Journey To Raja Ampat: Terbang Menuju Langit Timur Indonesia

Hore!! Ke Raja Ampat : “Apakah Kamu Percaya Karma?”

Ngga perlu memupuk kebencian dan balas dendam kepada orang yang menyakitimu. Santai saja dan perhatikan. Setiap perbuatan pasti akan ada balasannya.
***
Saya berjalan tertatih, keluar dari kamar mandi terminal keberangkatan 2F Soekarno Hatta. Pergelangan kaki kiri terasa sakit saat digerakkan. Saya meringis, mencoba menyeret kedua kaki sedikit demi sedikit menuju ke boarding gate.
Sudut mata saya menangkap lirikan kekhawatiran si Mbak cleaning service yang melihat saya terjatuh saat keluar toilet.
"Duduk dulu, Mbak. Jangan dipaksa," si Mbak menyarankan saya untuk istirahat dulu. Saya merasakan perasaan khawatir di nada suaranya.
"Ngga apa-apa, kok, Mbak. Saya bisa jalan," jawab saya, menolak sarannya. Padahal suakit sekali rasanya. Saking sakitnya, rasa malu pun menguap di udara. Mencoba gagah, saya mengambil tas ransel hitam dan menggendongnya di pundak.
Ah, kenapa sekelas bandara internasional tidak memperhatikan potensi unsafe condition, seperti perbedaan ketinggian lantai antara pintu toilet dan ruang kaca. Saya meruntuk dalam hati, sambil menggigit bibir, menahan sakit dan malu.
Atau . . . , jangan-jangan saya kena tulah gara-gara ikut mentertawakan teman yang keseleo saat pelesir backpacker ke Inggris beberapa minggu sebelumnya.
Astagfirullah. Saya membaca istigfar berkali-kali, memohon ampunan-Nya jikalau saya sudah kelewatan bercanda dengan teman tersebut. Tuhan, saya ngga bermaksud serius mentertawakan, kok. Tuhan, tolong sembuhkan kaki saya, supaya perjalanan saya ke Timur Indonesia, ke Raja Ampat berjalan lancar. Aamiin.
Jauh di lubuk hati saya yang terdalam, saya tetap merasa khawatir bahwa pergelangan kaki yang keseleo ini akan bertambah sakit dan bengkak. Posisi jatuh tadi cukup keras sampai membuat kaki terlipat dan terasa kesetrum.
Dengan susah payah dan mencoba tetap tegap, saya berhasil melalui gerbang pemeriksaan. Tanpa membuang waktu, saya segera memasuki ruang tunggu keberangkatan dimana Deddy Huang dan Lingga Permesti sudah menunggu. Seharusnya mereka sudah berada di dalam jika menyimak dari percakapan kami di group. Saya menyapukan pandangan ke sekeliling ruangan, tapi tidak tampak satu pun tanda-tanda seperti yang dijelaskan Lingga dan Deddy di group WhatsApp.
Aku udah masuk boarding gate nih, pakai jaket pink. Itu komentar Lingga yang terbaca di layar handphone.
Aku, seperti biasa, pakai topi pet. Yang ini komentar Deddy Huang, seorang travel blogger yang jauh-jauh datang dari Palembang.
Eh, pada kemana mereka berdua? Jangan-jangan saya salah masuk gate. Saya celingukan ngga jelas. Seharusnya sih betul, karena di ruang tunggu keberangkatan ini sudah terasa sekali hawa Timur. Sejauh mata memandang, ruangan ini penuh orang Papua dengan ciri khas warna kulit gelam eksotis dan rambut keritingnya yang khas.
Bolak-balik saya mengelilingi kubikel ruang tunggu keberangkatan. Saya tidak mempedulikan tatapan-tatapan aneh yang tertuju ke arah kaki saya yang terpincang-pincang. Fokus mencari si jaket pink dan topi pet saja, tidak usah pedulikan tatapan orang-orang, pikir saya.
Setelah beberapa putaran tidak menemukan mereka berdua, saya pun menyerah duduk di deretan bangku stainless steel ruang tunggu keberangkatan. Ah, nanti juga ketemu, kalau saya salah gate sih rasanya ngga mungkin, pikir saya. Pergelangan kaki yang keseleo mulai berasa cenut-cenut. Perlahan saya mengurut sekitar pergelangan yang sakit, dengan harapan tidak akan bertambah buruk. Tapi sebersit kesadaran menyeruak di reluang kalbu bahwa saya sedang memupuk harapan palsu.
Akhirnya dua orang yang ditunggu terlihat berjalan berdua memasuki gate keberangkatan. Lingga mengenakan long coat pink, sedangkan Deddy mengenakan topi pet kesayangannya. Duh, pantas tidak ketemu dicari di dalam, orang masih berada di luar.
Sambil menunggu waktu boarding, kami bertiga mengobrol ke sana ke mari secara ini adalah pertama kalinya kami bertemu. Lingga menyampaikan pesan-pesan dari Cheria Travel yang perlu kami lakukan selama perjalanan ke Raja Ampat. Yup, kami bertiga adalah pemenang lomba menulis Cheria Halal Wisata yang diselenggarakan oleh Cheria Travel. Kami berhak atas hadiah perjalanan gratis Paket Tour perjalanan Raja Ampat Cheria. Fabiayyi ala irobbikuma tukadziban, maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
Bertemu dengan para pemenang lomba Cheria Halal Wisata lainnya di T3 Soetta
Entah mimpi apa saya akan bisa menjejak kaki di wilayah Indonesia  paling Timur itu. Ribuan kilometer jarak yang harus saya tempuh untuk sampai di sana. Satu yang saya yakini saat itu bahwa perjalanan ke Raja Ampat memerlukan biaya mendekati biaya yang diperlukan untuk traveling ke luar negeri.
Perasaan exciting membuncah di dada, sekaligus terbersit perasaan takut di hati.
Kata orang, Papua itu infrastrukturnya terbatas, harga-harga melambung, sering terjadi perang suku, dan sederet berita negatif lainnya. Sampai-sampai, Emaknya anak-anak (pengaruh-red), berkomentar dengan tatapan kaget dan muka tidak percaya ketika saya bilang mau ke Papua.
"Bule itu kenapa perginya ke daerah-daerah perang sih? Sebelumnya ke Vietnam. Sekarang ke Papua," ujarnya dengan muka sedikit bengong. Dalam pandangannya yang sederhana, Papua itu adalah daerah rawan konflik.
Hmmm, bener juga sih, berita-berita seperti itu yang sering terdengar di tanah Jawa. Saya pun menjadi was-was. Duh, Kota Sorong itu seperti apa yak? Remote area banget ngga sih? Sinyal handphone bagaimana? Berjuta pertanyaan memenuhi benak.
Sampai saya konfirmasi sama keponakan suami yang pernah bertugas ke Sorong.
Ti, Sorong itu kayak gimana? Serem ngga sih? Aman ngga? Duh, kayak mau pergi ke negeri antah berantah nih, deg-deg plas. Homestay-nya nyaman ngga? Begitu rentetan pertanyaan saya pada Isti.
Aman kok, Bi. Sorong udah modern. Banyak pendatang juga, termasuk dari Jawa.
Walaupun sudah mendapat penjelasan mengenai Sorong, tetap saja di hati timbul perasaan ngeri menginjakkan kaki di Papua. Bagaimana nanti tidur, bagaimana MCK, bisa dapat sinyal tidak, bagaimana kalau diculik dan disandera suku pedalaman. Halah, imajinasi yang lebay dan melampaui batas.
Tanpa terasa kami telah menempuh sepertiga perjalanan menuju Raja Ampat. 2 jam pertama, Jakarta - Makasar, kami habiskan mengobrol berbagi pengalaman seputar dunia blogging dan pekerjaan. Sesekali membaca majalah maskapai penerbangan yang tersedia di bangku penumpang.
Wisata Gedung Batin, tulisannya Mbak Rien yang dimuat di Sriwijaya Magazine
Dan, finally, here we're at Sultan Hasanuddin International Airport! Jam menunjukkan pukul 02.00 dini hari, waktu setempat. Ada perbedaan waktu 1 jam dengan Jakarta. Penerbangan lanjutan memerlukan waktu 2 jam untuk sampai di Sorong.
Masih ada waktu sekitar 1,5 jam untuk sekedar berkeliling mengitari bandara. Dulu pada masa pemerintahan Hindia Belanda, bandara ini bernama Kadieng Terbang Field. Dibangun pada tahun 1935 dengan landasan pancu rumput berukuran 1.600m x 45m. Tahun 1942, bandara ini mengalami pergantian nama kembali menjadi Lapangan Mandai, pada masa pendudukan Jepang. Setelah kemerdekaan dan mengalami beberapa kali perluasan, bandara ini berganti nama menjadi Bandara Air Mandai yang kemudian berubah menjadi Airport Hasanuddin pada 1980. Setahun kemudian berganti nama menjadi bandara embarkasi/debarkasi haji  dan baru pada tahun 1985 menyandang nama Bandara Hasanuddin. Pada masa 2004 hingga 2012, Bandara Internasional Sultan Hasanuddin mengalami beberapa kali perluasan. Didesign futuristik, konon kabarnya pembangunan bandara ini menelan biaya sekitar 600 milyar.
Tetap exist walau kaki keseleo di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin
Bandara Internasional Sultan Hasanuddin bersolek dengan bunga-bunga Anggrek.

Design yang futuristik dari Bandara Intenasional Sultan Hasanuddin

Tak terasa dengan menikmati setiap sudut bandara ini, waktu transit pun terlewati dengan cepat. Saatnya bagi kami untuk melanjutkan perjalanan. Ah, tak sabar untuk segera sampai di kepala Burung Cendrawasih itu. Dengan badan lelah dan mata berat karena menahan kantuk, saya menggendong tas ransel dan memasuki gate keberangkatan.
Jika perjalanan Jakarta - Makasar dihabiskan dengan mengobrol, perjalanan Makasar – Sorong kami habiskan dengan terlena dalam impian masing-masing, terbang menuju Langit Timur, menyongsong matahari terbit. Entah berapa lama saya tertidur, ketika terbangun, semburat cahaya berwarna jingga mewarnai jendela kanan pesawat. Damn! So, beautiful! Saya setengah meruntuk, andaikan saya kursi saya ada di lorong sebelah kanan.
Kaki kiri saya semakin terasa bengkak dan sakit. Koyo panas yang saya beli di Bandara Sultan Hasanuddin tidak menolong banyak. Tuhan, kalau kaki ini mau sakit, tolong jangan sekarang, pinta saya dalam hati. Tuhan, aku minta ampun jika tanpa sengaja pernah melukai hati orang lain. Tuhan, aku percaya bahwa setiap kejadian buruk yang menimpaku, semata-mata karena kesalahanku dan kecerbohanku, maka ampunilah aku. Tuhan, aku iklas dengan rasa sakit ini, dan semoga menjadi penggugur atas dosa-dosaku.  
Continue (Part – 2) 

41 komentar:

  1. Walau jauhhhh, tapi pengalamannya seru banget Mbak. PAsti nggak bakal terlupakan nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbaaak..ga terlupakan. Saking ga terlupakan, sampai sekarang belum bisa move on juga. Eh, ga nulis-nulis. Haha. Bingung mengungkapkannya dalam kata-kata. Heuuu...

      Hapus
  2. Aku belum ke R4 ihik ihik ihik, semoga 2017 ada rejeki kesana

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rekomended banget Om Cumi ini R4. Heuuu...sumpaaah, ga bisa move on. Ada lagi ga yak yg ngakak gratisan ke sana..duh sumpah ga bakal ditolak. #kabuuur.

      Hapus
  3. Alhamdulillah kakinya ngga kenapa2 & bisa jalan2 di Raja Ampat dengan tenang ya mba :)
    Keren banget bisa kesini gratis, aku pengen ke R4 tapi tiketnya mahaal hihihiih semoga bisa dapat gratisan kayak Mba :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah bisa sampai ke sana. Tiket pesawatnya sih bisa murah Mbak. Cuma saat lintas pulau di sana yang memang perlu biaya. Kalau sendirian sih berasa gede. Saya juga masih belum puas....

      Hapus
  4. nggak sabar nunggu lanjutannya....,
    jadi kangen Sorong..., rumah masa kecil ada di sana mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Heuuu..belum nulis lanjutannya nih. Aduuuh....malu. Semoga pembaca ga bosan menunggu. Wkwkwk..kayak apa aja.

      Saya juga pengen nulisin sih tentang Sorongnya.Di part-2 sebelum ke Raja Ampat.

      Hapus
  5. Wah, wah, wah,,,, Mbak Mandala ini bikin iri aja ke Raja Empat euy,,,, Kapan ya daku bisa kesana, hehehe... tak mimpi dulu deh siapa tahu suatu saat bisa ikut-ikutan mbak Mandala Buat menginjakkan kaki disana,,,, Ditunggu mbak cerita selanjutnya, seru kayaknya,,,, :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ih seru banget. Sampai sekarang ga move on move on. Nulispun ga jadi jadi, karena bingung buat melukiskan keseruan dan keindahannya dalam kata-kata.

      Aamii, semoga mimpi mimpi kita terkabul yak..

      Hapus
  6. wih keren lhoh bisa sampai raja ampat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha..iya. Alhamdulillah bisa sampai sana...

      Hapus
  7. Wah kereeeennn... Aku baru ngeh nih mbak. Blognya kok kayaknya tampil beda ya?#ehem2 #apakahperasaankusaja? Selamat ya mbak, semoga perjalanannya lancar. Ditunggu cerita lanjutannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tampilan mana yak? Oh, mungkin yg mobile versionnya yak. Iya, ini lebih sederhan untuk mobile view. Kalau desktop ga berubah kok.

      Ntar ya kelanjutannya...

      Hapus
  8. Pengalamannya asyik banget, kak. Sultan hasanudin juga keren ya sekarang. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seru sih, tapi ini belum puncaknya. Baru awal perjalanan. Haha, belum sempat nulis lagi...semoga secepatnya kelar.

      Hapus
  9. wah, asiknya jelong jelong gretong. Wajarlah ya, Mba, biaya pembangunan bandaranya mahal hasilnya juga cakep bangunannya, biar oke di mata para wisatawan. Semoga pelayanan bandaranya juga memuaskan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya asyik kalau gretong, minimal mengurangi rasa bersalah menikmati keindahan sendirian tanpa anak-anak. Wkwkwk. Apaaaan ceunah.

      Hapus
  10. Kangeen..ke raja ampat lagi yuuuk hahha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaaa...ngga move on move on niiih...tobat pengen ke sana lagi...

      Hapus
  11. pingin banget ke raja ampat...subhanalloh cantik banget ya mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cantik banget banget deh Mbak. Sukar dilukiskan dengan kata-kata. Alhamdulillah punya kesempatan untuk menginjakkan kaki di sana.

      Hapus
  12. Keren bisa jalan-jalan gratis. Alamnya masih asli, cantik banget.

    Ditunggu ceita selanjutnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya masig asli banget, dan cuantik. Duh belum kelar juga ini nulisnya. Semoga bisa secepatnya nulis.

      Hapus
  13. keren amat, sih jalan-jalannya ke Raja Ampat. Ditunggu cerita jalan-jalannya di sana, ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah Mbak. Duh, sujud syukur banget, ngga pernah mimpi sebelumnya. Hehe.

      Hapus
  14. Bandara Sultan Hasanudin memang kereeeen :D

    BalasHapus
  15. aaaa keren banget kak bisa ke raja ampat :D

    BalasHapus
  16. Keren banget bisa kd Raja Ampat gratis pula.

    BalasHapus
  17. waaah nikmat banget ke raja ampat gratisan kak... iri banget aku kak ��

    BalasHapus
  18. wah selaamt ay, jalan2 yang bakal menyenangkan

    BalasHapus
  19. Mampir ke rumah saya kak kalo di Makassar lagi. Kontak aja langsung. Hehehe

    BalasHapus
  20. Wah ... jadi pengen juga ke Raja Ampat mbak. Tapi kayaknya tahun ini nggak bisa

    BalasHapus
  21. Aku pernah, mba. Kaki keseleo pas di Candi borobudur ampe ga bisa jalan. Sampe skarang, entah kenapa, kapok. Untunglah kaki mba bisa pulih ya mba

    BalasHapus
  22. Kaki keseleo emang gak enak ya mbak jalan susah banget hiksss :(

    BalasHapus
  23. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  24. ini bakalan jd kenangan terindah ya haha. kalo mau nyari tmpt wisata lainnya coba liat disini aja mbak Info Pariwisata siapa tau bermanfaat ^^

    BalasHapus
  25. Waaah kerennya... menang dan dapat hadiah ke Raja Ampat itu sesuatu banget ya mbaaa...
    Saya yang pengen ke Raja Ampat, masih mampu sebatas wish list ajah :D

    BalasHapus
  26. Raja Ampat? Huwaaa keren banget makkkk... Aku sering liat gambarnya di Ig, di fb, di iklan pariwisata dan lain2, disana masih perawan katanya.
    Semoga perjalanannya lancar yaa, ditunggu oleh-oleh ceritanya :D

    BalasHapus
  27. kereeenn mba selamat ya bisa sampe ke R4, semoga bisa kesana juga
    btw diantos tulisan lanjutannya :)

    BalasHapus

Terima kasih telah berkomentar. Silahkan tinggalkan jejak, ya.

Follow my media social for any update of articles
Twitter: @mandalagiri_ID
Instagram: mandalagiri_ID

 

Ads

Followers

Ads

Warung Blogger

Hijab Blogger

Kumpulan Emak Blogger

Ads

IDCorner

ID Corners

Fun Blogging

Fun Blogging

Blogger Perempuan Network

Blogger Perempuan