreigner yang ribut sama si Mbak counter yang memakai kerudung, sampai si bule tersebut harus dibawa minggir. Si Mbak keukeuh jelasin bahwa itu orang ngga bisa check in, karena ngga ada visa. Si bule keukeuh juga katanya ngga perlu. Ntah akhirnya keputusannya seperti apa, soalnya kami keburu dipanggil untuk check in.
Setelah mendapat boarding pass, kita pun masuk antrian imigrasi. Nambah cap lagi deh di passport. Asyeeek, lumayan, kasian kan kalau passport isinya kosong melulu. Saking kejar-kejaran dengan waktu, kita ngga sempat cari sarapan dulu, baru sadar setelah masuk ruang tunggu. Halah, udah ngga bisa beli makanan lagi. Tapi, yang penting udah sholat dhuhur dan ashar deh.
Vietnam Airlines menuju Ho Chi Minh city
Menuju ruang tunggu keberangkatan
Vietnam Airlines menuju Ho Chi Minh city
Menuju ruang tunggu keberangkatan
“Lapaaar! Belum sarapan nih,” kata saya.
“Sama. Lapaar,” kata teman dengan muka memelas. Waktu menunjukkan pukul 13.00 WIB.
“Di pesawat dapat makan ngga yak?”
“Kagak tahu. Penerbangan Cuma 2 jam 45 menit. Kayaknya sih ngga dapat,” sela teman yang satunya lagi.
“Mudah-mudahan dapat. Yaah, namanya juga berharap.”
Hihi, 4 orang kelaparan di ruang tunggu bandara, Terminal 2D, berharap keajaiban dapat makan di pesawat.
Sebetulnya saat itu sudah hopeless banget. Kita membayangkan pahit-pahitnya ngga dapat makan di pesawat, ya makan pagi dan siang jam 6 sore di hotel.
Akhirnya kamipun boarding, masuk pesawat. Vietnam Airlines ini ternyata pesawat kecil, dengan formasi kursi 3-3. Kami bertiga dapat duduk berdekatan satu baris, sedangkan satu teman kami terpisah di kursi belakang, terapit seorang gadis cantik dan seorang bule yang tadi sempat salah duduk.
Tidak ada layar TV kecil di depan kursi kami. Layar TV kecil ada tergantung setiap jarak beberapa kursi. Di setiap kursi tersedia headset.
Pesawat sedikit lama tertahan. Awalnya saya kira ada kerusakan mesin, karena ada bunyi jedag-jedug. Duh, scary banget sih. Kayak bunyi koper jatuh, atau apa gitu. Eh, ternyata pesawat agak lama karena nunggu giliran untuk take off. Sigh!
Untuk ukuran pesawat kecil, proses take off pesawat saya pikir berjalan mulus, tanpa begitu berasa goncangannya. Hmmm, ternyata smooth juga nih, ngga seperti dalam bayangan.
Tak berapa lama, terlihat para pramugari membawa rak stainless dorong yang di bagian atasnya terdapat tumpukan roti bulat kecil. “Ssst, dapat makan tuh,” bisik saya dengan mata melirik ke arah si pramugari yang lewat. “Alhamdulillah, ngga jadi kelaparan.”
“Tapi, halal apa ngga?” Tuing, tuing, jadi ragu-ragu lagi.
“Chicken or Beef?” Tiba-tiba si pramugari tadi sudah ada di hadapan kita sambil menunjuk-nunjuk ke arah kertas menu yang berlaminating yang berisikan 2 gambar set menu makanan bertuliskan chicken dan beef.
“Chicken!” serentak kami bertiga. Teman saya yang di belakang pun memilih chicken. Kompakan ya kita. Set menu kami terdiri dari olahan ayam dan mie goreng, semangkuk kecil salad sayuran (kata kita sih itu pecel), semangkuk puding beras, 1 buah roti plus mentega, dan 2 buah gelas kosong.
Vietnam Airlines menuju Ho Chi Minh city
Chicken, noodles, salad, bread, our lunch at Vietnam Airlines

Vietnam Airlines menuju Ho Chi Minh city
Nah, kalau ini menu saat pulang, beef dan nasi, plus roti, salad dan buah.

Hmmm, ternyata enak lho masakan vietnam ini. Hampir sama dengan masakan Indonesia. Pas di lidah kita. Dan saking laparnya, kita langsung menghabiskan porsi masing-masing. Puding berasnya berwarna putih, campur dengan kelapa. Rasanya mirip-mirip dengan awug, hanya saja ini dibikin puding. Ih, ini maskapai sopan banget nih ngasih makanannya. Banyak eung! Sampai perut penuh kekenyangan. Belum lagi minumnya kita bisa pilih, mau orange juice, pineapple, apple, cola, sprite, teh, coffee, bahkan wine pun tersedia.
“Eh, ngomong-ngomong, walaupun ini chicken, halal, kalau cara motongnya beda, tetep aja jatuhnya ngga halal,” celetuk salah seorang dari kami. Desigggh! Merusak suasana makan saja deh!
“Ah, ngga usah menyiksa diri, anggap aja halal,” kata yang lain. “Iyalah, bismillah aja kali yak. Hiks.” Udah masuk perut soalnya.
Tepat pukul 16.55, pesawat landing di Bandara Internasional Tan Son Nhat (SGN), Ho Chi Minh city. Yippy, sampai Vietnam juga euy kita!
Transit to Hanoi! Transit to Hanoi!” Saat kita memasuki bandara, ada dua orang perempuan mengenakan pakaian tradisional Vietnam berteriak-teriak, dan menempelkan stiker di badan beberapa orang penumpang. Nah, orang Vietnam ternyata kalau ngomong Inggris cepet-cepet gitu, dan ada beberapa konsonan yang samar. Sampai-sampai teman saya salah dengar. “Lah, dari Ho Chi Minh ke Hanoi naik taksi? Berapa jam?” Katanya sambil kebingungan. “Idiiih, transit kalee, bukan taksi!!” Teriak kita berbarengan.  
Oya, Vietnam ini kan pemerintahannya komunis yak. Nah, pas tiba di imigrasi, kita sempat tegang juga. Busyeet dah, itu baju seragam mirip-mirip tentara Korea Utara. Ngga ada senyum-senyumnya acan. Bos kita aja sampai sedikit khawatir, beliau bertanya apakah kita ada invitation letter, kemudian beliau juga memastikan kita bisa menjawab kalau seandainya ditanya dimana kita tinggal selama di Vietnam. Kata beliau, orang Jepang dan Korea biasanya banyak kena di imigrasinya.
Eh, yang dikhawatirkan ternyata ngga terjadi. Lancar banget, ngga ditanya-tanya. Langsung aja di cap kedatangan di Vietnam, dengan cap visa tinggal yang berlaku 1 bulan dari tanggal kedatangan. Oya, orang Indonesia jika ke Vietnam, ngga perlu siapin visa di tanah air, karena bebas visa.
Untuk penerbangan internasional, biasanya saya ngga pernah pakai pernak-pernik kalung, sabuk ataupun mengenaikan pakaian dua lapis. Karena dulu pernah kejadian saat di Changi, si petugas meminta saya membuka jaket jeans yang saya kenakan saat melewati scanner machine. Lha, saya udah kebingungan setengah mati, karena kalau dilepas, ya lengan saya kelihatan, duuh aurat atuh (inner saya kutung). Untungnya waktu itu ada petugas India perempuan yang mengerti, dia bilang ngga perlu dibuka. Aaah, leganya. Sejak saat itu, saya ngga pernah pakai pakaian dua lapis (jaket jeans, outer yang tertutup, yang menyerupai jaket).
Begitu keluar dari imigrasi, menukar dolar dengan mata uang vietnam (Dong), kami mendapat harga 1 USD = 22.250 Dong. Kita terus mengambil bagasi di lantai bawah, kita menuju ke luar bandara. Bos saya sudah wanti-wanti, supaya hati-hati, karena banyak orang tidak baik katanya. Siaaap Bos!
Vietnam Airlines menuju Ho Chi Minh city
Ini tempat pengambilan bagasi di Tan Son Nhat International Airport, Ho Chi Minh city.
Hmmm, akhirnya kita menginjak bumi Vietnam. Hampir saja tadi tidak jadi pergi, karena salah seorang dari kami ketinggalan passport. Dan untungnya, entah kenapa kita tiba-tiba ngobrol masalah passport, masalah teman yang ngga jadi berangkat gara-gara visa belum jadi, sehingga membuat teman tersadar bahwa doi ngga bawa passport. Coba kalau sadarnya pas di bandara, pasti ngga bakal keburu untuk ambil passport.
Jadi, sebesar apapun keinginan kita, sebagus apapun rencana kita, jika Allah tidak mengijinkan, maka semuanya tidak akan terjadi. Setuju gaes??? Setuju dong!

33 komentar:

  1. wah, fatal banget tuh kalo sampai kelupaan pasport pas nyampe airport hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha..iya Mbak, lumayan jauh kalau di ariport baru nyadar mah. Alhamdulillah nyadarnya masih di Serang. Xixixi. Dan untungnya kita spare waktu agak lumayan.

      Hapus
  2. Biarpun pesawatnya kecil tapi yang penting makan besar ya, mbak. Leganya, akhirnya kenyang setelah kelaparan. Hehehehe... Aku juga mupeng lihat menunya tuh!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menunya enak...entah enak beneran atau emang karena kelaparan jadi apapun enak. Haha.

      Hapus
  3. Walah, injury time banget ya, Mbak. Yang kaya kejadian ini nih yang bisa bikin deg-degan plus perut mules. Harap-harap cemas bisa berangkat apa ga. Tapi malah bisa jadi cerita yang diingat terus. Biasanya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya..degdegan. Tapi untungnya kita spare waktu lebih awal. Tapi ya itu rencana mau maksi di airport ga keburu...

      Hapus
  4. hahaha klo ada temen yang pelupa gtu biasanya saya sll ingetin ini udah, itu udah?baru deh berangkat krn pernah kejadian pas mau ke bandara uda jauh dari hotel temen lupa jaket kesayangannya halah terpaksa dengan style angkot driver balik maning hotel :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. bukan pelupa sih Mbak sebenernya...xixi. Lagi banyak pikiran yang lain nih. Haha, seru juga dong ya Mbak, ngejar jaket kesayangan...iya nyesek kalau sampai ketinggalan gitu.

      Hapus
  5. Waduh biasanya kalau saya membawa keluarga dari jauh diajak ke bandara sebesar kaya gini mah suka nyasar dan takutnya keluar jiwa kampungnya mbak, gk gk gk tapi saya tidak malu namun suka senyum sih karena kocak, gk gk gk.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga masih kampungan kok Kang Nurul. Suka bengong2 kalau masuk bandara gede, bingung masuk dan keluarnya...xixixi.

      Hapus
  6. Setuju banget dengan apa yang mbak katakan bahwa sebesar apapun keinginan kita, sebagus apapun rencana kita, jika Allah tidak mengijinkan, maka semuanya tidak akan terjadi. Sip banget.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya. Kepikiran, soalnya, anehnya tiba-tiba ngobrolin passport, visa. Trus ngobrolin yang ga jadi pergi gara-gara passport masih ketahan di kedutaan, dll. Yang kalau dipikir-pikir kenapa kita ngobrolin itu? biasanya naik mobil langsung bobo. Karena ngobrolin itu, eh, jadi ngeh. Trus kenapa ngobrolnya bukan saat deket airport...gitu sih. Makanya saya berpikir bahwa segala sesuatu sudah ada yang mengatur, tinggal kita berusaha sebaik mungkin.

      Hapus
  7. wahh Mba Levina ke Vietnam, asyik-asyik :)
    Bos saya juga beberapa waktu yang lalu ke sana :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi..iya Mbak. Walaupun ngga sempat explore the city, karena jadwal yang padat, tapi ini adalah pengalaman yang berharga, bisa menyaksikan langsung pesatnya pembangunan di sana.

      Hapus
  8. hahaha pas baca dpt makanan, sontak ikutan girang, kebayang klo laper dpt makanan lagi 3 jam kemudian, mgkn saya mah lgsg masuk angin :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu dia Mbak. Udah hopeless ga dapat makan. Soalnya waktu ke Thailand pakai garuda ngga dapat makan. Iya lah ngga dapat Mbak, soalnya waktu itu perginya bulan puasa, xixixi. Ih, girang banget. Tadinya udah mau bobo manis, biar terlupakan laparnya, tapi mata langsung terbuka lagi mencium aroma roti panas...

      Hapus
  9. Makanan nya boleh refillllllll ngak kak ???? #laluDigamparNasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maunya sih begitu...refill doong, dengan muka memelas. Tapi mukanya pada hampir ketekuk semua..ga berani minta...xoxoxo. Takut dilempar dari pesawat.

      Hapus
  10. haduh iya tuh makan ayam hahaha, ketawa baca komen temennya, bismillah aja kalau di kota orang lah mba ya :D apalagi mayoritas nonmuslim:D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapii tetep aja, terbersit perasaan gimanaaaa gituh...hahaha. feeling guilty gitu..

      Hapus
  11. Mbak, aku salah fokus ke gambar makanannya, bikin laper hahahhaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Enak Mbaaak. Enak banget...abis lapar berat....xixixi

      Hapus
  12. Hahahah itu nyebelin banget yang ketinggalan paspor.
    Baru sekali juga aku naik Vietnam Airlines. Judulnya Vietnam Airlines tapi pakai pesawatnya Angkor Air (49% sahamnya punya Vietnam Airlines). Dikasih sandwich tapi kayaknya babi~ ah yowis, laperrr, di negeri orang, bismillah... hehehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha...ujung-ujungnya, begitu yak. Kata temen mah, lain kali bawa indomie atau roti indonesia kemana-mana. Sumpah indomie enaaaak buaaanget kalau dimakan di luar negeri. xixixi.

      Hapus
    2. Wakakaka padahal kalau di sini, mbok blenek makan Indomie... aku jadi kelarin tulisanku ulasan pesawat gara-gara baca ini, hihihi

      Hapus
  13. Kok aku ikut deg-degan bacanya ya Mba :D
    Alhamdulillah akhirnya lancar dan nggak ada kendala.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu dia Mbak...saya jadi tersadarkan lagi, tidak ada sesuatu di dunia ini yang terjadi tanpa sengaja. Semua diketahui oleh Sang Pencipta, bahkan kan katanya sehelai daun gugur pun jatuh atas izin-Nya.

      Hapus
  14. Duuhh deg2an baca ketinggalan paspor untung masih rejeki bisa ke vietnam ya mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbaaak...lumayan juga sih degdegannya..xixixi. Tapi tetep coool.. #tsaah.

      Hapus
  15. Duh itu kok bisa yah mau keluar negeri lupa bawa pasport-__-'

    Pesawatnya oke nggak mbak? Dari dulu pengen nyobaik vietnam erlen deh. Tapi kok liat riview orang bikin jiper duluan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pertama baca review bbrp bikin jiper juga. Tapi ngga sih, ngga menakutkan juga. Take off dan landingnya okay sih. Pulangnya aja yg agak degdegan..karena cuaca agak ga bagus.

      Hapus
  16. Seru ceritanya....biar dapat makanan halal biasanya abis booking tiket atau minimal 24 jam sebelum keberangkatan kita request menu halal ke maskapainyanya via email. Responnya cepat ko. Begitu saya email ke nro vietnam airlines lgsg di reply. Biasanya pas dah terbang...yg request menu halal atau MOML di kasih duluan makannya.

    BalasHapus
  17. Pretty! This wwas an incredibly wonderful article.
    Thank you for providing this info.

    BalasHapus

Terima kasih telah berkomentar. Silahkan tinggalkan jejak, ya.

Follow my media social for any update of articles
Twitter: @mandalagiri_ID
Instagram: mandalagiri_ID

 

Ads

Followers

Ads

Warung Blogger

Hijab Blogger

Kumpulan Emak Blogger

Ads

IDCorner

ID Corners

Fun Blogging

Fun Blogging

Blogger Perempuan Network

Blogger Perempuan