Backpacker Ala Gola Gong Menyusuri Jalur Sutra

Traveling Yuk!

traveling asyik gola gong
Jalur Sutra Gong Traveling - Changi
Ibarat kata, dunia ini adalah sebuah buku. Seseorang yang tidak melakukan perjalanan atau traveling, bisa dikatakan hanya membaca satu halaman. Traveling sudah dilakukan sejak jaman generasi pendahulu Islam. Ingat kisah Nabi Muhammad? Junjungan terkasih yang telah akrab dengan namanya traveling sejak waktu kecil. Atau kisah Ibn Batutah, sang pelopor perjalanan mengelilingi belahan dunia, jauh sebelum Columbus atas Vasco de Gama menyusuri benua demi benua.

Traveling bisa dilakukan dengan berbagai macam cara. Ada yang suka model ransel, ada yang suka model koper. Ada yang cinta pergi sendirian, ada yang cinta pergi berkelompok. Mana yang kamu pilih? Setiap orang tentu mempunyai pertimbangan masing-masing yak.  Mana pun yang dipilih, yang terpenting adalah bagaimana kita memaknai setiap perjalanan yang kita lalui.

Sebetulnya aku kurang begitu suka bepergian dalam suatu kelompok besar. Kenapa? Pertama, aku kurang begitu suka menunggu. Kedua, banyak orang pasti banyak keinginan. Ketiga, aku suka menikmati perjalanan dengan perenungan. Jangan heran jika seandainya dalam perjalanan, terlihat lebih banyak diam sambil memandang dari sebingkai gelas persegi yang terasang di samping tempat duduk dalam bis, kereta ataupun pesawat daripada berbincang dengan rekan seperjalanan. Di saat seperti ini, mata asyik memandang objek di luar yang seolah berlarian, telinga menangkap irama mesin yang seolah berdetak memenuhi benak kepala, sedangkan hati dan pikiran berkomunikasi.


traveling asyik gola gong
Perjalanan berdua dengan Azka
Dulu, walaupun jauh dari kata pencinta alam sejati, aku suka bertualang naik turun gunung dan perbukitan. Begini-begini juga pernah sampai puncak Gunung Ciremai dengan hanya beralaskan sepatu pantofel. Boleh dikata, aku lebih memilih ransel daripada koper. Tuntutan kehidupan...haha. Maklum zaman mahasiswa kere bintang, walaupun duit tinggal selembar di dompet, wajah tetep bersinar dong seperti bintang. Kalau diingat masa itu, rasanya makan di McD saja pada waktu itu, sudah merupakan kemewahan yang tiada tara.

Setelah menikah, suami malah keranjingan menyukai wisata alam, seperti berkemah atau mendaki bukit. Malah kebalik, walaupun kadang merindukan masa-masa naik pegunungan, tapi kalau keseringan pikir-pikir dulu deh. Entahlah, usia memang tidak bisa berbohong, berkemah didaerah pegunungan membuat tulang rasanya remuk kesakitan karena cuaca yang dingin. Rasanya sedikit berat diajak wisata-wisata seperti itu. 

Tapi aku menyadari, bahwa wisata-wisata yang seperti itu justru menurut aku lebih baik untuk perkembangan anak-anak. Sehingga mereka bisa menjadi pribadi yang mandiri. Bisa jadi pantai yang aku bosan karena kebetulan tempat kerja masih bersuasana pantai, justru membuat anak-anak senang. Atau pergi dalam kelompok wisata dengan cara backpacker, bisa jadi membuat anak-anak belajar berinteraksi dengan orang dari berbagai kalangan, latar belakang juga usia, serta belajar kehidupan dan kemandirian.

Jalur Sutra Gong Traveling 

Nah, dengan pertimbangan inilah, aku memutuskan mengikuti salah satu paket wisata yang ditawarkan Gong Traveling, yaitu melintasi "Jalur Sutra". Tujuanku, ingin mengenalkan Azka pada dunia. I want her to observe all the things during the journey and let her get new experience


traveling asyik gola gong
Selain itu, sengaja ikut rombongan supaya Azka bisa bertemu dengan banyak orang dengan berbagai macam karakter. Hoho, ternyata ngga salah pilih, rombongan yang gokil abis! Sampai Nurbek, turis asal Kazakhstan, yang kami temui di Jalur Sutra, terkagum-kagum melihat kegokilan rombongan kita, "Indonesian people is interesting and funny. Do all Indonesian like this?" 

Apa itu Jalur Sutra? Apakah ini jalur yang sama yang terkenal sebagai jalur perdagangan dari masa 2.000 tahun yang lampau, jalur yang menghubungkan dunia Timur (China) dan Barat (Eropa) melalui Asia?


Jalur Sutra yang ini adalah Jalur Sutra Gong Traveling. Salah satu jalur wisata yang terdapat pada paket wisata Gong Traveling yang melewati jalur Jakarta - Singapura - Malaka - Kuala Lumpur - Singapura - Jakarta.

Kenapa dinamakan Jalur Sutra? Sang pengelola Gong Traveling bilang, "Jaman dahulu, Jalur Sutra terkenal sebagai jalur favorit.Banyak orang melalui jalur ini, baik para pedagang, utusan kerajaan, sehingga akhirnya terkenal dengan nama Jalur Sutra. Begitu pula dengan wisata Jalur Sutra ini. Jalur Singapura - Malaka - Kuala Lumpur ini banyak diminati dan dilalui para pelancong di Asia, selain karena banyak tempat yang menarik juga biaya tidak terlalu mahal." 

Karena itulah jalur ini dinamakan "Jalur Sutra". 



Sekilas Tentang Gong Traveling

traveling asyik gola gong
Menyimak pelajaran Travel Writing, Serius tapi santai
Sama tidak dengan travel agent lainnya? Tujuan wisatanya kemana saja? Berapa biayanya? Apa kelebihan mengikuti Gong Traveling?

Mau tahu jawabannya? Simak terus tulisan berikut ya.

Ada yang belum pernah mendengar nama Gola Gong? Aku rasa, hampir seluruh orang Indonesia tahu dong namanya Gola Gong. Namanya pernah sangat begitu menggema, saat cerita Balada di Roy di luncurkan. Banyak orang yang sampai sekarang memburu buku Balada si Roy. Ingat Balada Si Roy, pasti Ingat Gol A Gong. BSR memang trademark yang melekat pada diri seorang Heri Hendrayana Haris aka Gol A Gong. 

Bersama istrinya, yang mempunyai nama pena Tias Tatanka, mendirikan Rumah Dunia di komplek Hegar Alam, Ciloang Serang Banten. Rumah Dunia ini dipersembahkan bagi setiap orang yang mendambakan perubahan. Di Rumah Dunia ada berbagai kegiatan literasi, seperti kelas menulis, teater, musikal puisi, dan lainnya. Tak jarang juga ada berbagai macam kegiatan yang dilaksanakan seperti kegiatan menunggu berbuka puasa selama bulan Ramadhan, panggung desa dan lainnya. 

Belum lama ini, Gol A Gong merintis Gong Traveling sebagai aktivitas usaha untuk menyokong kelangsungan kegiatan Rumah Dunia, komunitas baca yang dikelola Gola Gong, Tias Tatanka dan para relawan. "Traveling sambil Menulis Buku", itulah semboyan yang cocok menggambarkan Gong Traveling. Hasil tulisan peserta akan diterbitkan dalam bentuk buku ber-ISBN tanpa dipungut biaya lagi. Ibarat pepatah, sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui. Gola Gong berharap bahwa setiap orang mempunyai kisah perjalanan yang diabadikan dalam bentuk tulisan.



traveling asyik gola gong
Here I come!
Nah, ini dia salah satu kelebihan Gong Traveling. Di sini kita diajarkan bagaimana menulis kisah perjalanan dengan teknik feature juga menerbitkannya dalam bentuk buku ber-ISBN. Asyik kan?

Gola Gong juga menekankan bahwa traveling backpacker ini sekaligus sharing dan bekal bagaimana melakukan perjalanan ke luar negeri, sehingga diharapkan peserta akan termotivasi melakukan perjalanan selanjutnya berbekal perjalanan wisata ini.

Ada beberapa tujuan wisata yang dibidik Gong Traveling. Saat ini baru 3 tujuan wisata yaitu: 

  1. Xplore Singapura, biaya Rp. 2,5 juta, 3 hari 2 malam
  2. Amazing Bangkok, biaya Rp. 5 juta, 4 hari 3 malam
  3. Jalur Sutra: Singapura - Malaka - KL - Singapura, biaya Rp. 5 juta, 5 hari 4 malam.

Biaya perjalanan sendiri, untuk keseluruhan tujuan wisata di atas, sudah termasuk:

  1. Tiket PP berasuransi
  2. Airport tax
  3. Penginapan dorm-bed di pusat kota
  4. Pelatihan menulis
  5. Penerbitan buku ber-ISBN

Sedangkan pengurusan passport atas biaya sendiri. Mengenai harga dan pembuatan passport bisa dicek di tautan berikut: Cara Mudah Membuat dan Memperpanjang Passport di Imigrasi.

Makan dan minum selama di negara tujuan juga menjadi tanggungan peserta. Tapi jangan khawatir, untuk biaya makan dan minum jika bisa berhemat dan tahu triknya bisa lebih terjangkau. Begitupula dengan transportasi dalam kota. Untuk menghemat, salah satunya bisa menggunakan STP atau Singapore Tourist Pass. 

Oya, yang tertarik ikut jalur sutra, masih ada dua agenda lagi di bulan November (13 - 17 November 2015) dan bulan Desember (18 - 21 Desember 2015). Ayo, masih ada waktu untuk menabung.  

Hikmah Perjalanan

traveling asyik gola gong
Azka belajar mempersiapkan dokumen perjalanan sendiri
Banyak pelajaran yang bisa diambil selama perjalanan. Selain belajar sejarah, Azka juga bisa mengamati bagaimana kehidupan masyarakat di tempat-tempat yang berbeda. Belajar bagaimana koordinasi antar negara di perbatasan, kehidupan beragama, mengenal transportasi, berkomunikasi dengan berbagai orang yang ditemui sepanjang perjalanan dan lain sebagainya. 

Betapa senangnya saat dia mulai berani menyapa seorang bule. "Hi, my name Naylal Azka. I'm from Indonesia," masih dengan malu-malu saat di Malaka, yang kemudian semakin percaya diri ketika di Kuala Lumpur. Atau melihat betapa exciting-nya Azka ketika mencoba membeli tiket monorel di ticketing machine, dan ingin ketawa ketika dia bertanya, "Bu, di Singapura ngga ada polisi?" 


Azka juga antusias untuk belajar menjalin komunikasi dengan orang-orang yang ditemuinya, walaupun sebelumnya berbisik-bisik dulu, "bilangnya bagaimana, Bu?", dan aku hanya meng-encourage-nya supaya mencoba berbicara walaupun salah. Aku bilang, "Kaka kan sekarang sedang belajar, orang juga mengerti Kaka kalau ada kesalahan. Tidak perlu malu. Mumpung kesempatan belajar masih luas. Kalau sudah setua Ibu dan Ayah, mungkin tidak seluas kesempatan seperti yang Kaka punyai sekarang."


traveling asyik gola gong
"Two tickect for one day pass, please."
Perjalanan 5 hari melalui "Jalur Sutra", kaya akan pengalaman baru. Mulai dari melewati imigrasi Indonesia dan terbang bersama Air Asia menuju Terminal-1 Changi, melewati perbatasan Singapura di checkpoint Woodland dan perbatasan Malaysia di checkpoint Johor Bahru menggunakan moda transportasi bis, kembali dari KL Sentral menuju Singapura dengan sleeper train.
Bagaimana getting along dengan para peserta lain, bagaimana mengatasi kesulitan saat salah seorang hampir kena "cekal" di imigrasi, bagaimana mengatur keuangan, belajar menulis dan observasi, serta banyak lagi kegilaan lainnya yang memperkaya pengalaman peserta. 

Seru? Seru sekali! Ngga terlupakan keseruannya!;
Nyesel? Nyesel banget...kenapa ngga nabung dari dulu buat ikut keseruan ini!

Nah, nantikan kelanjutan sepenggal cerita yang tersisa dari Jalur Sutra ini di postingan berikutnya ya... 

Oya, untuk yang tertarik mengikuti wisata ala Gol A Gong, jalan-jalan sambil menulis buku, cek langsung yak di fanpage Gong Traveling disini atau langsung hubungi: 

Gol A Gong - Tias Tatanka
Hp: 0819-0631-1007
PIN BB: 53A348EB

9 komentar:

  1. jujur ajah...sayamah blum pernah travelingan yang jauh2 and jarang juga,,,,,bisa disimpulkan kurang piknik...heheheh

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe...senasib donk kita mbak, kurang piknik. susah nyesuain waktunya. beberapa kali set jadwal gagal melulu entah terbentur cuti, entah terbentur kerjaan, ada aja halangannya. Padahal dah searching2. Sampe kata temen mah PHP melulu. Hahaha.
      Eh, Alhamdulillah, yang sama mas Gong ini bisa ikutan pergi.

      Hapus
  2. wah sepertinya seru banget mbak...

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya seru Mbak. Banyak kejadian lucu dan mendebarkan. terutama saat di imigrasi.

      Hapus
  3. Kayaknya seru ya mba. Untuk biaya travel dari Gong Travelling sangat terjangkau. jadi pengen, tapi aku gak pernah pergi jauh-jauh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. di Gong Traveling diajarin cara ke imigrasi, beli tiket MRT, naik transportasi di sana, dll. Kalau ga salah malah suka ada diskon juga. Acaranya juga fleksibel.

      Hapus
  4. Seru banget ya, Mbak. Saya udah pernah dengar juga nih tentang jalan2 bersama Mas Gola Gong ini :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seru Mbak...boleh dicoba tuh. Kayaknya tahun ini juga ada agenda rutin Gong Traveling. Katanya sih mau buka jalur baru juga ke Taipeh.

      Hapus
  5. artikel di blog ini sangat menarik dan bagus
    terimakasih gan

    BalasHapus

Terima kasih telah berkomentar. Silahkan tinggalkan jejak, ya.

Follow my media social for any update of articles
Twitter: @mandalagiri_ID
Instagram: mandalagiri_ID

 

Ads

Followers

Ads

Warung Blogger

Hijab Blogger

Kumpulan Emak Blogger

Ads

IDCorner

ID Corners

Fun Blogging

Fun Blogging

Blogger Perempuan Network

Blogger Perempuan