Perkembangan Pariwisata Tanah Air, Kendala, Hingga Upaya Pembangunan Sustainable Tourism

"Situs Banten Lama ini adalah situs tata kota modern terbesar di Indonesia yang bentuknya masih bisa terlihat," suara pemandu terdengar masih bersemangat di tengah siraman sinar matahari terik siang itu.
Saya sedikit menyangsikan penjelasannya. Ah, masa iya situs kota modern terbesar? Bukannya Situs Trowulan, ya?
Seperti melihat keraguan di wajah saya, pemandu melanjutkan penjelasannya, "Situs Trowulan adalah situs tata kota dari zaman Hindu dan budha, sedangkan Situs Banten Lama adalah yang terbesar yang ditemukan dari Kerajaan Islam di Nusantara."
Wow! Saya semakin tertarik menjelasan mengenai sejarah keberadaan Situs Banten Lama, yang meliputi daerah Keraton Kaibon, Benteng Surosowan, Masjid Agung Banten Lama, Benteng Speelwijk, Vihara, Tasikardi, juga Pelabuhan Karangantu. Sejak menginjakkan kaki 15 tahun lalu di Banten, saya selalu merasakan ketertarikan yang kuat. Menurut saya, Banten Lama ini jika dikelola dan dikembangkan lebih jauh, bisa menyamai ketenaran Kota Tua Malaka. Ah, saya jadi berandai-andai.
Perkembangan Pariwisata Indonesia & Kendalanya
Saya pernah berkesempatan mengunjungi negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam. Ketika ketika menginjakkan kaki kembali di bumi pertiwi, beribu pertanyaan berseliweran di kelapa saya. What’s wrong with this country? We have everything here! Kita punya Raja Ampat yang ngga kalah dari Phi Phi Island, Bintan yang ngga kalah cantik dari Phuket ataupun Langkawi, juga Borobudur sebagai candi Budha terlengkap dan terbesar di dunia, serta banyak destinasi wisata lainnya yang belum tersentuh.
Indonesia punya banyak potensi wisata yang jauh lebih indah dan bervariasi yang bisa diperkenalkan kepada dunia internasional.  Tapi dibandingkan dengan negara-negara tetangga, kunjungan wisatawan ke Indonesia masih kalah. Sebagai perbandingan, pada tahun 2015 walaupun jumlah kunjungan wisatawan asing mencapai target yaitu sekitar 10 juta turis, tetapi masih kalah jika dibandingkan dengan wisatawan yang mendatangi Singapura (15 juta) dan Malaysia (27 juta).
Diakui bahwa pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi yang terbesar dan tercepat pertumbuhannya. Oleh karenanya, pariwisata tetap menjadi primadona dalam program pembangunan nasional, karena pariwisata yang berhasil dapat menggerakkan roda perekonomian, mendatangkan devisa, menciptakan lapangan pekerjaan, juga mengembangkan usaha setempat.
Indonesia mencanangkan pertumbuhan kontribusi terhadap PDB menjadi 15% di tahun 2019 dari 9% di tahun 2014. Hmmm, suatu target yang fantastis yak. Itu berarti dalam 5 tahun target kedatangan wisatawan mancanegara harus meningkat dari 9 juta orang menjadi 20 juta orang. Ambisius? Ya! Tapi bukan berarti mustahil kan?
Indonesia juga mentargetkan indeks daya saing pariwisata Indonesia menjadi 30 pada tahun 2019 dari nilai 70 di tahun 2014. Pencapaian indeks pariwisata yang dikeluarkan oleh World Economic Forum dalam Travel & Tourism Competitiveness Report, tahun 2015, Indonesia menduduki peringkat ke-50, naik 20 tingkat dibanding tahun 2014. Masih jauh di bawah Singapura (peringkat ke-11), Malaysia (peringkat ke-25) dan Thailand (peringkat ke-35).
potret pembangunan indonesia di bidang pariwisata
Pariwisata Indonesia sebetulnya sangat berpotensi untuk menarik kedatangan wisatawan asing. Strong point Indonesia terletak pada harganya yang kompetitif, keanekaragaman sumber daya alam dan keanekaragaman warisan budaya. Dalam hal wisata alam (35%), Indonesia mengandalkan wisata bahari (35%), ekowisata (45%) dan  wisata petualangan (20%). Pada sektor wisata budaya (60%), produk unggulannya adalah wisata warisan budaya dan sejarah (20%), wisata belanja dan kuliner (45%), wisata kota dan desa (35%). Sedangkan pada sektor wisata buatan manusia (5%), produk yang diunggulkan adalah wisata mice (25%), wisata olahraga (60%) dan objek wisata terintegrasi (15%).
potret pembangunan indonesia di bidang pariwisata

potret pembangunan indonesia di bidang pariwisata
Pemerintah telah menetapkan lokasi 10 destinasi pariwisata prioritas, yaitu: Danau Toba (Sumatera Utara), Tanjung Kelayang (Bangka Belitung), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Tanjung Lesung (Banten), Borobudur (Jawa Tengah), Bromo Tengger Semeru (Jawa Timur), Mandalika (Lombok), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Wakatobi (Sulawesi Tenggara) dan Pulau Morotai (Maluku Utara).
Pemerintah mempunyai program untuk membenahi infrastruktur terkait transportasi laut, darat dan udara, terutama di 10 daerah prioritas tersebut di atas. Masih ingat di awal tahun ini, renovasi dan pengembangan Bandara Komodo di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur telah rampung. Sekarang bandara ini memiliki kapasitas yang lebih besar dan fasilitas yang lebih modern, untuk menyambut kedatangan para wisatawan. Itu adalah salah satu contoh progress perkembangan infrastruktur untuk mendukung pariwisata. 
potret pembangunan indonesia di bidang pariwisata

potret pembangunan indonesia di bidang pariwisata

potret pembangunan indonesia di bidang pariwisata
Pembangunan prasarana jalan pun terus digenjot. Prasarana menuju Tanjung Lesung yang merupakan salah satu daerah prioritas wisata, saya lihat sejak tahun lalu telah digarap. Saya terkejut dengan kemajuan pembangunan pariwisata menuju Tanjung Lesung. Selain itu juga, Kawasan Banten Lama pun terus bersolek. Jalanan menuju Pelabuhan Karangantu pun diperbaiki, diperlebar dan dibeton. Dermaga perahu untuk menuju Pulau Burung, Pulau Dua dan pulau-pulau lainnya pun dibangun.
potret pembangunan indonesia di bidang pariwisata

potret pembangunan indonesia di bidang pariwisata
Saat ini ASDP juga berbenah, banyak kapal-kapal ferry buatan dalam negeri telah ikut mewarnai perjalanan traveler.  Beberapa kapal pesiar juga melayani rute-rute favorit, seperti menuju ke Kepulauan Karimun Jawa, walaupun harganya untuk ukuran wisatawan domestik tetap sedikit mahal.
potret pembangunan indonesia di bidang pariwisata
Perkembangan di bidang perkeretaapian juga cukup menggembirakan. Pelayanannya semakin nyaman. Saya merasakan kondisi kereta ekonomi pun sangat nyaman dan bersih. Pemberlakuan sistem pembelian online tiket juga diharapkan mengurangi praktek calo tiket. Walaupun sebenarnya jika saya bandingkan, untuk tiket jarak jauh agak lebih mahal jika dibandingkan dengan negara tetangga.
potret pembangunan indonesia di bidang pariwisata
Dalam 2 tahun terakhir ini pembangunan sarana menuju daerah-daerah tujuan wisata terasa perbaikannya.
Dalam hal promosi wisata, angin segar sepertinya sudah mulai berhembus dengan berseliwerannya promosi-promosi wisata di berbagai media. Indonesia sudah mengambil langkah lebih aktif untuk mempromosikan potensi-potensi wisata yang ada. Hastag wonderfull Indonesia pun berkeliaran di timeline. Kementerian Pariwisata pun mulai melakukan promosi dengan mengadakan kegiatan-kegiatan pariwisata, termasuk menggandeng para influencer sosial media, termasuk dari luar negeri, yang tentunya mempunyai followers banyak di dunia maya. Seperti yang dilakukan beberapa waktu lalu, Kemenpar mengadakan Trip of Wonders dengan mengundang 25 travel blogger, photografer, adventure, lifestyle blogger dari berbagai negara, antara lain Amerika Serikat (7 orang), Inggris (5 orang), Jerman (1 orang), Prancis (4 orang), Belanda (2 orang), Afrika (1 orang), Spanyol (1 orang), Brazil (2 orang), Polandia (1 orang) dan Hungaria (1 orang). Trip of Wonders ini menjelajahi Bandung, Yogyakarta & Jawa Tengah, Raja Ampat serta Lombok.
potret pembangunan indonesia di bidang pariwisata
Saya pikir promosi seperti ini juga ada perlunya untuk memperkenalkan atau menjual pariwisata Indonesia ke dunia luar. Tetapi terkadang saya merasa iri dengan kemampuan soft selling Korea Selatan melalui drama dan filmnya. Bagaimana kita digiring untuk melihat keindahan budaya juga tempat-tempat budaya Korea, tanpa kita sadari. Ah, seandainya dunia sinematografi Indonesia bisa juga mengintegrasikan film dengan destinasi-destinasi wisata Indonesia. 
Di bidang sarana telekomunikasi, beberapa waktu lalu, saya pernah menghadiri acara lauching produk salah satu provider telekomunikasi yang berencana merampungkan pembangunan 1.000 BTS untuk meng-cover area Banten di tahun 2016. Ini merupakan program yang cukup bagus dari Kementerian Komunikasi dan Informasi, untuk bersinergi dengan Kementerian Pariwisata.
Selain pembangunan saran fisik, pemerintah juga merevisi atau membuat kebijakan-kebijakan seperti penambahan bebas visa bagi 45 negara (Peraturan Presiden No. 69/2015, Bebas Visa Kunjungan), sehingga saat ini total ada 90 negara yang bisa tinggal di Indonesia maksimal 30 hari. Peraturan baru mengenai kapal pesiar & yacht, memungkinkan kapal-kapal internasional bisa menaikan dan menurunkan penumpang di 5 pelabuhan Indonesia yaitu di Tanjung Priok, Tanjung Perak, Belawan, Soekarno Hatta, Benoa.
Tetapi Indonesia masih mempunyai catatan-catatan yang harus diperbaiki berkaitan dengan aspek safety & securityhealth and hygieneenvironment sustainability, juga infrastuktur yang memadai (ground and port infrastucture, tourist service infrastructure).
1.   Kesiapan Sumber Daya Manusia & Informasi Tempat Wisata
Di kota-kota besar, atau destinasi wisata yang sudah terkenal seperti Bali, para pelaku wisata telah sadar mengenai pentingnya pelayanan yang prima terhadap pelanggan. Prilaku menghadapi pelanggan juga kemampuan Bahasa Inggris untuk memudahkan komunikasi.
Lain halnya di daerah-daerah, di mana penduduk asli masih kesulitan untuk berkomunikasi menggunakan bahasa asing. Kemampuan berbahasa asing yang rendah menjadi kendala. Mungkin jika ada semacam program pembelajaran bahasa asing di kampung-kampung wisata akan menambah daya tarik wisatawan. 
Informasi dan petunjuk mengenai tempat wisata akan menambah nilai tersendiri. Masih terdapat tempat-tempat yang sebetulnya berpotensi untuk dijadikan tempat wisata tetapi tak jarang informasi mengenai akses sulit diperoleh,
potret pembangunan indonesia di bidang pariwisata

potret pembangunan indonesia di bidang pariwisata
2.   Health & Hygiene
Sudah menjadi rahasia umum jika masalah health dan hygiene di Indonesia ini masih memerlukan perbaikan. Terkadang masalahnya bukan karena area wisata tidak menyediakan fasilitas yang memadai, tetapi karena rendahnya kesadaran dari para pengunjung itu sendiri.
Sanitasi air bersih sering menjadi kendala. Pernah saya berada di suatu tempat wisata, dimana fasilitas MCK-nya boleh dibilang terrible! Padahal tempat itu berhasil menarik wisatawan asing untuk berkunjung ke situ. Saya sempat malu, saat antri di kamar mandi untuk buang air kecil, seorang turis asing bilang kepada saya, “It’s so dirty! No water here!”
Dan saya lihat memang air tidak keluar, pengunjung yang sudah kebelet pun tidak peduli, buang air besar tanpa disiram.
Satu hal lagi yang terkadang membuat saya agak sedikit "tersinggung", adalah saat sebagian orang asing yang saya tahu menolak untuk mencicipi makanan di pinggir jalan ataupun warung-warung makan. Mereka memang tidak bilang bahwa itu tidak sehat atau tidak bersih, tapi dari penolakan atau pun ekspresinya, tersirat, “is it hygiene?
Kementerian Pariwisata bisa bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan, pengelola wisata, pengelola wisata kuliner untuk terus mengkampanyekan mengenai health & hygiene.
3.   Kesadaran Masyarakat dalam Membantu Pelestarian Lingkungan & Cagar Budaya
Sering saya menemukan, saat berkunjung ke suatu tempat wisata, sampah-sampah terserak tidak pada tempatnya. Terkadang pengunjung tidak peduli, melempar sampah ke laut, danau ataupun tanah. Saya terkadang hanya bisa mengelus dada melihat prilaku seperti ini. Bukannya kita tidak bisa membuang sampah pada tempatnya, toh saat berada di luar negeri, kita sanggup kok turut serta menjaga kebersihan. Masalahnya kenapa jika di negeri sendiri, kita tidak peduli? Mungkin karena tidak ada ketegasan aturan seperti di Singapura, jika meludah sedikit pun kena denda.
potret pembangunan indonesia di bidang pariwisata
Belum lagi kesadaran untuk turut menjaga cagar budaya. Contoh sederhana adalah vandalisme di area cagar budaya Benteng Surosowan, Keraton Kaibon, ataupun Benteng Speelwijk di Kawasan Banten Lama. Jika kita sempat memperhatikan, banyak sekali tulisan-tulisan tidak bertanggung jawab di situ. Mereka tidak mengerti bahwa sebuah coretan bisa merusak bebatuan situs.
Saya juga pernah mendengar saat berencana mengunjungi Taman Nasional Gunung Ciremai, yang ternyata ditutup semantara karena sejak dibuka dan membludaknya animo masyarakat menyebabkan banyak tanaman yang rusak.
potret pembangunan indonesia di bidang pariwisata
Kesadaran untuk ikut serta memelihara dan melestarikan lingkungan sepertinya perlu mendapat perhatian dari pemerintah pusat maupun daerah. Pemerintah diharapkan bisa menggandeng semua elemen masyarakat untuk mengedukasi secara terus menerus dampak perilaku yang ditimbulkan. Bisa juga dengan memasang papan-papan petunjuk yang informatif di sekitar lokasi wisata atau penerapan aturan yang konsisten.
Salah satu contoh yang cukup baik adalah kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Kepurbakalaan Banten dengan acara Jelajah Cagar Budaya, mengundang para pelajar, mahasiswa dan umum sebagai bagian dari proses edukasi dan untuk menumbuhkan rasa memiliki.    
4.   Promosi Wisata
Saat ini sudah promosi wisata sudah cukup baik dilakukan. Dengan menyentuh pada pelaku sosial media untuk turut serta mempromosikan daerah tujuan wisata. Banyak orang menjadi tahu mengenai potensi wisata yang tidak kalah dibandingkan dengan wisata luar negeri. Ibaratnya, ngga perlu jauh ke Maladives, jika kita punya Pulau Derawan yang elok.
potret pembangunan indonesia di bidang pariwisata
Promosi wisata bisa dilakukan lebih gencar dengan memanfaatkan semua kanal yang ada, memberikan informasi mengenai petunjuk panduan menuju daerah tujuan wisata, akses yang dapat ditempuh, transportasi, hotel, termasuk informasi mengenai makanan halal. Semua informasi tersebut dapat dikemas secara komprehesif, sehingga memudahkan para wisatawan.
5.   Permasalahan Lahan & Pedagang Kaki Lima
Ini juga hal yang sering menjadi sengketa. Seperti halnya lahan di kawasan sekitar Banten Lama. Permasalahan ini mungkin membuat para investor atau pun pemerintah enggan untuk masuk melakukan pengelolaan, belum lagi permasalahan hak waris dari para keturunan kesultanan Banten yang menjaga peninggalan bangunan bersejarah.
Masalah pedagang kaki lima pun masih memerlukan perhatian, walaupun kini kita bisa melihat bahwa sudah ada usaha dari pemerintah untuk melakukan pengaturan para pedagang ini, dengan cara merelokasi tempat.
6.   Infrastruktur & Transportasi
Saya sendiri menyadari bahwa dalam hal infrastruktur, Indonesia masih berada di belakang. Infrastruktur yang memadai mungkin hanya di area Jakarta dan Bali, walaupun Jakarta tetap terkendala dengan kemacetan. Bali pun walaupun secara infrastruktur cukup bagus dan layak jika dibandingkan tempat wisata lainnya, transportasi umum agak sedikit lebih sulit, kita hanya bisa mengandalkan rental mobil atau taxi untuk berkeliling tujuan-tujuan wisata di Bali.
Satu hal yang saya rasakan pada saat traveling di Singapura ataupun Malaysia, mereka mempunyai infrastruktur yang sudah cukup baik, jalanan besar dan lebar, pun demikian dengan akses transportasi. Mereka mempunyai Mass Rapid Transport (MRT) dan di Malaysia terintegrasi antara MRT, KRL juga terminal bus. Pelayanan bus pun memuaskan dari segi ketepatan waktu, setiap jam ada jadwal keberangkatan, termasuk bus antar kota. Penuh maupun tidak penuh jika jadwal keberangkatan tiba, bus akan melaju. Ini kenyamanan yang jarang saya temui di Indonesia. Transportasi umum tidak bisa terlalu diandalkan, jadwal bisa molor berjam-jam lamanya karena bus harus menunggu penumpang. Saya tidak tahu sistem seperti apa yang diterapkan di negara-negara tersebut, apakah sistem penggajian supir seperti halnya Trans Jakarta, sehingga tidak ada namanya bus “ngetem” nunggu penumpang. 
Infrastruktur di wilayah Timur Indonesia juga perlu mendapat perhatian serius, agar wisatawan banyak tertarik mengunjungi daerah ini.
Indonesia Timur mempunyai potensi wisata yang eksotis. Walaupun banyak orang mengakui itu sangat indah, masih banyak yang berpikir dua kali untuk menuju daerah Indonesia Timur. Ya, bisa dibayangkan jika harga ke Indonesia Timur lumayan menguras kantong. Saat ini untuk penerbangan termurah pulang pergi Jakarta – Sorong saja sekitar Rp 3,2 juta untuk low session, masih lebih mahal dibanding tiket promo Jakarta – Osaka yang hanya Rp 2,5 juta.
Orang bilang harga transportasi ke Indonesia Timur memang mahal, karena biaya mengangkutan bahan bakar ke pelosok daerah juga memerlukan biaya. 

Tentunya hambatan-hambatan di atas bukan sebagai kelemahan, tetapi kesempatan untuk terus melakukan perbaikan. Apalagi sekarang dunia pariwisata sudah bergerak ke arah pengembangan wisata berkelanjutan atau sustainable tourism.
Pembangunan Wisata Berkelanjutan
Perkembangan pariwisata tidak dipungkiri dapat memberikan dampak positif dengan bertambahnya pembangunan infrastruktur juga bisa menciptakan lapangan kerja. Tetapi di sisi lain, menimbulkan dampak negatif, seperti halnya peningkatan kadar CO2 di udara akibat meningkatnya penggunaan transportasi, pengurangan air bersih karena pemakaian air bersih meningkat, hewan dan tumbuhan langka berkurang, kebutuhan pemakaian energi semakin meningkat, peningkatan jumlah kendaraan, juga kerusakan terumbu karang.
Dalam hal sustainable tourism atau pariwisata berkelanjutan, saat ini Indonesia menempati posisi ke-130 dari 144 negara. Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan bahwa ini adalah penilaian dunia dan memalukan, karena Indonesia dianggap tidak peka terhadap lingkungan dalam pembangunan wisata berkelanjutan.
Menteri Arief Yahya juga menyatakan Indonesia berkomitmen untuk mewujudkan pariwisata berkelanjutan ini. Kemenpar bekerjasama dengan organisasi pariwisata dunia (UNWTO), Global Sustainable Tourism Council (GSTC) yang nantinya akan menerbitkan Sustainable Tourism Certification (STC). Dimana sertifikasi ini akan dinilai melalui 4 kriteria, yaitu manajemen berkelanjutan, dampak sosial ekonomi, dampak budaya dan dampak lingkungan.
Saat ini sebagai proyek percontohan pembangunan wisata berkelanjutan, pemerintah menetapkan daerah Pangandaran, Kulon Progo dan Mandalika.
Ngomong-ngomong apa sih sustainable tourism itu? Ada yang belum tahu?
Jadi sustainable tourism itu adalah sebuah konsep mengunjungi suatu tujuan wisata atau tempat sebagai wisatawan dan berusaha untuk hanya membuat dampak positif terhadap lingkungan, masyarakat dan ekonomi.
Berat ya kelihatannya? Yup, karena konsep sustainable tourism ini bukan hanya melibatkan wisatawan ataupun instansi pemerintahan, tetapi semua stake holder, pengelola lingkungan dan masyarakat. Semua harus bekerja sama dan sadar akan pentingnya pariwisata berkelanjutan ini. Setiap orang mempunyai peranan dalam mewujudkan sustainable tourism ini.
potret pembangunan indonesia di bidang pariwisata
Pemerintah juga diharapkan bisa menggandeng para pelaku industri setempat. Saat ini, para pelaku industri ini banyak yang melakukan kegiatan CSR, diantaranya mengembangkan kawasan konservasi mangrove di area-area dekat pantai, kegiatan biodiversity dengan penanaman terumbu karang di sekitar perairan, penanaman pohon dan lain-lain. Pemerintah harus bisa merangkul dan bekerja sama secara sinergis dengan mereka, bukan malah membebani para pelaku industri dengan pungutan-pungutan yang memberatkan. Hilangkan opini bahwa pemerintah adalah mesin pemeras dengan cara melakukan kerjasama yang saling menguntungkan dengan para pelaku industri di kawasan setempat.
Dalam hal kebijaksanaan pengembangan sarana transportasi dan juga hunian untuk wisatawan, pemerintah bisa menggandeng Kementerian Sumber Daya & Energi untuk memberikan edukasi mengenai kesadaran hemat energi. Saat ini telah banyak hotel yang mengusung konsep green hotel.
Hmmm, banyak juga pekerjaan rumah yang mesti diselesaikan. By the way, yuk ah, kita juga dukung program-program pemerintah mewujudkan wisata berkelanjutan.
Apa Peranan Kita Untuk Mendukung Pemerintah Mewujudkan Pariwisata Berkelanjutan?
Nah, sementara pemerintah berkomitmen membangun pariwisata yang berkelanjutan dan melakukan program-programnya, ada baiknya kita sebagai individu, wisatawan, traveler atau pun blogger, juga ikut berkontribusi terhadap sustainable tourism. Kenapa? Karena kata Scorpion, “cause we all live under the same sun, walk under the same moon.”
Kalau bukan dari kesadaran kita sendiri untuk kelangsungan bumi demi kehidupan generasi selanjutnya, siapa yang akan peduli. Jadi, walaupun sedikit, beberapa andil yang bisa kita lakukan sebagai wisatawan yang sadar lingkungan adalah sebagai berikut:
1.     Bawa tempat sampah sendiri saat traveling untuk menampung sampah-sampah kita, dan buanglah pada tempatnya. Ngga mau dong disebut sebagai wisatawan yang ngga peduli lingkungan?
2.     Pilih makanan lokal, seperti seafood jika pergi ke daerah pantai. Mengapa? Selain membantu menggerakan roda perekonomian masyarakat setempat, kita juga berarti telah berperan serta dalam mengurang 4 – 5 % gas rumah kaca yang dihasilkan untuk membawa suatu produk ke tempat lain.
3.     Suka snorkeling? Jangan sekali-kali menyentuh terumbu karang yak, karena itu sama dengan membunuh terumbu karang. Dampaknya? Besar sekali walaupun hanya satu sentuhan tangan. Bisa menimbulkan abrasi pantai, populasi ikan berkurang, tangkapan nelayan pun berkurang jadinya.
4.     Pemuda & pemudi bisanya suka gatal deh, mengabadikan momen kebersamaan dengan cara menulis namanya di dinding atau pun pohon. Itu namanya Vandalisme. Apalagi kalau menulisnya di batuan situs cagar budaya. Please, don’t do that!
5.     Siapa yang suka bawa oleh-oleh sampai over bagasi? Ah, ngga apa, kan saya bisa bayar. Nah, mind set seperti ini harus diubah, selain kena biaya tambahan, setiap penambahan 1 Ton bagasi, pesawat memerlukan tambahan 35 kg bahan bakar/jam.
Itulah beberapa gambaran mengenai perkembangan, kendala, juga opportunity dalam perkembangan pembangunan Indonesia dalam bidang pariwisata. Semoga, pemerintah bisa mewujudkan targetnya di 2019 nanti, mencapai 15% terhadap PDB dengan nilai 275 triliun dan menciptakan kesempatan kerja 13 juta orang.  

Sumber rujukan:
1. Industri Pariwisata Indonesia, www.indonesia-investment.com/id/bisnis/industri-sektor/pariwisata/item6051
2. Paparan Deputy BPDIP, www.kemenpar.go.id

31 komentar:

  1. Pariwisata Indonesia memang sangat indah dan keren. Supaya semakin berkembang kedepannya, memang penting sekali kerjassama berbagai pihak, baik itu pemerintahan dan masyarakatnya. Di daerah tempat tinggal saya sendiri, ada tempat wisata yang banyak dikunjungi, kalau weekend dan hari besar dan liburan sekolah, itu padet banget. Tapi sayang kurang diperhatikan, terutama kebersihannya, padahal kalau di tata dengan baik akan semakin menarik, bahkan wisatawan akan semakin banyak.

    Tulisan ini bermanfaat sekali mba, keren banget. Semoga pariwisata Indonesia semakin maju ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener Mbak, belum tereksplore semua yak. Masih banyak tempat-tempat yang menunggu untuk ditemukan. Xixi. Masalah kebersihan betul Mbak, mungkin saya dan semua masih perlu meningkatkan kesadaran lingkungan. Karena kan itu balik lagi ke kita ya. Ngga sadar lingkungan ya akan berakibat banjir misalnya.

      Hapus
  2. Saya sepakat. Tulisannya mengulas sisik melik dunia pariwisata kita dengan cukup terperinci. Terimakasih mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebetulnya akhir-akhir ini saya lihat pemerintah juga gencar mempromosikan daerah-daerah wisata. Dan mereka mempunyai program-program prioritas. Ya, pasti lah yak, untuk membangung infrastruktur dan pariwisata memerlukan investasi dan iklim yang kondusif. Mudah-mudahan kita makin terus berkembang.

      Hapus
  3. Kalo bisa dimaksimalkan, pariwisata Indonesia ini pasti bikin rakyat kita sejahtera. Gereget deh. Kapan ya bisa kayak gitu. Biar rakyat gak ada lagi yang nganggur...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, saling berhubungan yak. Pariwisata berkembang, pasti akan berdampak ke pendapatan masyarakat sekitar juga membuka lapangan pekerjaan.

      Hapus
  4. Bagus sekali ulasan mbak ini. Untuk poin no 1 disini ada sebuah pulau yang dulu masih belum terjamah pemerintah tapi banyak wisatawan asing yg datang kesana. Rata2 bule mereka datang lewat Malaysia,Singapore, Thai bahkan Vietnam. Ini karena prasarana dikiranya masih kurang. Kalo segi bahasa kayaknya Ndak terlalu, meski gak bisa bahasa Inggris sedikitpun penduduknya, nyatanya dulu tempat itu lumayan rame dikunjungi asing ketimbang wisatawan lokal. Untuk wisatawan lokal nih, seringnya yang #maaf buang sampah sembarangan. Masih sedikit sadar lingkungannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah ternyata wisatawan asing malah lebih tahu lebih dahulu yak? Iya, terkadang kita mau ke suatu tempat kan harus tahu informasinya yak di sana bagaimana, harus naik apa, prasarana seperti apa. Apalagi kalau jauh. Informasi-informasi seperti ini sangat berguna bagi traveler.

      Btw, di pulau apa itu?

      Hapus
  5. Saya malah mupeng dengan jalan-jalan di Situs Banten Lamanya Mbak, haha. Duh keren banget pasti itu menjejaki situs permukiman Islam klasik terbesar di Indonesia. Dipandu langsung oleh BPCB pula, hehe.
    Kesadaran dalam mengunjungi tempat wisata memang mesti dimulai dari kita sendiri, dan kalau mau mengubah perilaku orang, harus berawal dari perilaku kita yang berubah dulu. Menurut saya sih begitu, hehe. Mungkin dengan memulai traveling dengan kendaraan umum alih-alih kendaraan pribadi ya. Kecuali buat tempat yang remote banget sehingga harus bawa kendaraan sendiri, hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebetulnya sih begitu yak. Kalau public transportation nya bagus, pasti orang juga ga sungkan untuk menggunakannya. Tapi terkadang naik umum lama di perjalanannya. Ngetem nyari penumpang, dll. Kalau bis, kereta sih mungkin ga terlalu yak, saat ini karena saya lihat di bidang transportasi kereta api banyak perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan

      Hapus
  6. emang ngeselin klo nemuin vandalisme ditempat wisata bagi saya itu kampungan bgt mba merusak sekali view yang ada :(
    btw gudluck y mba ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Entahlah, sebetulnya itu mungkin bagian dari sisi menginginkan pengakuan yak. Xixixi. Tapi tidak paham dampaknya, apalagi terhadap bangunan cagar budaya.

      Hapus
  7. Thank banget infonya mbak. Saya jadi bersemangat lagi ngeblog, karena salah satu tujuan saya ngeblog adalah ingin mempromosikan tempat-tempat wisata di Indonesia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, keren!! Semoga kita bisa terus mempromosikan pariwisata Indonesia yak. Ngeblog tentang traveling adalah salah satu cara untuk sharing informasi yang siapa tahu diperlukan oleh orang yang hendak traveling yak.

      Hapus
  8. Wow bener sekali mbak... lengkap dan sangat bermanfaat. Mudahan pemerintah terus berbenah sehingga tercipta tempat yang nyamaan tuk wisatawan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Semoga pariwisata Indonesia tetap maju yak. Dan kearifan-kearifan lokal juga bisa menjadi daya tarik untuk wisatawan lokal dan mancanegara.

      Hapus
  9. Masalah toilet umum dan tempat sampah, suka miris :(
    Bukan hanya kesediaan pemerintah, tapi juga kesadaran masyarakat pengunjung.
    Btw, foto-fotonya keren kak!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama. Kalau ingin pariwisata sukses.

      Hapus
  10. Mbak, aku share ke dinas pariwisata, ya? Ajib banget tulisannya, memang di sini perlu banyak pembenahan.

    BalasHapus
  11. Subhanallah, ini tulisannya lengkap banget mbaaa.. suka deh :)
    Semoga maju terus yaa pariwisata Indonesia :)

    BalasHapus
  12. Suka banget bacanya, super lengkap :)

    BalasHapus
  13. Bener nih.. Untuk urusan sampah sama Vandalisme itu yang paling gampang bikin saya geram. Bagus juga ide Jelajah Cagar Budaya ya.. pendekatannya apik! ^^

    BalasHapus
  14. Iya dg adanya pariwisata, perekonomian masyarat sekitar mudah2an meningkat juga ya. Entah sewain kamar penginapan, kuliner, tour guide, atau jasa ojek.

    BalasHapus
  15. suka gemes & sedih klo liat sampah & vandalism di tempat wisata :(

    BalasHapus
  16. sungguh sangat mendetail penjelasan mengenai situs banten lama dan hal-hal mengenai kendala dan upaya pemerintah khususnya yang terkait dengan pariwisatadalam menjadikan obyek dan destinasi wisata kita sebagai pendulang devisa...

    buat vandalisem. sadarlah kalian, sebelum kusadarkan pake bogem mentah

    BalasHapus
  17. ijin follow blognya, semoga berkenan folbal samablog bututku

    BalasHapus
  18. Gila yaaaa , negara kita luas dan komoditi pariwisata nya banyak + lengkap tapi total kunjungan turis nya masih kala sama sing & thai ihik ihik ihik

    BalasHapus
  19. Indonesia ini kaya budaya dan tempat wisata potensia, kalau pemerintah bisa garap semuanya bakal luar biasa bangsa ini ya mbak :D

    BalasHapus
  20. Foto2nya cakeeep... Soal pariwisata Indonesia memang seharusnya tidak kalah dari negara Asia lainnya. Tapi IMHO, kurang diperhatikan dan kebiasaan lama yg susah hilang. Begitu banyak org datang, langsung ada tukang palak bertebaran di sekitar situ yang akhirnya bikin orang males lagi ke sana.

    BalasHapus
  21. Kenapa ya bisa gitu. Padahal upaya promosi sudah gencar dilakukan. Tapi tetep aja, paling cuma Bali beserta tempat wisata-nya yang dikenal para turis.

    Apa mungkin medium 'tulisan' kurang powerful dari segi pemasaran? Kalau gitu, mungkin medium visual seperti film dokumenter, film travelling harus diperbanyak. Hehe.

    BalasHapus
  22. Sungguh luar biasa ya Indonesia kita, gak kalah bagusnya sama luar negeri. Semoga pengololaan pariwisata dalam negeri semakin lebih baik.

    BalasHapus

Terima kasih telah berkomentar. Silahkan tinggalkan jejak, ya.

Follow my media social for any update of articles
Twitter: @mandalagiri_ID
Instagram: mandalagiri_ID

 

Ads

Followers

Ads

Warung Blogger

Hijab Blogger

Kumpulan Emak Blogger

Ads

IDCorner

ID Corners

Fun Blogging

Fun Blogging

Blogger Perempuan Network

Blogger Perempuan